Teman, Pengalaman, Pengetahuan, Pemandangan, dan Makanan dari #JelajahGizi Kep. Seribu

Oleh Nesa Tasya Asmarany 09 Jun 2013

A thousand islands as known as Kepulauan Seribu emang udah menjadi buah bibir masyarakat Jakarta beberapa tahun belakangan ini. Terkenal dengan keindahan pantainya yang asri dan belum tercemar (jangan sampe), tiap tahun makin banyak wisatawan domestic dan mancanegara yang berkunjung ke Kep. Seribu. Pulau-Pulau seperti Pulau Putri, Pramuka, Pari, Tidung dan Untung Jawa biasanya dijadikan tempat tujuan untuk sekedar bercanda gurau dipinggir pantai maupun untuk memancing dan snorkeling. Gak sedikit juga yang memutuskan untuk menetap sehari sampai satu minggu di Pulau-Pulau tersebut.

Weekend kemarin saya berkesempatan mengunjungi Kep. Seribu lagi yeaay! Tapi kali ini saya gak bayar guys alias gratis, dikarenakan saya terpilih menjadi salah satu dari 10 Penjelajah Gizi hasil sortir dari ratusan kontestan lain dengan artikel-artikel menarik mereka. How lucky I am! #JelajahGizi adalah nama acaranya dan mempunyai tagline Ayo Melek Gizi! Sesuai nama dan tagline acaranya, seluruh peserta harus mengeksplore seberapa cukup kah gizi yang di dapat oleh masyarakat Kep. Seribu.

Feel so excited, saya pun bersedia menyisihkan beberapa sisa hari cuti saya dan bolos kuliah hari sabtu demi #JelajahGizi 2013 ini. Then, berangkatlah rombongan ketje yang terdiri dari 10 blogger a.k.a Penjelajah Gizi including saya, tim Sari Husada, tim media, tim agensi, dan teman-teman lain yang ikut berpartisipasi. Sekedar info, tujuan destinasi kita di Kep. Seribu terdiri dari 6 Pulau yaitu Pulau Pari, Lancang, Putri, Harapan, Pramuka, dan Nusa Keramba.

Day 1 – (Marina – P. Pari – P. Lancang – P. Putri)

Kamis, 30 Mei 2013 tak seperti hari kamis biasa yang biasanya saya habiskan untuk bekerja mengais rezeki demi sesuap nasi, hari ini saya akan berangkat ke Kep. Seribu. Masih menerka-nerka akan tinggal dimana saya di sana, apakah tinggal di homestay (rumah warga setempat) atau di tenda. Dengan judul acaranya yang bernama #JelajahGizi saya berpikir akan menjalani kehidupan 3 hari ini seperti penjelajah yang tidur beralas tanah dan beratap langit. Ternyata eh ternyata, sangat jauh dari dugaan dan tentunya lebih mengasyikan.

Kep. Seribu here we come!!… Dari Marina, Ancol, kunjungan pertama kami adalah Pulau Pari. Selama perjalanan, kami diberitahukan many-things-you-should-know tentang Kep. Seribu oleh Bapak Aris yang wajahnya 11-12 dengan Pak Bondan. Beliau memang sudah tahu betul dan kenal luar dalam all about Kep. Seribu. Dari beliau, saya pun baru mengetahui bahwa jumlah Pulau di Kep. Seribu itu 104 bukan seribu. Sering disebut seribu karena nenek moyang kita dahulu mengidentikkan banyak dengan seribu. Jadi karena Pulaunya banyak disebutnya seribu. Bisa bisa~

Pak Bondan eh Pak Aris (by @nesatasyaa)

Kami sampai di Pulau Pari kira-kira pukul 10.40 pagi. Sesampainya di sana jujur saya tidak terkaget-kaget akan keindahan Pulau karena memang sebelumnya saya sudah pernah berkunjung kesana (sombong). Pulau Pari masih seperti tahun lalu saat saya ke sana, indah dan terjaga kebersihannya. Setelah turun dari kapal ke dermaga Pulau Pari, kami disambut oleh Bapak Lurah Pulau Pari Bapak Astawan. Di sana, kami seperti rombongan girl band yang ditunggu-tunggu kehadirannya, aih terharunya saya.

