Pentingnya Asupan Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Anak

Oleh Nutrisi Bangsa 06 Mar 2015

Sahabat nutrisi,

Asupan nutrisi di masa 1000 hari pertama kehidupan seorang anak menentukan kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dapat dikatakan bahwa masa kehamilan dan 2 tahun pertama kehidupan merupakan kesempatan untuk terhindar dari berbagai masalah tumbuh kembang dan kesehatan.

Demikian yang disampaikan oleh dokter Fiastuti Witjaksono dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.

Berbagai dampak jangka panjang dan pendek yang dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan asupan nutrisi dan pola makan yang seimbang, di antaranya adalah:

  • Perkembangan otak yang tidak maksimal akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan prestasi belajar
  • Pertumbuhan massa tubuh dan komposisi yang tidak seimbang akan mengakibatkan seorang anak gagal tumbuh atau stunning, juga akan mengurangi kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
  • Ketidakstabilan metabolisme tubuh yang akan mengakibatkan diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia lanjut.


Oleh karena itu, selain ibu harus memperhatikan asupan nutrisi pada saat kehamilan, pemberian makanan sehat pada si kecil perlu ditanamkan sejak dini dan secara rutin.

Pemberian makanan pada tahun-tahun pertama seorang anak, harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangannya, yaitu:

  • Bagi anak usia 0 - 6 bulan, ASI merupakan makanan utama.
  • Usia 6 - 12 bulan, selain ASI, anak juga sudah mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI, atau MPASI.
  • Di atas 12 bulan, anak sudah dapat diperkenalkan dengan makanan keluarga, yang dapat disesuaikan cita rasanya agar dapat dinikmati si kecil.

Menurut dr. Fiastuti, pola makan yang baik adalah tiga kali sehari yang terdiri dari sarapan, makan siang dan makan malam, serta dua atau tiga kali camilan setiap hari.

Akan tetapi, dokter Fiastuti menambahkan, pemberian camilan pada setiap anak tidaklah sama. Berat badan, merupakan hal yang harus diperhatikan. Misalnya anak yang kurus dapat diberikan tiga kali camilan, sementara anak yang gemuk cukup dua kali.

Pemilihan bahan atau makanan untuk camilan juga harus diperhatikan. Dalam hal demikian, dibutuhkan kreativitas, terutama untuk anak yang sulit makan.

Untuk anak yang berat badannya masih kurang, dapat disediakan camilan yang padat kalori seperti macaroni schotel, lontong, spagheti dengan saus sayuran. Sementara bagi anak dengan berat badan yang berlebih dapat disediakan camilan berupa buah-buahan, sayuran maupun agar-agar yang tidak terlalu manis.

Yang penting, tambah dokter Fiastuti, jajanan seperti makanan kemasan yang terdapat di pasaran, harus dihindari.