Menciptakan Generasi yang Sehat, Cerdas dan Tangguh Melalui Nutrisi

Oleh Amalia 24 Feb 2012

              Seorang wanita sudah ditakdirkan menjadi seorang ibu, setelah dewasa tentunya.  Hamil adalah  proses yang fisiologis (normal) dan pasti dilewati sebelum menjadi seorang ibu.  Namun kita tidak boleh menganggap sepele mengenai hal-hal  yang berhubungan dengan kehamilan.  Karena masa  kehamilan mempunyai andil besar  dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan tangguh. Bagaimana anak kita nanti ? semua akan tergantung pada ibu yang membesarkan kita. Jadi nasib generasi penerus bangsa ada ditangan ibu.

              Sebagian besar ibu masih belum  mengerti pentingnya nutrisi sebelum, selama bahkan sesudah melahirkan. Sebelum terjadinya kehamilan perlu adanya persiapan untuk menyambut kehamilan, salah satunya melalui nutrisi. Gizi yang cukup serta asupan vitamin penting bagi ibu yang mau menyambut kehamilan, karena kita tidak tahu kapan terjadinya proses pembuahan yang nantinya akan menjadi zigot (sel telur yang sudah dibuahi).

               Selama kehamilan kebutuhan ibu akan nutrisi akan berlipat. Hampir semua ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum pada trimester awal. Ibu-ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum biasanya cenderung malas makan (karena selalu muntah), padahal pada trimester awal adalah masa pembentukan janin yang membutuhkan nutrisi yang baik, karena nutrisi yang buruk bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan  janin, berat badan lahir rendah, bahkan cacat bawaan. Tingkat intelegensi juga dipengaruhi nutrisi ibu selama hamil, bukan  hanya faktor genetik. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi seorang ibu hamil untuk memenuhi asupan nutrisi dan memeriksakan kehamilannya secara rutin. Hal ini dikarenakan selama hamil banyak sekali timbul masalah seiring jalannya kehamilan. Dengan memeriksakan diri dengan rutin kita dapat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar kehamilan dapat berjalan dengan lancar.

              Selama proses persalinan pun begitu penting nutrisi bagi ibu, karena bila samapi kekurangan energi seorang ibu bisa kekurangan tenaga untuk mengejan. Hanya karena tidak bisa mengejan bisa dilakukan operasi SC, padahal seharusnya bisa lahir secara normal. Sungguh disayangkan. Begitu pula  selama masa nifas, nutrisi yang cukup dapat membantu proses penyembuhan selama masa nifas apalagi yang mengalami robekan pada saat lahir spontan dan pada persalinan dengan Sectio Caesaria. Dari pengalaman pernah saya menemui seorang ibu muda meninggal setelah 10  hari melahirkan. Persalinan berjalan lancar, namun terjadi perdarahan setelah persalinan (HPP) akhirnya dirujuk ke rumah sakit dan berakhir dengan pengangkatan rahim. Setelah pulang dari rumah sakit ternyata dia tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan istirahatnya. Dan akhirnya berujung dengan kematian karena terlambat membawa ke rumah sakit. Sungguh ironis sekali karena dia ternyata seorang mahasiswa kesehatan begitu pula suaminya. Bagaimana nasib anaknya? Tentu dia tidak akan merasakan dekapan seorang ibu serta nikmatnya ASI. Jangan sampai hal ini terulang lagi. Untuk itu sebagai tenaga kesehatan saya tidak lelah untuk selalu memberikan sedikit pengetahuan yang saya miliki kepada siapa saja yang membutuhkan. Jangan  lelah mengabdikan diri pada masyarakat, walaupun kita tahu sangat sulit sekali memberikan pengertian terutama pada masyarakat desa yang umumnya masih berfikir kolot terhadap masalah kesehatan. Padahal kita tahu bahwa, dari ibu yang sehat dapat tercipta bayi yang sehat juga, karena nutrisi berpengaruh pada ASI yang nantinya sangat penting bagi bayi. Entah kapan program ASI ekslusif dapat berjalan di seluruh lapisan masyarakat. Yang terpenting adalah  memberikan pengertian pada masyarakat luas tentang pentingnya nutrisi. Karena sudah banyak program pemerintah misalnya pada masalah gizi buruk, JAMKESMAS, JAMPERSAL dan masih banyak lagi program lainnya di bidang kesehatan. Tapi tak dapat dipungkiri masih banyak sekali kejadian gizi buruk dan kematian ibu dan bayi di Indonesia. Semoga semua masalah dapat segera teratasi sehingga mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta tercapai Indonesia sehat 2015.