Rencana Hebat untuk Calon Pemimpin Masa Depan

Oleh A'yunin Akrimni Darojat 21 Oct 2013

The mother is the one supreme asset of national life; she is more important by far than the successful statesman, or business man, or artist, or scientist. –  Theodore Roosevelt

Ibu. Tiga susunan huruf tersebut pasti memiliki makna mendalam bagi siapapun yang mendengarnya. Dialah seseorang yang mengizinkan tinggal kita dalam rahimnya dan kemudian mengenalkan kita pada dunia. Memberikan hampir sebagian waktunya untuk kita, juga mencurahkan pikiran dan tenaga untuk anak-anaknya. Ya, wanita superhero yang sebenarnya adalah ibu.

Dengan sifat ‘superhero’ itulah seorang ibu memang pantas dilabeli sebagai orang yang berpengaruh di dunia. Dalam genggaman tangannya, akan lahir seniman, scientist, atlet, guru, bahkan seorang presiden. Dia yang menjadi kunci bagaimana karakter penerus bangsa yang selanjutnya. George Washington, seorang mantan presiden Amerika Serikat pernah berkata “Ibu adalah wanita tercantik yang pernah ada. Aku sangat berhutang pada ibu, semua keberhasilan pendidikan, moral, dan intelektual kudapatkan darinya”. Bahkan seorang presiden mengakui betapa besar kontribusi seorang ibu di dalam hidupnya. Sungguh luar biasa!

Menjadi ibu memang bukan suatu hal yang mudah. Apalagi jika kita menginginkan anak-anak kita menjadi pemimpin yang hebat. Oleh karena itulah, perlu rencana dan bekal yang cukup untuk dapat menjadi ibu yang hebat dan mampu menginspirasi anak-anaknya untuk menjadi seorang pemimpin. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu dalam mempersiapkan anak-anak calon pemimpin:

  • Memberikan nutrisi dan menjaga kesehatan anak

Calon pemimpin haruslah tumbuh dengan sehat dan prima. Tubuh yang sehat akan sangat menunjang kebebasan anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan mengeksplorasi dunia sekitarnya. Pemberian nutrisi yang seimbang juga akan mendukung perkembangan kecerdasan anak. Kekurangan maupun kelebihan nutrisi-nutrisi penting seperti protein, asam amino, vitamin, dan lemak akan mempengaruhi kinerja sistem syaraf manusia(1). Oleh karena itulah, ibu perlu memperhatikan asupan gizi anak melalui makanan dan minuman yang sehat, bahkan sejak si kecil dalam kandungan.

Selain gizi yang cukup, olaharaga dan istirahat yang adalah dua hal yang sangat penting. Olahraga dan istriahat yang cukup sangat bermanfaat untuk menghindari resiko penyakit kardiovaskular maupun obesitas serta meningkatkan sistem imun manusia(2).

  •  Menguatkan mental dan jiwa anak

 “Tidak ada yang lebih menyeramkan dari anak-anak pintar yang tumbuh jahat” (Tere Liye)

Terkadang seorang ibu hanya memperhatikan kognisi anak tanpa mempedulikan kondisi mental dan jiwa anaknya. Banyak yang mengajari anak agar jago menghitung angka-angka di atas kertas dan meraih nilai-nilai tertinggi di kelas, namun tidak mengasah kepekaan anak dalam merespon lingkungannya. Lalu, bagaimanakah  cara menguatkan mental dan jiwa anak?

