Mengajari Si Kecil Memilah Sampah

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 18 Feb 2020

Sampah merupakan masalah yang selah tiada habisnya ya Bunda. Kita kerap dengar sampah rumah tangga yang kerap menjadi sumber pencemaran di air juga tanah. Tak jarang, sampah berakhir di lautan yang mengganggu kehidupan biota laut dan mengancam kehidupan mereka.

Sampah dapur atau sampah organik merupakan penyumbang terbanyak tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), dan hampir setengahnya bersumber dari rumah tangga. Padahal, sampah organik sebenarnya memiliki manfaat jika diolah dengan baik, salah satunya adalah untuk dibuat menjadi kompos agar dapat kita gunakan kembali sebagai pupuk alami untuk tanaman.

Kita dapat berpartisipasi mengelola sampah dimulai dari hal sederhana: Memilahnya sebelum dimanfaatkan ulang (daur ulang) atau dibuang. Pemilahan sampah ini meskipun terkesan sepele, namun besar artinya lho. Sampah yang tak terpilah bakal lebih sulit didaur ulang lantaran akan memakan biaya lebih besar, menyerap lebih banyak tenaga kerja manusia untuk memprosesnya, dan tak jarang karena bercampur dengan sampah kontaminan lain sehingga tak bisa didaur ulang sama sekali.

Bunda dapat mengajari Si Kecil untuk memilah sampah di rumah dalam upaya untuk mengalihkan sampah dari TPA dan memaksimalkan pencarian sampah yang masih bisa didaur ulang. Cara yang bisa dilakukan antara lain:

1.Siapkan dua tong sampah berbasis warna untuk mempermudah proses pemilahan.

Tong warna merah untuk menampung sampah plastik dan tong warna hijau untuk kertas.

2. Pisahkan sampah sesuai dengan jenisnya.

Tong merah untuk menampung sampah kemasan plastik: PET (botol air mineral); HDPE (seperti botol sabun cair atau tabir surya); PVC; kantong plastik, kemasan plastik); tutup botol, tempat makan dari plastik, styrofoam, dan yang lainnya (botol sabun atau krim wajah).

Langkah selanjutnya bersihkan botol air mineral, yaitu dengan memisahkan tutup botol, lingkar leher botol, dan label. Ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat proses pemilahan.

Jika memungkinkan, bisa cuci kantong plastik, kaleng, dan gelas sebelum dibuang ke dalam tong sampah. Untuk mencegah kontaminasi: jangan dicampur dengan sampah dapur.

Tong warna hijau untuk menampung kertas: karton minuman, kertas dokumen, koran, majalah, buku, katalog, tisu, struk, karton minuman susu bubuk (dupleks) amplop, kantong dan gelas kertas, kardus, kotak rokok, dan sampah berbasis kertas lainnya.

Untuk mempermudah pemilahan dan mempercepat proses pengiriman, lepas sedotan dan pipihkan karton minuman. Jangan dicampur dengan sampah organik. Prinsipnya adalah pisahkan, jangan dicampur dengan kontaminan.

Dengan menjadi lebih proaktif dan terlibat dalam proses pemilahan, kita jadi lebih bisa fokus dalam menciptakan sistem yang lebih efisien untuk menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) sampah.

Nah, dorong Si Kecil dan anggota keluarga lain untuk proaktif memilah sampah organik (sampah dapur dan kebun) dengan jenis sampah non-organik (misalnya plastik).

Referensi

https://www.planetnatural.com/composting-101/

https://compostguide.com/compost-materials/

https://eco-bali.com/say-no-food-waste/