Remaja dan dehidrasi

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 03 Aug 2016

Sahabat nutrisi,

Tanpa kita sadari, kita sering mengalami dehidrasi. Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang terlalu asyik bekerja atau sering berada di ruangan-ruangan berAC.

Dehidrasi adalah kondisi tubuh yang kekurangan cairan. Hal ini ternyata terjadi pada banyak orang Indonesia, sekitar 41,6 persen mengalami dehidrasi ringan, menurut hasil survey dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Airlangga.

Temuan lainnya adalah ternyata remaja adalah kelompok umur yang paling banyak menderita dehidrasi, yaitu sebanyak 49,5 persen, disusul oleh kelompok orang dewasa sebanyak 42,5 persen

Penyebab dehidrasi ini ternyata terbanyak karena ketidaktahuan bahwa mereka harus minum sekalipun tidak merasa haus saat itu karena berada di ruang berAC, disusul kemudian karena sulit mendapatkan air minum, baik karena fisik maupun ekonomi. Padahal dehidrasi ringan juga tidak boleh diabaikan, karena dapat membahayakan.

Yang dimaksudkan dengan dehidrasi ringan adalah berkurangnya cairan tubuh hingga 1,5 persen bagi pria dan 1,2 persen bagi perempuan. Batas kekurangan cairan yang termasuk dehidrasi ringan adalah sampai 5 persen, lewat dari itu termasuk dehidrasi sedang.

Efek jangka pendek dari dehidrasi ringan di antaranya adalah:

  • Penurunan fungsi kognitif yang menyebabkan remaja mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan berpikir,
  • Mengalami gangguan emosi seperti cepat marah dan mudah tersinggung,
  • Secara fisik, remaja yang mengalami dehidrasi ringan akan merasa cepat merasa lelah.
  • Dalam jangka panjang, dehidrasi ringan dapat mengakibatkan infeksi kandung kemih dan kerusakan ginjal.

Dehidrasi terjadi karena keluarnya cairan tubuh lebih banyak dari cairan yang masuk. Cairan yang keluar dari tubuh dapat terjadi melalui beberapa cara seperti berkeringat, buang air kecil, bahkan sekedar berbicara.

Untuk terhindar dari dehidrasi, bahkan dehidrasi ringan, pastikan tubuh mendapat cairan sebanyak 2000 sampai 2500 ml per hari.