Setelah sambutan beberapa patah kata dari Bapak Lurah Pulau Pari kami pun diajak berkeliling Pulau menggunakan sepeda dengan tujuan pertama pusat budidaya rumput laut. Pulau Pari membudayakan penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utama Pulau, cocok sekali dijadikan tujuan wisata untuk kalian yang benci polusi. Setelah ngos-ngosan sampailah kita di tempat budidaya. Demi tuhan saya baru tau Pulau Pari adalah salah satu Pulau di Kep. Seribu yang menjadikan budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian utama penduduknya. Keren! Penjelasan demi penjelasan mengenai rumput laut diuntaikan bapak nelayan rumput laut yang maaf saya lupa namanya. Beliau menjelaskan tentang bagaimana menanam rumput laut, jumlah panennya, dan bisa dijadikan apa saja rumput laut tersebut. untuk lebih lengkapnya baca artikel saya tentang Rumput Laut di sini.

Rumput Laut (by @nesatasyaa)

Saya dan rumput laut (by @nengbiker)

Hari mulai terik semangat saya yang tadi terik jadi gak terik lagi karena rasa lapar yang menggelayut di perut. Sesungguhnya 2 buah dodol rumput laut tidak bisa memberikan asupan makanan yang cukup untuk para penghuni perut saya. Untunglah saya berada di Pulau Pari tempat dimana pemandangan dijadikan suguhan utama melebihi makanan, so sejenak saya bisa melupakan lapar saya, dengan foto-foto bersama teman-teman baru saya hehe, it’s wokehlah.

Berpose bersama Kakak @nengbiker biker merangkap blogger dari Malang. (doc pribadi taken by @rusabawean)

Di dekat area penjemuran Rumput Laut, P. Pari (by @nesatasyaa)

After that, kita sepedaan lagi menuju *jreng jreng* Pantai Pasir Perawan tempat makan siang kita, yehey! Sampai di P3 (singkatan Pantai Pasir Perawan) kita gak langsung makan tapi melihat demo masak Salad Rumput Laut Ikan Baronang bareng Chef Opik dan Ibu-Ibu penduduk Pulau Pari. Dengan semangat saya menonton demo masak bukan karena Chefnya bukan karena Ibu-Ibu Pulau Parinya tapi karena makanan yang dimasaknya. Acara demo masak-masak berakhir riweh, banyak yang mau nyobain ternyata ckck.

Senyuman maut Chef Opik *salahfokus (by NUB)

Time for lunch! Lunch dipinggir pantay sambil ngobrol-ngobrol santay, pengalaman yang tak terlupakan bray. Melihat keindahan P3 yang berpasir putih, berlangit cerah, berlaut biru, nyangka gak sih masih ada tempat seasri ini di Jakarta. Nyatanya pantai di Jakarta ga selalu identik dengan pantai Ancol aja kawan. P3 cocok untuk jadi tempat berguling-gulingan warga Jakarta yang mumet sama macetnya Sudirman dkk.

Nyom-nyom :9 (by NUB)

Seperti layaknya masyarakat nomaden, kita ga terus-terusan menetap di Pulau Pari, masih ada 2 Pulau yang harus dikunjungi hari ini yaitu Pulau Lancang dan Pulau Putri (penginapan kita nih). Langsung lah kita meluncur ke Pulau Lancang yang gak jauh dari Pulau Pari. Bersyukurlah gak jauh jadi saya ga perlu minum antimo lagi :’)

Pemandangan laut hijau-biru seperti halnya Pulau Pari disuguhkan lagi oleh Pulau Lancang. Mayoritas mata pencaharian masyarakat di sini sebagai produsen berbagai macam teri dan nelayan rajungan, cocok sekali dijadikan destinasi jelajah kuliner. Berlimpahnya teri dan rajungan di sini membuat saya berpikir kenapa nama Pulaunya bukan Terajungan (Teri-Rajungan) saja, nama Terajungan kan bisa mendeskripsikan Pulau yang kaya akan Teri dan Rajungan, tapi yasudahlah sudah suratan takdir. Setelah puas melihat pemandangan Pulau Lancang, berfoto dengan Pemda setempat dan makan teri + rajungan, rombongan mulai merapat ke dermaga untuk berangkat menuju tujuan akhir yaitu Pulau Putri.

