Terkait Genetik, Apakah Alergi Selalu Diturunkan?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Apr 2019

Sahabat NUB,

Kecenderungan untuk mengembangkan alergi seringkali turun temurun, yang berarti dapat diwariskan melalui gen dari orangtua ke anak.

Ilmuwan elah menemukan beberapa gen yang diduga berkaitan erat dengan alergi. Data juga menunjukkan bahwa risiko alergi anak meningkat sekitar 2-4 kali lipat pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi. Risiko alergi anak diketahui lebih tinggi apabila ibu atau kedua orangtuanya memiliki alergi. Tetapi hanya karena ayah, bunda atau salah satu anak mengalami alergi, tidak berarti semua anak pasti akan mendapatkannya.

Apakah alergi anak akan sama dengan orangtuanya? Ternyata tidak. Yang diturunkan hanyalah risiko atau kemungkinan alergi, bukan jenis alerginya. Artinya, jika orangtua memiliki alergi, anak kemungkinan akan memiliki peluang alergi yang lebih tinggi, namun jenis alergi yang dimiliki dapat berbeda antara anak dan orangtua

Genetika memainkan peran besar dalam peluang seseorang untuk mengalami gejala alergi, kata Michael Mardiney, MD, seorang ahli alergi di Mercy Medical Center di Baltimore. Dalam sejarah alergi, selalu ada hubungan keluarga, yang berarti banyak orang dalam satu keluarga alergi.

Ada banyak jenis alergi, mulai alergi musiman (juga disebut hay fever) hingga reaksi parah terhadap produk kacang dan makanan lainnya, lazim disebut anafilaksis. Riwayat keluarga – dalam hal ini gen alergi -bisa sama-sama berpengaruh pada semuanya.

Seseorang yang memiliki reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu hal ini terjadi karena tubuh membuat bentuk aktif imunoglobulin E (IgE), sebuah antibodi yang bergerak ke sel-sel menyebabkan mereka melepaskan bahan kimia tertentu. Zat kimia inilah yang menyebabkan gejala alergi.

Di sisi lain, orang yang tidak alergi mungkin masih menghasilkan IgE sebagai respons terhadap alergen tertentu, tetapi responsnya mungkin tidak cukup kuat untuk menghasilkan gejala dalam tubuh.

Perlu diingat, bahwa riwayat keluarga tidak selalu merupakan alat pemrediksi yang sepenuhnya dapat diandalkan dalam menentukan apakah atau kapan seseorang akan mengalami alergi pada masa kanak-kanak atau dewasa.

Lingkungan adalah variabel lain, karena iklim dan makanan yang tersedia sangat bervariasi di berbagai wilayah di dunia. Mereka yang tinggal di Gurun Sahara, dan tidak ada serbuk sari dan tidak ada kacang, reaksi alergi mungkin tidak terungkap karena pemicunya tidak tersedia, atau paparan alergi tidak cukup untuk mendorong untuk terjadi reaksi.

Jika alergi disebabkan oleh bentuk aktif IgE, lalu apa yang membuat sebagian orang memproduksi IgE aktif? Pertanyaan itu telah menjadi subjek penelitian ilmiah dan setidaknya satu studi, yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, telah menemukan produksi IgE aktif mungkin disebabkan oleh varian tertentu dari antigen leukosit manusia, atau gen HLA.

Gen-gen itu adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, tetapi bentuk-bentuk tertentu dari gen dapat menyebabkan tubuh memiliki reaksi alergi terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.

Sebuah studi dari Munich, Jerman, menemukan perkembangan eksim (salah satu alergi kulit), terkait dengan mutasi kromosom spesifik dalam tubuh. Studi lebih lanjut tentang “gen alergi” dan bagaimana gen-gen ini mempengaruhi alergi orang dewasa dan alergi anak-anak suatu hari nanti dapat memberikan para ahli kemampuan untuk secara akurat memprediksi perkembangan alergi, meski sejauh ini belum sampai di sana.

Butuh lebih banyak penelitian untuk menguak misteri alergi dan menemukan solusinya ya Bunda.

Referensi

https://www.everydayhealth.com/allergy/allergies-and-your-genes.aspx

https://kidshealth.org/en/parents/allergy.html