Mendidik Si Pemimpin Kecil Sejak Masih Dalam Kandungan

Oleh Dewi Sulistiawaty 13 Oct 2013

Sejak masih berbentuk janin dalam kandungan, seorang ibu sudah mulai mencurahkan seluruh perhatiannya demi kesehatan dan keselamatan janinnya. Semua ibu tentulah mengharapkan segala yang terbaik untuk calon buah hatinya kelak. Bahkan mungkin saat masih merencanakan kehamilannya, calon ibu sudah mulai menjelajah dan mencari-cari informasi seputar kehamilan.

Ibu mana yang tak ingin anaknya terlahir sehat baik secara fisik maupun mental. Dan kemudian tumbuh besar menjadi anak yang sehat jasmani rohani, pintar, punya kepribadian yang baik dan semua hal yang bisa membuat bangga orang tuanya.

Begitupun dengan saya. Sejak mengetahui bahwa dalam rahim saya sedang tumbuh janin yang bakal menjadi calon buah hati saya, saya yang buta informasi perihal kehamilan, sibuk mencari-cari informasi yang saya butuhkan seputar kehamilan, yaitu bagaimana cara agar calon bayi saya bisa tumbuh sehat selama masih dalam kandungan sampai tiba waktu melahirkan, bagaimana supaya ia bisa punya otak yang cerdas selama masih dalam kandungan, bagaimana cara supaya ia punya kulit yang bersih, rambut yang lebat dan hal remeh temeh lainnya :)

Selain mendapatkan informasi dan vitamin dari dokter, saya juga dapat informasi dari ibu saya, teman-teman yang sudah pengalaman dan juga menggali informasi dari majalah-majalah dan situs-situs yang banyak bertebaran di internet seputar kehamilan. Susu untuk ibu hamilpun rajin saya lahap tentu saja tidak lupa dengan mempehatikan dan mempertimbangkan asupan nutrisi yang terkandung didalamnya. Jenis-jenis makanan apa saja yang baik di konsumsi dan yang harus dikurangi ketika kehamilan menginjak Trimester I, II dan III. Mendengarkan musik klasik untuk kecerdasannya dan juga mengajak sang janin mengobrol sambil mengelus-elus perut :). Karena menurut cerita yang saya terima, mendengarkan musik klasik dan juga mengajak  berbincang-bincang sang calon buah hati bisa meningkatkan kecerdasan dan juga kedekatan perasaannya pada ibunya.

Perawatan yang telaten saya lakukan demi calon buah hati. Syukurlah, akhirnya bayi yang dinanti-nantikan lahir ke dunia dengan sehat dan selamat seperti yang kami harapkan. ASI eksklusif saya berikan pada bayi yang kami beri nama Najwa Az Zahra sampai usia 6 bulan, sampai kemudian mulai dengan MPASI. Berbagai makanan yang sehat dan bergizi yang baik bagi pertumbuhannya pun saya berikan, mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran dan juga lauk pauknya secara bertahap saya ajarkan untuk si kecil.

Hingga si kecil Najwa pun mulai bisa berinteraksi dengan lingkungannya. Ia mulai mengamati apa yang terjadi di sekitarnya, mulai meniru apa yang dilihatnya. Di saat itulah saya mulai sedikit demi sedikit mengajarkan pada Najwa hal-hal yang baik untuk di tirunya, seperti mengajarkan untuk bilang maaf, tolong dan terima kasih atau mengajarkan untuk selalu menyalami tangan orang-orang yang ditemui sambil mengucapkan salam atau mencuci tangan sebelum makan juga sikat gigi dan berdoa sebelum tidur. Atau dalam hal mengasah otaknya, saya ajarkan juga tentang warna-warna primer atau huruf dan angka. Dan alhamdulliah, Najwa dengan cepat menangkap apa yang saya ajarkan.

Menginjak usia 2 tahun, dia mulai tertarik melihat teman-teman tetangganya yang mana usianya lebih tua darinya pergi ke sekolah. Dan ia pun meminta pada saya untuk bisa sekolah juga. Melihat minatnya yang tinggi, saya masukkan Najwa ke sekolah playgroup dekat rumah. Ternyata dia memang serius mau belajar. Tentu saja ini membuat saya senang. Dia sangat senang ketika bu gurunya mulai bercerita atau mendongeng (saya sendiri juga suka mendongeng untuk Najwa sebelum tidur).

