Waspadai 6 Komplikasi pada Bayi Prematur

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 15 Nov 2018

Bayi yang terlahir prematur tidak hanya berukuran lebih kecil daripada bayi pada umumnya, namun mereka juga dapat memiliki berbagai masalah fisik dan perkembangan.

Bayi yang lahir prematur kurang dari usia kehamilan 28 minggu, memiliki risiko komplikasi tertinggi untuk beberapa penyakit, seperti cerebral palsy; ADHD (hiperaktif); gangguan kecemasan; serta masalah penglihatan, pendengaran, dan pencernaan. Mereka juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi dan merupakan yang paling berisiko untuk sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Meski beberapa bayi prematur memiliki komplikasi medis yang serius atau masalah kesehatan jangka panjang, banyak juga yang menjalani hidup sehat yang normal. Dengan perkembangan teknologi kedokteran, bayi prematur mampu bertahan hidup meski dillahirkan di usia kehamilan awal.

Sejumlah faktor turut menentukan keberhasilan perawatan bayi prematur, antara lain program perawatan terpadu keluarga, tata laksana nutrisi, metode kontak kulit ke kulit (Perawatan Metode Kanguru), serta upaya untuk mengurangi jumlah infeksi pada bayi prematur.

Meskipun teknologi kedokteran untuk merawat bayi prematur makin maju, komplikasi pada bayi prematur masih bisa terjadi. Sejumlah komplikasi yang mungkin timbul pada bayi prematur berikut perawatan yang mungkin diberikan untuknya:

  1. Jaundice

Jaundice atau kulit kuning yang paling umum di antara bayi prematur adalah jenis fisiologis. Dalam kondisi ini, hati tidak dapat membersihkan bilirubin tubuh. Zat ini diproduksi selama pemecahan normal sel darah merah. Akibatnya, bilirubin terakumulasi dalam darah bayi dan menyebar ke jaringan. Karena bilirubin berwarna kekuningan, kulit bayi akan terlihat kekuning-kuningan.

Jaundice biasanya bukan masalah serius. Namun, jika kadar bilirubin terlalu tinggi, dapat menyebabkan toksisitas bilirubin. Substansi ini dapat menumpuk di otak dan menyebabkan kerusakan otak.

Perawatan

Pengobatan standar untuk jaundice adalah fototerapi, yaitu menempatkan bayi di bawah cahaya terang. Cahaya akan membantu memecah bilirubin menjadi zat yang dapat dihilangkan dengan mudah oleh tubuh.

Biasanya fototerapi diperlukan selama kurang dari seminggu. Setelah itu, apabila hati sudah cukup ‘matang’ organ ini dapat menyingkirkan bilirubin dengan sendirinya.

2. Masalah ginjal

Ginjal bayi biasanya cepat matang setelah lahir, tetapi bisa muncul masalah dalam menyeimbangkan cairan tubuh, garam, dan limbah selama empat sampai lima hari pertama kehidupan. Hal ini terutama terjadi pada bayi yang lahirdengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

Perawatan

Perawatan dasar yang paling umum adalah pembatasan cairan dan asupan garam. Ginjal yang belum ‘matang’ biasanya akan membaik dan memiliki fungsi normal dalam beberapa hari.

3. Infeksi

Bayi prematur dapat mengembangkan infeksi di hampir semua bagian tubuhnya. Ia dapat mengalami infeksi saat berada di rahi, kelahiran melalui saluran genital, hingga setelah lahir termasuk hari atau minggu di ruang perawatan intensif (NICU).

Infeksi pada bayi prematur lebih sulit diobati karena dua alasan:

Bayi prematur memiliki sistem kekebalan yang kurang berkembang dan antibodi lebih sedikit dari ibu disbanding bayi yang lahir cukup bulan. Sistem kekebalan dan antibodi adalah pertahanan utama tubuh terhadap infeksi.

Alasan kedua, bayi prematur sering memerlukan sejumlah prosedur medis, termasuk penyisipan saluran intravena (IV), kateter, dan tabung endotrakeal dan mungkin bantuan dari ventilator. Setiap kali prosedur dilakukan, ada peluang bagi bakteri, virus, atau jamur masuk ke dalam sistem bayi.