Menguatkan mental anak bukan lantas mendidiknya dengan kekerasan ataupun dengan cara sering dimarahi. Menguatkan mental anak justru dilakukan dengan melakukan interaksi yang intens dan hangat, tetap memotivasi ketika anak merasa gagal, dan menuntunnya untuk selalu belajar dari semua pengalamannya. Misalnya, ketika anak menumpahkan minuman di meja, ibu tak perlu membentak dan memarahi, atau memberikan hukuman fisik. Katakan dengan lembut mengapa ia tidak boleh melakukan hal itu lalu mengajarinya bertanggung jawab dengan memintanya membersihkan apa  yang  telah ia buat. Atau ketika mengetahui anak mendapatkan nilai jelek tetapi dirinya sudah berusaha dengan baik, maka peluklah dia dengan lembut sambil berkata “Tidak apa-apa, Nak. Kamu sudah belajar untuk ujian itu. Besok lagi belajar yang lebih baik ya”. Perbuatan semacam itu mungkin sederhana, tetapi dapat memberikan motivasi pada anak untuk berbuat lebih baik di masa depan.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengasah kepekaan jiwanya. Sempatkanlah untuk mengajak anak ke tempat-tempat yang memberikan banyak makna sehingga anak mampu belajar dari sana. Misalnya, sekali-sekali ibu perlu mengajak anak ke pasar tradisional, panti asuhan, dan menonton konser anak-anak cacat. Ini akan memberikan ruang kepada anak untuk menumbuhkan rasa kemanusiaannya. Akan tetapi di sisi lain, ibu juga harus menceritakan tokoh-tokoh yang sukses, contoh orang-orang yang berprestasi, dan hasil-hasil karya yang menginspirasi dunia. Dengan begitu, anak terlecut untuk selalu melakukan yang terbaik  tanpa rasa sombong dan angkuh dalam dirinya.

  • Menjadi teladan, menjadi teman

Sebelum sibuk memperingatkan orang lain, sibuklah dalam memperbaiki diri sendiri. Kata-kata ini juga berlaku pada seorang ibu. Sebelum ibu berbicara pada anak mengenai jutaan hal kebaikan, mengingatkannya ini itu, perlu diingat bahwa ibu juga memiliki kewajiban untuk memberi contoh. Let’s take action and let them see it. Ibu merupakan figur yang dekat dengan anak. Oleh karena itulah, seorang ibu harus mampu memberikan contoh-contoh kebaikan yang dapat disaksikan secara langsung oleh anak. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan  berasal dari orang-orang terdekat lebih dapat diserap dengan lebih baik. Misalnya, ibu mengajari anak untuk jujur dengan tidak pernah membohongi anak. Bukan lantas letika ada telepon dari bos dan ibu malas mengangkat telepon, kemudian menyuruh anak untuk mengangkatnya dan mengatakan bahwa ibu sedang tidak ada di rumah. Ibu menyuruh anak belajar, tetapi dirinya sibuk menonton sinetron di televisi. Kejadian-kejadian kecil seperti itu tanpa disadari juga akan ditiru oleh anak.

Selain menjadi teladan, ibu juga memiliki peran sebagai teman. Pertemanan ibu-anak akan lebih mendekatkan jarak anak kepada ibu. Perlu disadari bahwa anak memerlukan teman untuk mendengarkan keluh kesahnya, segala suka duka ceritanya. Ibu juga perlu mengetahui ‘dunia anak’ untuk dapat menyamakan pengetahuan sehingga dapat menjalin komunikasi yang lebih baik. Dengan menjadi teman, anak tidak sungkan untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya pada ibu dan ia lebih terbuka untuk menerima nasihat-nasihat. Apabila anak memiliki teman-teman sebaya yang (mungkin) tidak cukup baik, ibu dapat menjadi seseorang yang dapat mengontrol dan mengarahkan kembali sang anak.

Itulah sekelumit uraian mengenai hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam membimbing anak-anaknya. Memang tak semudah seperti yang dikatakan dan mungkin akan banyak tantangan di dalamnya. Akan tetapi, ibu dari calon pemimpin pastilah ibu yang tak pernah lelah untuk memperjuangkan anak-anaknya demi meraih kesuksesan dengan jalan kebaikan.  

Referensi :

(1)    Nutrition and The Brain http://faculty.washington.edu/chudler/nutr.html

(2)    Sleep and Health http://healthysleep.med.harvard.edu/need-sleep/whats-in-it-for-you/health

1 Komentar

Yadi Mulyadi

22 Oct 2013 02:00

wah, sepertinya calon ibu idaman ini penulisnya.. sukses deh lombanya!