Ikan Teri yang sudah matang (by NUB)

Rajungan jantan dan betina (by NUB)

Foto bareng Lurah Pulau Pari di Pulau Lancang (by NUB)

Pulau Putri, Pulau resort dengan luas kira-kira 8 hectare ini menjadi tempat bermalam saya dan teman-teman lainnya. Berbeda dengan Pulau Lancang dan Pulau Pari, di sini kami tidak disambut dengan Pemda setempat tapi di sambut dengan biawak setempat hahaha.

Biawak penghuni Pulau Putri (by @nengbiker)

Day 2 – (P. Putri – P. Harapan – P. Pramuka – P. Putri)

Pagi yang cerah berawan di Pulau Putri menyapa saya dan rombongan lain. Udara yang adem-adem ngantuk ga menyurutkan semangat saya untuk melihat sunrise. Dan cuss lah saya ke pantai, bberapa menit ngiter-ngiter ternyata temen-temen belum ada yang sadar dari tidur ckckc. Gak lama saya melihat Pak Prof. Ahmad yang sedang nungguin ikan Pari. Aaakh finally bertemu manusia pagi ini :D then, saya kuliah subuh bareng Prof. Ahmad, bahasannya mengenai biota-biota laut dan kandungan gizinya. Wih jadi berasa lebih pinter deh, ga salah SKSD (sok kenal sok deket) sama Pak Prof.

Sunrise di P. Putri, kereeen (by @nesatasyaa)

Tangannya Prof. Ahmad Sulaeman dan undur-undur yang tertangkap basah sedang jalan mundur di pinggir pantai (by @nesatasyaa)

Woot woot let’s go for “gizi” adventureeee~~ Perjalanan hari kedua ini seharusnya dimulai dengan mengunjungi Pulau Pramuka tetapi karena cuaca yang tidak mendukung, kami banting setir menuju Pulau Harapan, iya Pulau Harapan. Pulau Harapan bukan lah tempat untuk semedi berharap sesuatu tetapi tempat untuk sembunyi dari hiruk pikuk keriuhan kota. Sesuai Harapan, Pulau Harapan indah dan penduduknya ramah. Saat saya menyendiri untuk berfoto-foto, ada satu bapak yang mendekati dan menjelaskan tentang kemajuan Pemda Pulau Harapan dalam membangun Pulaunya seperti sekarang. Penilaian saya memang Pemda setempat sudah melakukan yang terbaik untuk rakyatnya dengan buanyaknya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan fasilitas yang disediakan. Keren keren.

Pose dulu di Pulau Harapan (by NUB)

Saya di Di Pulau Harapan kami hanya singgah untuk mendengar presentasi Bapak Lurah tentang Kelurahan Pulau Harapan dan demo masak (lagi) bareng Chef Opik dan Ibu-Ibu Pulau Harapan. Excited banget deh nontonnya eh nunggu makanannya mateng. Tidak terlalu lama, selesai lah sudah agenda di Pulau Harapan. Saat ingin menaiki kapal, terkejut saya melihat ada bolang asal Pulau Harapan yang lihai mencari-cari koin pemberian pengunjung di dasar laut. Lucu sekaligus membahayakan nih guys, don’t try this at home or at Muara Angke ya :*

The Changcuters waktu muda (by @nesatasyaa)

Sarapan di Pulau Putri, nyemil di Pulau Harapan dan lunch di Pulau Pramuka yeah kami sudah seperti anak gaul Pulau (agalau) selama 3 hari ini. Setelah lunch di Pulau Pramuka, kami tak langsung pulang ke Pulau Putri tetapi harus mengikuti kontes masak dengan jurinya ialah Chef Opik! Acaranya bernama Amazing Race Nutrition Hunt, so kita akan memasak Sate Gepuk khas Kepulauan Seribu, terbuat dari Ikan Tongkol yang kaya omega 3. Meski gak tau apa-apa tentang si Sate tapi tim saya Tim Cherrybelle eh Tim C pede aja yang penting have fun wae lah, walhasil kita Juara 3 dari 4 kelompok sodara-sodara, bangga deh :’). Sangat seru, menguras tenaga, menguras makanan yang saya makan tadi, dan menimbulkan ngos-ngosan yang luar biasa. Kompetisi ini berhasil menurunkan bobot tubuh saya sekitar 1 kg dalam waktu beberapa jam saja, amajing! Cobain yuk!