Perawatan

Jika ada tanda-tanda infeksi, si Kecil dapat diobati dengan antibiotik, cairan intravena, oksigen, atau ventilasi mekanik (bantuan dari mesin pernapasan). Meskipun beberapa infeksi dapat menjadi serius, sebagian besar bayi merespon dengan baik terhadap perawatan, termasuk antibiotik jika infeksinya adalah bakteri. Semakin dini bayi dirawat, semakin baik kemungkinan berhasil melawan infeksi.

4. Gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan pada bayi prematur disebabkan oleh sistem pernapasan yang belum sempurna, sehingga organ ini tidak tidak dapat mengembang dan berkontraksi secara normal. Ini meningkatkan risiko bayi untuk mengalami sindrom gangguan pernapasan.

Beberapa bayi prematur juga mengalami apnea dan mengalami jeda dalam napas yang berlangsung setidaknya selama 20 detik.

Perawatan

Meski berada di ventilator untuk jangka waktu yang lama mungkin dapat melukai paru-paru bayi, namun dukungan untuk menerima terapi oksigen lanjutantetap dibutuhkan.

5. Masalah jantung

Kondisi jantung paling umum yang mempengaruhi bayi prematur disebut patent ductus arteriosus (PDA). Duktus arteriosus adalah pembukaan antara dua pembuluh darah utama jantung. Pada bayi prematur, duktus arteriosus dapat tetap terbuka bukannya menutup seperti seharusnya segera setelah lahir. Jika ini terjadi maka bisa menyebabkan darah ekstra dipompa melalui paru-paru di awal kehidupan bayi. Imbasnya, cairan bisa menumpuk di paru-paru, dan gagal jantung bisa berkembang.

Perawatan

Bayi dapat diobati dengan obat yang membuat duktus arteriosus untuk menutup. Jika duktus arteriosus tetap terbuka dan bergejala, operasi untuk menutup saluran mungkin diperlukan.

6. Gangguan perkembangan otak

Gangguan di otak juga bisa terjadi pada bayi prematur. Beberapa bayi prematur mengalami perdarahan intraventrikular di organ ini. Perdarahan ringan biasanya tidak menyebabkan cedera otak permanen. Namun, perdarahan berat dapat menyebabkan cedera otak permanen dan menyebabkan cairan menumpuk di otak. Untuk perdarahan yang parah dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan motorik bayi.

Perawatan

Perawatan untuk masalah otak bisa menggunakan obat-obatan hingga operasi, tergantung pada tingkat keparahannya.

Komplikasi jangka panjang

Beberapa komplikasi kelahiran prematur bersifat jangka pendek dan bisa dituntaskan. Namun ada komplikasi jangka panjang yang sifatnya permanen, misalnya cerebral palsy (gangguan gerakan yang memengaruhi tonus otot, koordinasi otot, gerakan, dan keseimbangan), masalah penglihatan, gangguan pendengaran (membuat bayi tuli), masalah gigi, gangguan perilaku dan fungsi kognitif yang tidak berkembang dengan baik.

Selain itu, bayi prematur memiliki risiko lebih besar untuk masalah kesehatan kronis. Mereka lebih rentan terhadap infeksi, dan mungkin mengalami masalah asma atau kesulitan makan. Ada juga peningkatan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) di antara bayi prematur.

Bunda perlu tahu, bayi yang terlahir prematur mungkin tidak memenuhi pertumbuhan atau tonggak perkembangan dengan laju yang sama seperti bayi yang lahir cukup bulan. Namun ini hal yang normal. Bayi prematur biasanya mengejar ‘ketertinggalan’ jangka panjang secara bertahap pada usia dua tahun.

Memang sejumlah komplikasi kelahiran prematur tidak dapat dicegah. Namun, unit perawatan intensif neonatal atau NICU dapat membantu mengatasi halini.

Jadi jika Bunda memiliki bayi terlahir prematur, tetap semangat ya!

Referensi:

http://www.who.int/features/qa/preterm_health_challenges/en/

https://www.healthline.com/health/pregnancy/premature-baby-complications#outlook