Mengulik Manfaat Vitamin E dan Sumbernya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Feb 2021

Vitamin E termasuk salah satu jenis vitamin yang paling banyak dibicarakan sekaligus dicari di masa pandemi. Hal ini tak lepas dari sifat senyawa yang larut dalam lemak dengan sifat antioksidan yang efektif dalam melawan radikal bebas pada tubuh.

Mendapatkan vitamin E yang cukup penting untuk sistem kekebalan tubuh, kesehatan pembuluh darah, dan menjaga keremajaan kulit.Ada delapan bentuk vitamin E yang berbeda, tetapi para peneliti percaya bahwa hanya satu jenis, alpha-tocopherol, yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi manusia.

Vitamin E bisa diperoleh dari makanan.Kacang, biji-bijian, dan beberapa minyak cenderung mengandung vitamin E paling banyak per porsi. Beberapa sayuran berwarna hijau tua, buah-buahan, dan beberapa jenis makanan laut juga mengandung vitamin E. Bahkan, belakangan banyak produsen kini melengkapi sereal dengan vitamin E.

Seperti disinggung di awal, vitamin E adalah salah satu jenis antioksidan, yang artinya membantu melindungi tubuh dari radikal bebas, yaitumolekul yang sangat energik dengan elektron yang tidak terbagi. Tubuh memproduksinya secara alami selama banyak proses, seperti mengubah makanan menjadi energi.Radikal bebas juga bisa masuk ke dalam tubuh karena faktor lingkungan, seperti polusi, sinar matahari, atau asap.

Radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif, yaitu proses yang memicu kerusakan sel dan penuaan. Sejauh ini, para peneliti berpendapat bahwa stres oksidatif dan kerusakan sel berperan dalam beberapa kondisi, termasuk diabetes, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, degenerasi makula terkait usia juga katarak, hingga Penyakit Parkinson dan Alzheimer.

Para peneliti menyebutkan bahwa antioksidan[1], termasuk vitamin E, dapat membantu menetralkan radikal bebas dan efeknya dengan memberi mereka elektron dan membuatnya kurang reaktif. Penelitian menunjukkanvitamin E juga dapat meningkatkan kesehatan kulit dengan cara mengurangi kerusakan kolagen dan kerusakan akibat radikal bebas pada kulit.Selain berperan sebagai antioksidan, vitamin E juga membantu mendukung sistem kekebalan tubuh.

Juga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin E dapat meningkatkan ekspresi enzim tertentu yang memperlebar pembuluh darah. Pembuluh darah yang lebih lebar umumnya cenderung tidak mengembangkan pembekuan darah yang berbahaya.

Betapa banyak vitamin E yang perlu dikonsumsi? Dewan Makanan dan Nutrisi di Institute of Medicine dikutip MedlinePlus, merekomendasikan asupan vitamin E sebagai berikut:

Anak-anak

1 sampai 3 tahun: 6 mg / hari

4 sampai 8 tahun: 7 mg / hari

9 sampai 13 tahun: 11 mg / hari

Remaja dan dewasa

14 tahun ke atas: 15 mg / hari

Remaja dan wanita hamil: 15 mg / hari

Menyusui remaja dan wanita: 19 mg / hari

Vitamin E bisa diperoleh dari makanan secara alami, atau suplementasi. Berikut ini sumber pangan yang kaya vitamin E:

1.Minyak nabati, misalnya minyak gandum, bunga matahari, jagung, dan minyak kedelai.

2. Kacang, seperti almond, kacang tanah, dan hazelnut.

3. Biji-bijan, seperti biji bunga matahari.

4. Sayuran berdaun hijau, misalnya bayam dan brokoli.

5. Sereal sarapan yang diperkaya vitamin E seperti jus buah dan margarin.

Mengonsumsi vitamin E yang terkandung di dalam makanan[2] tidak berisiko atau berbahaya. Namun dikutip dari MedlinePlus, asupan suplemen vitamin E dosis tinggi (suplemen alfa-tokoferol) dapat meningkatkan risiko perdarahan di otak (stroke hemoragik). Laman National Institutes of Health (NIH), juga menyebutkan bahwa vitamin E dosis tinggi kemungkinan dapat meningkatkan risiko perdarahan (dengan mengurangi kemampuan darah membeku setelah terjadi luka) dan memicu perdarahan serius di otak (stroke hemoragik). Mengingat risiko ini, para ahli menyarankan level tertinggi yang dipandang aman untuk suplementasi vitamin E bagi orang dewasa adalah 1.500 IU per hari dalam bentuk vitamin E alami dan 1.000 IU per hari dalam bentuk sintetis. 1,2

Referensi

1.https://medlineplus.gov/ency/article/002406.htm

2.https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminE-Consumer/

https://www.medicalnewstoday.com/articles/324308#oils