Nutrisi yang Dibutuhkan Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 08 Oct 2019

Anak yang menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) biasanya mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dan kurang optimal bila dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Hal ini disebabkan karena anak penderita PJB mengalami malnutrisi alias kekurangan kalori.

Meskipun Si Kecil cukup Air Susu Ibu (ASI) atau formula, anak dengan PJB mungkin masih mengalami kenaikan berat badan yang sangat lama, karena kalori yang mereka butuhkan juga bertambah. Karena alasan inilah anak dengan PJB harus diberikan asupan kalori yang lebih untuk “mengejar” kekurangan berat badan serta pertumbuhan yang lebih lambat.

Kondisi medis khusus seperti PJB pada anak memang mempersulit pemenuhan nutrisi yang diperlukan, sehingga apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat berujung pada gangguan pertumbuhan anak.

PJB merupakan penyakit/kelainan yang diderita anak dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Kebanyakan PJB menghambat aliran darah pada jantung dan pembuluh darah sekitarnya atau dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal dari/ke jantung.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8 – 10 bayi dari 1000 kelahiran hidup.1 PJB bisa ditandai dengan napas pendek dan cepat, sulit makan, keringat berlebih saat makan, sianosis (kulit, bibir dan kuku berwarna kebiruan).

PJB yang tidak ditangani dengan baik bisa memicu pertumbuhan buruk dan kurang nutrisi (wasting/stunting), gangguan perilaku anak, gangguan saraf, infeksi saluran pernapasan yang berulang, hingga menyebabkan kematian. Secara garis besar, malnutrisi pada anak dapat disebabkan oleh tiga hal; masukan kalori yang tidak adekuat, penyerapan dan pemanfaatan yang tidak efisien, dan/atau peningkatan kebutuhan energi/ kalori.

Masalah gizi ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak dengan PJB. Jantung mereka harus memompa lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Metabolisme tubuh juga lebih cepat dalam kondisi ini. Untuk alasan inilah anak dengan PJB membutuhkan kalori ekstra untuk mempertahankan berat badan dan tumbuh.

Anak dengan PJB kemungkinan menjadi cepat lelah karena tubuh bekerja lebih keras di bawah kondisi kelainan jantung sehingga anak mungkin tidak memiliki energi yang cukup untuk makan dengan benar. Bayi mungkin cepat lelah saat menyusu atau bahkan memilih tidur dan melewatkan jadwal menyusu. Sedangkan pada anak dengan PDB yang lebih besar cenderung menjadi pemilih makanan, mengeluh kenyang setelah beberapa gigitan, atau meminta istirahat/menolak makan.

Meskipun anak dengan membutuhkan lebih banyak kalori hanya untuk mempertahankan berat badan, ia mungkin terlalu lelah untuk makan dalam jumlah cukup. Ini ditambah dengan usus anak penderita PJB tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik (malabsorpsi) karena saluran cerna tidak mendapatkan cukup oksigen.

Karena alasan inilah, anak dengan PJB membutuhkan penatalaksanaan nutrisi yang berbeda dengan anak yang lainnya. Dengan kata lain, anak dengan PJB memerlukan asupan nutrisi yang agresif dan makanan tinggi kalori.

Pemberian nutrisi yang tepat dan pemantauan rutin menggunakan grafik pertumbuhan yang sesuai dapat membantu anak dengan PJB untuk terhindar dari kondisi serius lainnya yaitu malnutrisi dan stunting yang dapat memperburuk kesehatannya. Kunci utamanya adalah deteksi dini yang dapat menentukan penanganan yang sesuai.

Kebutuhan Nutrisi Anak dengan PJB

Dokter, perawat, dan ahli gizi dapat membantu mengembangkan rencana untuk memastikan bahwa anak dengan PJB mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Cara yang bisa dilakukan antara lain:

1.Berikan ASI dan susu berkalori tinggi

Suplemen nutrisi khusus bisa ditambahkan ke dalam susu formula atau ASI yang dipompa untuk meningkatkan jumlah kalori. Anak mungkin minum lebih sedikit tetapi masih mendapatkan kalori yang cukup untuk tumbuh. Minuman berkalori tinggi juga bisa diberikan untuk meningkatkan gizi pada anak yang lebih besar.