Amazing Race Nutrition Hunt,  games seruh yang bikin lemak luruh *halah (by NUB)

Kembali ke #JelajahGizi, agenda hari ini diakhiri dengan sunset catching. Menaiki boat dari Pulau Putri kita mengitari Kep. Seribu berame-rame bareng rombongan lain untuk mengejar matahari terbenam. Meski sempet kecewa sunsetnya ketutup kabut tapi kita mendapatkan yang lebih kewrens dari sunset, katanya sih namanya mega, nih kita foto bareng mega, orang-orang dan pemandangannya keren banget, pas syekali dijadiin bahan pameran buat temen-temen di Jakarta hahaha.

Kekece-an kami dan si mega B) (by NUB)

Day 3 – (P. Putri – P. Nusa Keramba – Marina)

Hari ini adalah hari yang paling tidak diinginkan dari mayoritas peserta, especially yang jomblo karena ga ada yang ngangenin dan mau jadi apa pulang nanti malem minggu pasti cuma nonton Tukang Bubur Naik Haji di rumah (bukan curhat). Hari ini kita pulang guys! Tujuan akhir kita ialah Pulau Nusa Keramba, inget ya Nusa Keramba bukan Nusa Kambangan! Sebelum cuss sebenarnya ada kegiatan di luar agenda yaitu snorkeling tapi apa daya emang belum rezeki, hujan mengguyur Pulau Putri. Snorkeling batal! So habis sarapan kita langsung bergegas ke Pulau Nusa Keramba, sebelum bergegas saya tak lupa say goodbye ke biawak setempat yang sudah menemani kami selama 3 hari menetap, bila ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi, bila umurku panjang boleh lah kita jumpa lagi bi… biawak :’)

Snorkeling area Pulau Putri (by @nesatasyaa)

Heading to the last destination, Pulau Nusa Keramba. Agenda kita di sini hanya makan dan pengumuman pemenang-pemenang kuis, live tweet, peserta, teraktif, terseru, ternista, lalu foto-foto sambil penutupan. Di sini tak ada sambutan dari pemda setempat (ngarep), tapi ada satu yang membuat saya tertarik dengan Pulau ini. Hiuuu! Ya hiu, cinta banget saya sama hiu finally bertemu langsung meski ga boleh nyebur guys, it’s okelah fotoin aja dari jauh.

Di dalamnya ada hiu, cuma ga keliatan (by @nesatasyaa)

Kapal nelayan di P. Nusa Keramba (by @nesatasyaa)

Ini Pak Arif dan Bu Yeni bersama pemenang Live Tweet (by NUB)

Yak  usai sudah perjalanan menyenangkan dan penuh kenangan, #JelajahGizi 2 2013. Dengan mengikuti #JelajahGizi kali ini saya menyadari bahwa penduduk Kep. Seribu mendapatkan gizi yang lebih baik dari pada saya. Dengan dominan pangannya adalah hasil laut yang kaya protein dan bergizi tinggi beda sama saya yang sering makan junk food di resto fast food. Keseimbangan lemak yang dikonsumsi juga dapat dikontrol dengan baik melalui pengkonsumsian rumput laut yang mengandung serat. Pantesan saya tak melihat nelayan yang bertubuh gempal di sini (seriyus).

Beribu terimakasih untuk semua yang berpartisipasi khususnya untuk Nutrisi Untuk Bangsa, Sari Husada. Terimakasih sudah membuat saya mendapatkan Teman, Pengalaman, Pengetahuan, Pemandangan, dan Makanan dari Kep. Seribu. :D Keep in touch untuk teman-teman blogger @nengbiker @travelafazr @multimehdia @rusabawean @harrismaul @iqbal_kautsar @sihar_deanova @andyputera @adhistwd

Sampai jumpa lain waktu, berharap semoga NUB ngadain reuni #JelajahGizi aminn!

Anyway thanks for reading my article you guys, hope you like, byee :D

N.B : Thanks to Nutrisi Untuk Bangsa and @nengbiker for the nice pictures :3 

3 Komentar

Nesa Tasya Asmarany

10 Jun 2013 15:13

mau kaaaaa, makasih yaa :))

Nesa Tasya Asmarany

10 Jun 2013 09:11

maklum mba paskibra wanna be :3 eeeeeh kok tampilannya jadi gitu ya, fotonya jadi ga rapih kok ya pft pftt

Nutrisi Bangsa

10 Jun 2013 14:23

Mau diedit kak? nanti diubah ke draft

nengbiker

10 Jun 2013 08:47

posemu masih tetep tegap seperti mau upacara ya nes :))