Mendidik dari Rumah

Oleh sukmadanty 19 Sep 2013

Saya sadar anak-anak terlahir dengan membawa takdirnya masing-masing, pun sebagai ibu. Saya hadir untuk mendampingi anak-anak dalam menggapai citanya. Mengapa saya (baca:Ibu)? Karena Ibu adalah sosok yang sangat dekat dengan anak, sangat disayangi, dan sangat digantungkan oleh anak semenjak ia terlahir di bumi. Maka, apa pun baik buruknya pilihan yang diambil oleh anak kelak akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana ia dididik oleh saya nantinya. Pilihan tersebut dapat berupa pendidikan formal, pekerjaan, passion, sampai pada memilih pasangan hidupnya. Ketrampilan anak dalam mengambil keputusan tentu sangat dipengaruhi oleh prinsip kepemimpinan dalam dirinya bukan? Setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya, betul sekali. Orang yang mampu memimpin dirinya pastilah ia seorang yang teguh pendirian, percaya diri, dan telah memikirkan konsekuensi pilihannya. Sekarang tinggal bagaimana saya “membentuk” anak-anak menjadi pribadi yang berjiwa kepemimpinan. Ini penting lo, sekali lagi, selain mempengaruhi sebagian besar pengambilan keputusannya dalam hidup, jiwa kepemimpinan dalam diri anak kita sekarang akan membantu Indonesia kuat dan bermartabat. Seperti slogan yang didengungkan oleh salah satu pakar pendidikan anak di Indonesia (Ayah Edy), Indonesia strong from home. Bangga betul jika anak kita menjadi salah satu batu bata kekuatan Indonesia, iya kan? Saya telah memikirkan pendidikan anak saya sejak muda, maksud

aya sejak sebelum menikah. Saya mau anak saya menjadi “orang”, yang cerdas akalnya, mulia ahlaknya, dan kuat fisiknya. Dan itulah yang selalu saya ucapkan dalam bait-bait doa. Mendidik anak dengan metode learning by doing menurut saya tidak tepat dilakukan. Mengapa? Menghadapi anak itu susah-susah gampang, makanya banyak pakar pendidikan anak yang melahirkan penelitian tentang psikologi anak kan? Atas dasar itulah saya membina diri saya sedini mungkin, mulai dari mengoleksi, melahap buku-buku tentang anak, hingga menceburkan diri langsung ke dunia anak. Beberapa tahun saya aktif menjadi instruktur sekolah rumah, mempelajari karakter anak yang begitu unik, dan berbeda dari satu anak dengan anak yang lain. Lalu apa yang saya akan lakukan dari sedikit usaha tersebut untuk anak saya?

Sekarang saya telah dikaruniai seorang anak perempuan cantik yang lahir beberapa bulan yang lalu. Saya dan suami sudah sering ngobrol tentang “masa depan” si upik ini, meskipun tidak selalu sependapat, tetapi kami sudah bersepakat bahwa tidak akan memaksakan pilihan apa pun yang akan dibuat oleh anak kami. Jikalau pun kami memiliki sebuah cita-cita atas anak kami, maka kami akan menyisipkan nilai-nilai cita kami melalui pendidikan rumah yang kami jalankan, interaksi kami, dan komunikasi yang tak ada unsur menekan sama sekali. Mengenai rencana menyiapkan pendidikan anak kami, kami suka menuliskannya di blog, berbagi ilmu dan pengalaman di dunia maya diharapkan ada feedback yang dapat saling melengkapi gaya pendidikan antar orangtua. Saya dan suami sudah memiliki blog keluarga khusus berisi tentang keluarga dan tumbuh kembang anak kami.

Hal yang paling urgent di awal pertumbuhan anak saya sekarang adalah usia emas atau golden age. Di awal kehidupan ini hal pertama yang kami lakukan tentu saja adalah stimulasi tumbuh kembang anak. Saya pahami bahwa bayi sekalipun memiliki akal yang akan berkembang baik jika diberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Tahapan stimulasi ini sudah saya lakukan, seperti melatih gerak kasar, gerak halus, sosialisasi, kemandirian, ketrampilan bicara dan bahasa. Bahkan sejak usia 2 bulan sudah saya perkenalkan dengan buku, sudah beberapa kali anak saya Olla tertidur di tengah-tengah saya mebacakan buku untuknya. Saya membacakan buku-buku dengan tema macam-macam, seperti berani meminta maaf, bekerja keras, dan berempati. Target saya saat ini bukan membuat anak saya mengerti dan memahami nilai-nilai tersebut, tetapi bonding atau ikatan di antara saya sebagai ibu dan anak saya Olla semakin kuat.

Stimulasi yang saya lakukan ini tentu akan bertambah dan berkembang seiring dengan usianya. Di usia batita saya akan membuatkan portofolio pendidikan rumah yang saya lakukan terhadapnya. Portofolio tersebut berisi jurnal perkembangan dan hasil “karya” anak. Karena nilai-nilai emosi sudah berkembang semakin kompleks di usia ini, maka memperkenalkannya terhadap nilai-nilai toleransi, simpati, empati, berbagi, dll akan membantu emosinya berjalan positif di masa depan. Seorang pemimpin yang memiliki emosi positif tentu akan dicintai dan dihormati, bukan?

Pendidikan rumah untuk balita (usia pra-sekolah) sangat penting untuk menyiapkan anak ke jenjang pendidikan formal maupun informal. Pendidikan rumah ini mencakup semua aspek, dari aspek moral, akademis (tidak begitu urgent di usia ini), hingga aspek keagamaan. Stimulasi yang dilakukan untuk usia ini semakin kompleks, rumit, tapi menarik dan menantang. Anak sudah memiliki kemauan sendiri, bahkan jika ditanya tentang cita-cita sebagian besar balita sudah mampu menjawabnya dengan percaya diri. Merekam jejak pendidikan anak dalam portofolio di usia ini masih dilakukan, selain sebagai catatan yang berguna untuk evaluasi, dapat pula dijadikan motivasi sang anak yang sudah mahir melakukan ini dan itu.

Hal yang juga tak boleh terlupakan untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang kuat adalah nutrisi dan gizi yang tercukupi. Banyak penelitian menyebutkan bahwa asupan dan pola makan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik serta kecerdasan otak anak. Maka menjadi ibu yang cermat mengolah dan memberikan makanan sehat adalah strategi ampuh untuk menciptakan anak sehat dan kuat hingga ia dewasa. Saya pun masih terus belajar tentang hal ini, terima kasih untuk akun-akun positif di dunia maya yang menyebarkan banyak ilmu pengetahuan untuk para ibu yang menginginkan kesehatan dan kecerdasan buah hatinya. Jadi, follow akun seperti” nutrisi untuk Bangsa” dan akun lainnya itu sangat bermanfaat sekali.

Peran Ibu banyak sekali ternyata ya? Memang. Banyak tetapi menyenangkan, apalagi jika melihat perkembangan buah hati yang dari hari ke hari menunjukkan hasil yang positif, sebagai Ibu hal tersebut merupakan hadiah yang lebih dari cukup untuk kerja kerasnya selama ini. Jadi, tak ada kata terlambat untuk menyadari pentingnya ilmu dan informasi bagi ibu. Jika Informasi telah didapat, segera action dan berikan yang terbaik untuk buah hati. Kita semua belajar sama-sama ya. Terima kasih.