Setetes Darah Kita Untuk Menyambung Nyawa Orang Lain

Oleh Nurul Wachdiyyah 21 Dec 2014

Tahu tidak rasanya menerima transfusi darah orang lain? Utang budi. Satu tabung darah orang lain pernah masuk dalam badan ini sewaktu saya mengalami patah tulang dan pendarahan.

Jadi ketika saya melihat institusi apapun menggelar lapak acara Donor Darah di kota saya berada, hati ini langsung berujar: IKUTAAAN.

Jadi pendonor sensasinya berbeda dengan pengalaman sukarela lainnya. Jarum dimasukan ke nadi darah di sekitar tangan. Darah disedot sebanyak 350 CC dalam waktu 5 - 10 menit. Kalau ngeri dengan jarum suntiknya, saya pun sama takutnya. Tidak usah melihat prosesnya. Tutup mata, lihat pemandangan yang lain saja sambil tarik nafas dalam-dalam secara perlahan.

Jadi pendonor memberi perspektif berbeda. Seperti sedekah, hanya saja ada sesuatu yang lebih, perasaan berarti sebagai manusia. Tidak ada rasa lain sebaik perasaan setelah donor darah untuk pertama kalinya.

Untuk saya, donor darah ibarat membalas utang budi. Membalas kebaikan dengan kebaikan. Kebaikan adalah warisan yang ingin saya tinggalkan untuk anak, cucu, cicit saya.

That’s why, mari kita datangi PMI terdekat, mari kita kunjungi organisasi yang mengadakan acara donor darah. Darah kita bisa menolong banyak ibu yang melahirkan dan mengalami pendarahan atau siapa saja. Kita tidak pernah tahu untuk siapa, yang pasti setetes darah kita dapat menyambung nyawa orang lain.