Menciptakan Hubungan Harmonis dengan Pasangan

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 Mar 2019

Sahabat NUB,

Pernikahan bukan sekadar jatuh cinta dan mengikatkan diri dalam hubungan. Pasangan halal, demikian istilah yang kerap disebut untuk menyebut pasangan yang telah menikah.

Berbeda dengan pacaran, pernikahan membutuhkan upaya lebih. Kita tidak bisa serta merta minta putus – misalnya - jika cekcok dengan pasangan karena masalah tertentu. Pernikahan bukan seperti itu.

Pernikahan adalah hal yang sakral, yang hanya bisa terjadi sekali seumur hidup dan membutuhkan komitmen jangka panjang, dan membutuhkan mental yang matang, apalagi dengan hadirnya anak-anak.

Siapa saja tentu mendambakan pernikahan yang bahagia. Kita melihat pasangan sebagai orang yang tepat pada saat kita membutuhkan. Dukungan sebenarnya dianggap sebagai bentuk cinta murni karena orang yang memberi dukungan rela melakukannya untuk pasangan dan bukan untuk diri mereka sendiri.

Kita mungkin curhat pada teman dan anggota keluarga, tetapi kita tidak akan melakukannya pada tingkat yang sama seperti dengan pasangan. Banyak hal yang tidak bisa kita ceritakan ke teman atau saudara, namun bisa dilepaskan ke pasangan, suami atau istri.

Ada banyak cara dalam mendukung pasangan, tetapi yang paling penting adalah dukungan emosional. Mengetahui bahwa kita dapat mengandalkan pasangan untuk kenyamanan, keamanan, dan saran membuat kita merasa seperti tidak menghadapi masalah sendirian. Perasaan ini meningkatan konektivitas yang makin mendalam dengan pasangan.

Namun, pria dan wanita dapat memiliki ide yang sangat berbeda terkait menjadi pasangan suportif secara emosional dan bagaimana cara menyampaikan dengan tepat.

Dalam sejumlah pernikahan, perbedaan ini dapat menyebabkan salah tafsir - yang bisa memicu munculnya perasaan tidak mendapatkan dukungan yang mereka inginkan dan butuhkan. Kondisi ini pada gilirannya dapat menumbuhkan gangguan dalam hubungan emosional.

Untuk memulai, wanita umumnya lebih nyaman memberi dan menerima dukungan emosional, dan lebih mudah bagi mereka untuk terkoneksi dengan masalah orang lain.

Dalam pernikahan, istri lebih cenderung mencari kesulitan yang dihadapi oleh suami. Wanita juga lebih baik dalam ‘membaca tanda’ ketika suami mengalami kesulitan, dan juga berada dalam posisi yang lebih baik untuk melangkah menawarkan bantuan tanpa diminta.

Perempuan juga lebih menghargai dukungan. Dan sejauh mana mereka menerimanya, akan terkait dengan bagaimana perasaan wanita itu tentang pernikahannya.

Banyak suami, di sisi lain, kurang menghargai dukungan dan tidak mudah membicarakan masalahnya. Ini bisa dipahami karena umumnya laki-laki merasa ttidak nyaman dengan diskusi seperti itu atau lebih suka menanganinya sendiri, atau mereka tidak suka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan.

Para suami umumnya kurang tanggap terhadap kesusahan orang lain, termasuk pasangan/istri, sehingga terlihat tidak peka terhadap kebutuhan pasangan. Di sisi lain, istri mungkin menganggap suami mereka tidak membantu, tidak terlibat, atau tidak peduli. Para suami mungkin bahkan tidak dapat mengidentifikasi ketika istri mengalami masalah karena pria cenderung kurang memperhatikan hal-hal seperti itu.

Beberapa istri mungkin memperburuk situasi ini dengan menyampaikan keluhan dengan cara yang keliru, misalnya lebih mengedepankan emosi. Jika suami tak mampu menangkap isyarat halus ini, bisa saja istri menafsirkan suami tidak cukup peduli padanya, padahal maksudnya tidak demikian.

Ingatlah, dukungan dalam segala bentuknya adalah timbal balik. Jika hubungan itu adil, jumlah yang diberikan kira-kira sama dengan apa yang akan kita dapatkan. Jika Anda ada saat suami membutuhkan, hal itu akan ‘terbayar’ saat Anda membutuhkan dukungan dari pasangan.

Last but not least, kita memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan pasangan. Mereka memiliki hak untuk mengharapkan itu dari kita, sama halnya seperti kita memiliki hak untuk mengharapkan dukungan dari pasangan.

Referensi

https://www.psychologytoday.com/us/blog/so-happy-together/201712/men-vs-women-and-emotional-support

https://intermountainhealthcare.org/blogs/topics/heart/2016/04/5-ways-to-build-a-support-system-among-family-members/