Tips Agar Si Kecil Menghabiskan Makanannya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2019

“Habiskan makanannya. Nanti nasinya nangis lho kalau nggak dihabiskan…”

Itu mungkin bujukan yang kerap Bunda ucapkan ke Si Kecil agar dia mau menghabiskan isi piringnya. Bunda sudah mengetahui bahwa ketahanan pangan penting diwujudkan untuk menghindari kelaparan bagi penduduk di dunia. Salah satu cara untuk menghindari makanan sisa yang berakhir di tempat sampah, bisa kita lakukan dari rumah.

Umumnya anak-anak masih berpikiran terbuka, sehingga apabila orangtua menanamkan pentingnya menghormati pangan (mengambil secukupnya dan habiskan) dia akan membawa dan bahkan menularkan kebiasaan baik ke orang-orang terdekatnya, juga teman-temannya.

Ada fakta menarik yang disampaikan Organisasi Pangan Dunia (FAO) terkait dengan food waste. Sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi di dunia untuk konsumsi manusia setiap tahun - sekitar 1,3 miliar ton - hilang atau terbuang sia-sia. Kerugian pangan akibat makanan yang terbuang itu mencapai US$680 miliar di negara industri dan US$310 miliar di negara berkembang.1

Data FAO menyebut, buah-buahan dan sayuran, ditambah akar dan umbi-umbian memiliki tingkat pemborosan tertinggi dari setiap makanan. Limbah pangan kuantitatif global per tahun kira-kira 30% untuk sereal, 40-50% untuk tanaman akar, buah-buahan dan sayuran, 20% untuk biji minyak, daging dan susu ditambah 35% untuk ikan. Jumlah makanan yang hilang atau terbuang setiap tahun setara dengan lebih dari setengah panen sereal tahunan dunia (2,3 miliar ton pada 2009/2010). Luar biasa bukan Bun? Dan sungguh sangat disayangkan, makanan sebanyak itu terbuang sia-sia.

Mengajari Si Kecil untuk menghabiskan isi piringnya merupakan salah satu kebiasaan baik yang perlu ditanamkan sejak dini. Sikap menghargai dan menghormati pangan memang disarankan ditanamkan sejak dini, agar di usia dewasa anak akan memiliki sikap yang sama. Bayangkan, dengan menghemat 1 butir nasi setiap orang dilakukan dengan jumlah penduduk Indonesia - katakanlah 267 juta jiwa – maka ada 267 juta butir nasi. Bayangkan jika setiap orang membuang 1 butir nasi, ada 267 juta butir nasi yang berakhir di tempat sampah. Hal yang sama berlaku untuk makanan lain, seperti sayur, buah dan lauk pauk.

Lantas, bagaimana cara mengajari Si Kecil agar ia mau menghabiskan isi piringnya? Bunda bisa melakukan sejumlah cara berikut ini:

1.Kontrol porsi makan

Aspek terpenting dari upaya menanamkan perilaku makan sehat adalah kontrol porsi dan mengurangi jumlah lemak dan gula yang dimakan atau diminum Si Kecil. Cara sederhana untuk mengurangi asupan lemak dalam makanan anak dan meningkatkan berat badan yang sehat antara lain konsumsi produk susu rendah lemak/tanpa lemak, makan uanggas tanpa kulit, daging tanpa lemak, konsumsi gandum dan sereal dan makan camilan sehat (buah dan sayur).

2. Rencanakan menu makan

Daripada mendikte makanan yang akan disantap, lebih baik ajak anak merencanakan menu makan sesuai seleranya namun Bunda masih dapat mengontrol nilai gizinya. Latihan ini akan membantu Si Kecil belajar bagaimana membuat pilihan makanan sehat. Tinggalkan pilihan yang tidak sehat seperti keripik, soda, dan jus yang ditambahkan gula.

3. Makan perlahan

Dorong Si Kecil makan perlahan. Anak dapat mendeteksi rasa lapar dan kenyang yang lebih baik ketika mereka makan dengan lambat. Sebelum menawarkan bantuan atau porsi kedua, tunggulah setidaknya 15 menit untuk melihat apakah anak benar-benar masih lapar. Ini akan memberi otak waktu untuk mengenali rasa kenyang. Jika Si Kecil masih lapar dan minta nambah, pastikan porsi kedua lebih kecil daripada yang pertama – dan perbanyak dengan sayuran.

4. Biasakan makan bersama

Jadikan makan bersama keluarga sebagai agenda rutin dan menyenangkan diselingi dengan percakapan dan berbagi. Makan keluarga bukanlah waktu untuk memarahi atau berdebat. Jika waktu makan tidak menyenangkan, anak-anak biasanya akan makan lebih cepat agar bisa selekasnya meninggalkan meja makan.

5. Ngemil sehat

Makan camilan terus menerus memang dapat menyebabkan makan berlebihan, tetapi kudapan yang direncanakan pada waktu tertentu di siang hari dapat menjadi bagian dari pola makan gizi seimbang yang tidak merusak nafsu makan anak pada waktu jam makan utama. Batasi makanan penutup untuk akhir pekan.

6. Cukup minum air

Dorong anak-anak untuk minum lebih banyak air agar cukup terhidrasi. Terlalu banyak mengonsumsi minuman manis dan soda dikaitkan dengan meningkatnya angka obesitas pada anak-anak. Dorong anak minum air putih tanpa pemanis.

7. Jadilah panutan

Agar anak mau menghabiskan makanannya, orangtua harus memberi contoh. Jika Bunda kerap melakukan diet atau memiliki kebiasaan makan yang tidak menentu, anak-anak akan tumbuh dengan berpikir bahwa perilaku seperti ini normal. Lebih baik berikan Si Kecil contoh ‘ambil porsi secukupnya dan habiskan’.

Referensi

1 http://www.fao.org/save-food/resources/keyfindings/en/

https://www.webmd.com/children/kids-healthy-eating-habits#1

https://www.parents.com/kids/nutrition/healthy-eating/get-your-kids-to-eat-better/