Saat itulah saya mulai mengamati Najwa punya bakat atau minat ke arah mana. Pertama dia suka bernyanyi, kemudian menari lalu suka bergaya bak model kalau di foto, namun kemudian ia mulai terlihat asyik dan serius jika sedang menggambar. Apapun yang menjadi minatnya saya coba untuk salurkan dan arahkan, seperti mengikuti lomba-lomba agar bakatnya lebih terasah dan yang terpenting adalah mengajarkannya untuk lebih berani. Jiwa berkompetisi pun mulai muncul dalam dirinya, ada semangat dan keinginan untuk menang. Dan itu terlihat jelas dari raut wajahnya ketika menang dalam suatu lomba :) Namun saya selalu menasehati Najwa, bahwa menang itu memang bagus, namun jika tidak menang kamu tidak boleh sedih karena yang penting kamu telah berani dan berusaha, masih banyak kesempatan untuk menang di lain waktu. Di sini saya mendidiknya agar bisa mengontrol emosinya dan berjiwa besar dalam menerima kekalahan jika ia kalah.

Najwa

Najwa

Saya juga mendidik Najwa untuk bisa mandiri seperti bisa makan sendiri, memakai pakaian sendiri, mandi sendiri dan sekarang saya juga ajarkan Najwa untuk bisa mengambil keputusan sendiri. Seperti ketika Najwa ada PR dari sekolah, saya beri pilihan apakah dia mau mengerjakan PR nya sepulang sekolah atau nanti malam tentu saja dengan konsekuensi kalau dia hendak mengerjakan PR nya sepulang sekolah, ia bisa bermain nanti malam atau sebaliknya.

Pernah saya bertanya pada Najwa, kalau sudah besar nanti ingin jadi apa? Najwa selalu bilang kalau ia ingin jadi dokter. Saya hanya tersenyum. Pikir saya Najwa pasti ikut-ikutan temannya. Namun ketika saya tanyakan apa alasannya ia ingin jadi dokter, dengan semangat ia mengatakan bahwa ia ingin menolong orang-orang yang sakit agar cepat sembuh, kasihan Najwa melihatnya, katanya lagi. Untuk itu hal lain yang saya tanamkan pada Najwa adalah untuk selalu menyayangi sesama, untuk menjadi dokter yang baik kamu harus belajar yang rajin, suka menolong dan menyayangi sesama, kata saya. Saya juga mengajarkan Najwa untuk selalu bisa bekerja sama atau berbagi dengan teman-temannya. Seperti berbagi mainan ataupun berbagi makanan. Menurut saya jadi apa pun Najwa kelak saya akan selalu berusaha membimbingnya dan berusaha selalu ada untuknya :)

Menanamkan sifat jujur dan juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri Najwa. Seperti jika selesai bermain ia harus mengembalikan dan merapikan kembali mainannya atau ketika pot di halaman rumah terjatuh secara tidak sengaja karena kesenggol tangannya ketika bermain dia langsung memberitahukan pada saya dan bilang ‘maaf’ dengan mimik muka bersalah.

Jadi ibu atau orang tua tidak hanya melulu rajin, telaten dan sabar saja akan tetapi juga harus pintar. Seperti anak saya yang ceriwis dan suka bertanya berbagai hal yang mengusik pikirannya. Najwa pernah menanyakan, kenapa burung punya sayap dan kita tidak punya? Kenapa bendera Inggris beda sama bendera kita?Inggris benderanya kok ada bintang-bintangnya, bendera kita tidak? Kenapa tikus dan kecoa suka yang jorok-jorok sih? Bagaimana cara bikin dedek bayi ya? dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lucu lainnya yang terkadang bikin kita bingung harus bagaimana cara menjelaskannya. Rasa keingintahuannya yang besar haruslah kita tuntaskan dengan menjawab atau menjelaskan sesuai dengan nalar dan komposisi otak seorang anak kecil. Karena jika penjelasan kita tidak masuk dalam nalar dan kemampuan otak kecilnya, si anak akan terus bertanya dan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang memuaskan baginya.

Sebenarnya membentuk anak untuk bisa menjadi anak yang baik atau punya karakter seperti pemimpin itu di mulai dari orang tua dan lingkungannya karena anak cepat sekali meniru dari orang sekitarnya, jadi apa yang kita ajarkan pada anak hendaklah diterapkan untuk diri kita juga. Tanggung jawab kitalah selaku orang tua untuk mampu membimbing anak-anak kita, mengenal karakter anak kita sehingga mampu mengenal wataknya dan dengan cara bagaimana semestinya kita mendidiknya sesuai dengan sifatnya. Untuk itu di butuhkan kesabaran yang ekstra dari orang tua khususnya ibu untuk bisa mendidik anak agar bisa menjadi pemimpin kelak!

1 Komentar

Miz Tia

16 Oct 2013 15:30

itu anaknya semua ya :) .

Dewi Sulistiawaty

17 Oct 2013 07:41

Iya Bun! Semuanya foto anak sy, kecuali utk foto yang paling atas (yang bertiga) hanya 1 anak saya bun, yang 2 lg ponakan :)