2. Berikan makanan dan camilan tinggi kalori

Bunda dapat menawarkan makanan bergizi dan makanan ringan untuk anak dengan PJB. Baca tabel informasi nilai gizi terutama kandungan kalorinya dengan cermat. Makanan sehat seperti sayuran mungkin tidak memiliki banyak kalori, tetapi bisa disiasati dengan menambahkan beberapa keju atau saus yang dicairkan untuk meningkatkan kalorinya.

3. Hindari memberikan makanan dengan kalori kosong

Jangan berikan makanan anak PJB yang memiliki kalori kosong, misalnya makanan dengan banyak gula dan sedikit nutrisi, seperti minuman ringan bergula, junk food, dan makanan cepat saji. Lebih baik berikan anak makanan bergizi seimbang dan tinggi kalori. Minta saran dokter, perawat, atau ahli gizi jika Bunda membutuhkan petunjuk soal makanan untuk anak PJB.

4. Bantuan tabung nasogastrik

Beberapa bayi dengan PJB kemungkinan tidak mengonsumsi kalori dalam jumlah yang cukup hanya dengan menyusu ASI atau minum susu formula. Anak-anak ini mungkin memerlukan makan tambahan menggunakan tabung nasogastrik (NG). Tabung NG ini ditempatkan di hidung bayi dan melewati perut. ASI/susu formua diberikan melalui tabung sehingga anak tak membutuhkan kerja keras untuk minum susu guna menambah berat badan.

Untuk mendapatkan tambahan nutrisi yang dibutuhkan, berikut beberapa contoh makanan yang dapat diberikan pada Si Kecil dengan PJB:

Tambahan kalori

Bunda bisa menambahkan mentega ke nasi, roti, kentang, dan sayuran yang dimasak; Tambahkan mayones ke sandwich atau salad; Oleskan selai, jeli, atau madu di roti panggang; Tambahkan buah kering ke sereal dan muffin

Tambahan protein

Oleskan selai kacang di biskuit, roti, dan buah seperti apel dan pisang; Campurkan susu ke sup, puding dan sereal; Tambahkan keju ke sandwich, saos, dan sayuran, serta tambahkan telur ke berbagai hidangan.

Sedangkan untuk menjaga kadar lemak jenuh sekaligus menjaga jumlah kalori Si Kecil agar tetap optimal, berikan yogurt, pudding dan susu/keju rendah lemak. Dengan catatan, makanan/minuman rendah lemak ini hanya direkomendasikan untuk Si Kecil yang sudah berumur lebih dari 2 tahun.

Upaya gigih dan penuh kasih sayang untuk memberi makan Si Kecil dengan PJB akan terbayar. Memberi makan Si Kecil dengan kelainan jantung harus menjadi pengalaman positif, bukan medan pertempuran. Biarkan Si Kecil memutuskan kapan dia puas.

Jika Si Kecil tidak tumbuh secara normal karena penyakit jantung, operasi jantung dapat menghasilkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, yaitu dengan cara ‘mengejar’ tinggi dan berat badannya sesuai grafik pertumbuhan. Anak-anak dengan PJB bukan tidak mungkin mencapai pertumbuhan yang memuaskan pada saat mereka mencapai usia remaja.

Jika Bunda memiliki masalah atau pertanyaan terkait pertumbuhan Si Kecil dengan PJB, jangan sungkan untuk membicarakan dengan dokter anak, ahli jantung, perawat atau ahli gizi.

Referensi

1 http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-kelainan-jantung-bawaan-pada-anak

https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/care-and-treatment-for-congenital-heart-defects/feeding-tips-for-your-baby-with-chd

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=growth-and-development-in-children-with-congenital-heart-disease-90-P01792

https://nutricia.co.id/pemberitaan-artikel/detail-news/read/pentingnya-deteksi-dini-dan-penanganan-nutrisi-pada-penyakit-jantung-bawaan/

http://www.pted.org/?id=nutritionchild2