Perlunya Pendidikan Gizi Bagi Ibu di Indonesia

Oleh ahmad-yunus 07 Mar 2012

 Masalah gizi merupakan masalah yang cukup pelik di negeri ini. Meskipun alam kita kaya tetapi jumlah anak penderita gizi buruk relative besar. Bahkan angka ibu hamil yang meninggal pun cukup tinggi. Ini karena kurangnya pemahaman tentang gizi.

Kurangnya pemahaman akan pemenuhan gizi dengan makanan bernutrisi ini terjadi pada sebagian besar ibu-ibu di negeri ini. Terutama ibu-ibu yang taraf ekonomi dan pendidikannya rendah. Pola pikir sebagain kita masih terjebak bahwa makan bernutrisi itu harus makanan yang mahal. Padahal, banyak juga makanan yang murah meriah tetapi bernutrisi baik seperti ikan teri, tempe, dan pohon kelor.

Disinilah terjadi kemiskinan informasi, Yang saya maksud dengan kemiskinan informasi adalah tidak terpenuhinya kebutuhan informasi seseorang tentang sesuatu hal karena tidak adanya akses terhadap informasi tersebut. Di sini orang itu menyadari bahwa ia membutuhkan informasi tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Sayangnya, tidak terpenuhinya kebutuhan akan informasi tertentu tersebut (dalam masalah yang kita bahas adalah kehamilan dan pemenuhan makanan bernutrisi) tidak disadari dampak buruknya pada kehidupan sehari-hari.

Masalah kemiskinan informasi inilah yang harus dipecahkan dengan memberikan akses informasi kepada khalayak, khususnya ibu-ibu. Karena Masalah ekonomi memang sulit untuk dinafikan, namun bisa disiasati dengan pemberian informasi yang tepat. Dengan kata lain masalah perbaikan gizi lebih kepada usaha pendidikan masyarakat. Kata pendidikan tidak perlu bersifat formal dan kaku seperti di sekolah-sekolah, tetapi bisa dengan cara yang santai tapi bisa tersampaikan dengan baik.

Nah, tugas besar menanti karena masalah perbaikan gizi dengan makanan bernutrisi adalah tugas bersama-sama. Salah satunya adalah memberikan informasi tentang makanan bernutrisi tinggi yang harganya relatief murah kepada ibu-ibu. Produknya bisa dalam bentuk penyuluhan, pembuatan brosur, film atau buku-buku yang bisa langsung diterima oleh ibi-ibu yang membutuhkan informasi tersebut. Dukungan akses informasi ini menjadi penting karena dengan pengetahuan yang didapat oleh ibu-ibu tentang makanan bernutrisi dengan harga murah adalah kemampuan ibu-ibu untuk memilih makanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan kekuatan kantongnya.

Salah satu contoh konkrit dalam mendukung akses ibu-ibu kepada Makanan Bernutrisi adalah Rumah Srikandi yang menjadi tempat pembelajaran masyarakat, khususnya ibu-ibu tentang makanan bernutrisi. Sehingga Rumah Srikandi bisa jadi role model dukungan akses informasi tentang nutrisi di garda depan. Selain itu, posyandu juga bisa didayagunakan untuk pendidikan gizi kepada ibu-ibu, terlebih jaringan yang dimilikinya juga sangat luas.