Menyiapkan Pemimpin Masa Depan Berkualitas Mulai Dari Rumah

Oleh Ani Berta 23 Sep 2013

Menerapkan didikan agar anak menjadi generasi berkualitas yang akan sanggup menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, orang terdekat dan masyarakat kelak, saya mayoritas mengadopsi cara orang tua saya saat membesarkan saya dan adik. Pola dasar mendidik anak dilakukan orang tua saya dengan praktek langsung. Tak hanya teori dan nasihat. Dari kecil kami sudah di didik tegas namun tidak otoriter, selagi ada celah kebaikan terhadap aktivitas kami, orang tua selalu mendukung dan tetap kontrol.

Berikut sebagian ajaran orang tua kepada saya yang  akan saya adopsi  untuk mendidik anak saya :

Hubungan sosial 

Ketika ada tamu berkunjung ke rumah, saya dan adik harus berada di kamar atau ruangan lain, kami tidak boleh cari perhatian kepada tamu apalagi kalau sampai merengek dan minta ini itu. Setelah tamu pulang kami diberi tahu, bahwa cari perhatian kepada tamu adalah tidak sopan dan akan mengganggu kenyamanannya. Hal lainnya sebagai upaya melatih sikap saya dan adik dalam menjaga nama baik sendiri maupun orang lain, orang tua selalu mengajarkan jika kita memberi sesuatu kepada orang lain harus jangan sepengetahuan orang yang lainnya.

Saat kecil, sering berantem dengan teman bermain di rumah, ketika saya atau adik saya  menangis dan mengadu, bukannya dibela, malah kami diberi nasihat dan ceramah panjang lebar, tentu saja hal ini bikin kapok untuk berantem karena kalau ada apa-apa bukannya dibela malah dapat hukuman. Hal ini sangat bermanfaat ketika saya beranjak remaja dan dewasa menjadi punya rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Menjadi lebih mawas diri dan tidak egois terhadap tindakan yang dilakukan.

Adopsi kebiasaan dari orang tua, saya perluas dan kembangkan dengan menanamkan sikap untuk tidak memilih-milih dalam berteman baik di lingkungan sekolah atau rumah. Jika mempunyai sesuatu yang istimewa tidak usah dibanyak dibicarakan karena takut melukai perasaan temannya yang mungkin tak mampu memiliki barang atau apapun yang dipunyai anak saya. Sikap empati juga sering saya tekankan, agar anak saya punya kepedulian tinggi, Dengan cara memberi bekal makanan yang dilebihkan porsinya, jika temannya ada yang tak bawa bekal bisa dikasih.

Dari cara di atas akan membentuk pola pikir anak yang tahu etika, sopan santun dan sikap tanggung jawab. Juga punya rasa toleransi kepada teman-temannya. Jika sudah dewasa akan terhindar dari  sikap mencari muka tanpa prestasi. Bijaksana dalam menempatkan diri dan mampu  berbaur dengan siapapun.

Kejujuran

Hal kejujuran yang tertanam di benak saya saya sekarang adalah ketika orang tua berpesan, dalam mengerjakan apapun di sekolah harus hasil sendiri walau nilainya jelek, yang  penting hasil sendiri. Atau ketika sedang kerja di mana pun, kejujuran adalah nomor satu yang harus menjadi dasar sikap, karena ketika bekerja pun  adalah sedang mengemban amanah.

Saya menerapkan hal yang sama terhadap anak saya, sehingga anak saya tidak takut untuk jujur jika mendapat nilai yang kurang. Bukan hanya tak mau menyontek ketika di kelas juga tak mau memberi contekan kepada teman-temannya yang ingin menyontek. Kecuali jika sedang tidak ulangan atau sedang belajar kelompok anak saya mau bekerja sama. Apapun yang dilakukannya selalu terbuka sehingga dapat berkomunikasi lancar. Saya membebaskannya untuk memilih ekstrakurikuler yang disukai selagi positif dan waktunya tepat. Anak saya tidak merasa dibebani ketika saya tidak sependapat dengan keinginannya. Karena saya berusaha menjelaskan mengapa ini atau itu tidak boleh. Apapun pertanyaan anak harus dijawab dengan jelas dengan bahasa yang mudah dipahami.

Kemandirian dan Kerja Keras

Dari kelas dua SD, saya sudah diajari ibu untuk menyapu rumah atau teras, dibagi tugas dengan adik, jika saya menyapu rumah, adik menyapu teras begitu sebaliknya, kelas empat tugas bertambah, setiap selesai makan harus cuci piring. Lambat laun kebiasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya, saya dan adik merasa punya kesadaran sendiri, jika melihat rumah berantakan, merasa tidak nyaman, kami biasanya langsung bertindak membereskan.

Dengan kemandirian yang ditanamkan tersebut, terbawa sampai besar. Ketika saya terjun dalam dunia kerja, saya selalu ringan tangan. Pantang jika tanggung dalam menyelesaikan pekerjaan. Orang tua saya selalu berpesan bahwa saya harus bisa menyelesaikan pekerjaan apapun secepatnya walau waktu masih panjang. Jika waktu masih tersisa banyak, bisa mengerjakan hal lainnya lagi.

Saya selalu menanamkan sikap mandiri kepada anak dengan cara memercayakan sebagian pekerjaan rumah yang bisa dikerjakannya. Untuk urusan pelajaran pun saya suka menekankan untuk dipelajari dulu sendiri, jika benar-benar tak paham baru boleh bertanya.

Dengan penerapan sikap mandiri dan kerja keras, jika kelak menjadi pemimpin tidak akan  mengandalkan dan menuntut dilayani rakyat atau anak buahnya. Tetapi sebaliknya, sebagai pemimpin akan selalu melayani rakyatnya dengan menyerap berbagai aspirasi dan memahami kondisinya. Dan sikap kerja keras akan memaksimalkan keberhasilan seorang pemimpin dalam mengayomi rakyat atau anak buahnya.

Sikap percaya diri dan tidak berputus asa selalu ditanamkan juga bagi anak, agar segala yang ingin diungkapkannya tersalur dan tidak menjadi beban. Anak juga harus diajarkan untuk berani tampil ketika ada perlombaan baca puisi, menari atau bernyanyi. Hal ini untuk melatih keberaniannya saat mengambil keputusan  jika menjadi seorang pemimpin  kelak.

Untuk memupuk semua sikap itu, nutrisi juga sangat penting untuk menunjang proses keberhasilan anak dalam upaya menggapai cita-citanya. Agar anak menjadi pribadi yang berkualitas tak cukup hanya bekal didikan, bimbingan dan pengajaran saja. Nutrisi yang baik dan cukup akan memberikan energi serta tingkat konsentrasi penuh terhadap berbagai pelajaran yang diterima anak.

Maka, dalam menu sehari-hari saya selalu memastikan bahwa komposisi karbohidrat, protein, lemak dan vitamin cukup. Dan satu hal utama yang tak pernah absen sejak anak saya bayi hingga sekarang adalah kebiasaan minum susu setiap hari harus dilakukan. Dengan minum susu setiap hari, akan melengkapi kebutuhan nutrisi dengan efisien. Karena dalam satu gelas susu sudah mengandung vitamin dan zat-zat yang dibutuhkan untuk tubuh. Saya tak mau kehilangan periode emas si kecil untuk dapat tumbuh optimal. Makanya saya membiasakan anak untuk minum susu setiap hari disamping memberikan bimbingan sebagai upaya menyiapkan pemimpin masa depan berkualitas.