Pentingnya Social Distancing untuk Cegah Covid-19 Selama Lebaran

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 May 2020

Lebaran kali ini akan berbeda dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Dengan merebaknya pandemi Covid-19 yang belum mereda, tampaknya merayakan Lebaran sambil menjaga jarak sosial (social distancing) menjadi hal baru yang harus kita jalani.

Mungkin Si Kecil akan bingung mengapa Lebaran kali ini tidak ada ritual mudik/pulang kampung. Jika Si Kecil menanyakan mengapa Lebaran tahun ini berbeda dari yang sebelumnya, Bunda harus memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Sampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Berikan pemahaman bahwa social distancing dilakukan agar Si Kecil dan keluarga tetap aman di tengah pandemi Covid-19, tanpa menakuti mereka.

Ceritakan dengan singkat bahwa saat ini tengah berkembang wabah coronavirus di dunia, dan Indonesia tidak luput dari wabah ini. Cara terbaik untuk mengontrol penyebaran virus adalah semua orang berlatih menjaga jarak sosial dan tetap di rumah. Dengan menjaga jarak yang aman - setidaknya 2 meter - jika ada orang yang terinfeksi virus, maka ia tidak dapat menularkannya ke orang lain. Dengan cara ini, maka jumlah orang yang sakit akibat terinfeksi Covid-19 jumlahnya makin sedikit.

Berikan pemahaman ke anak bahwa dengan menjaga jarak aman berarti kita telah membantu dokter dan perawat di rumah sakit untuk bekerja optimal dalam merawat orang yang sakit akibat Covid-19.

Berikan pengertian kepada Si Kecil, dengan melakukan social distancing berarti ada sejumlah konsekuensi yang harus dijalankan, antara lain:

1.Tidak keluar rumah kecuali sangat penting. Misalnya membeli makanan, mendapatkan perawatan medis, atau membeli obat. Jika harus keluar rumah, tetap jaga jarak aman minimal 2 meter dan kenakan masker.

2. Sekolah, perkantoran, restoran, toko, bioskop, dan tempat-tempat lain di mana orang berkumpul ditutup. Sejumlah toko bahan pokok dan apotek tetap buka untuk kondisi darurat.

3. Tidak bertemu langsung dengan teman-teman.

4. Bekerja dan belajar dari rumah.

5. Tidak menggunakan transportasi umum, termasuk bus, kereta bawah tanah, taksi, dan ojek online.

Meski tidak boleh bertemu langsung, namun anak-anak tetap dapat terhubung dengan teman dan anggota keluarga besar melalui video atau aplikasi online. Lakukan silaturahim dan bermanfaat-maafan dengan kerabat melalui video call atau aplikasi online lainnya - tentu dengan pengawasan orangtua.

Agar tidak bosan, selama melakukan social distancing, rencanakan kegiatan keluarga. Berjalan kaki di sekeliling komplek (mengenakan masker) atau melakukan permainan di halaman merupakan pilihan aktivitas tanpa melakukan kontak fisik. Cobalah untuk menemukan jalan-jalan sepi atau jalan yang kurang terkenal untuk berjalan-jalan menghirup udara segar. Hindari area taman atau tempat bermain yang ramai.

Meskipun menjaga jarak sosial, namun kita masih bisa bersosialisasi, hanya dengan cara yang berbeda. Manfaatkan aplikasi media sosial dan video untuk saling mendukung, dan tertawa bersama, sekaligus mengendalikan penyabaran virus. Nah, selamat mencoba ya Bunda.

Referensi

https://kidshealth.org/en/parents/coronavirus-social-distancing.html

https://kidshealth.org/en/parents/coronavirus-how-talk-child.html?WT.ac=p-ra