Waspadai Tuberkulosis pada Anak dan Cari Tahu Solusinya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Mar 2021

Setiap 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia. Penyakit ini tergolong menular, tidak hanya menginfeksi orang dewasa, namun juga anak-anak. TB adalah infeksi kronis (kronis) yang disebabkan oleh bakteri, yang umumnya menginfeksi paru, namun juga bisa berdampak ke organ lain seperti ginjal, tulang belakang, bahkan otak.

TB disebabkan oleh bakteri. Menurut American Academy of Pediatrics (AA), bakteri penyebab TB yang paling umum adalah Mycobacterium tuberculosis, Banyak anak yang terinfeksi bakteri itu tidak pernah mengembangkan TB aktif dan tetap dalam stadium TB laten.

Perlu diingat, anak bisa mengalami infeksi TB laten, yang terjadi ketika ia memiliki bakteri TB dalam tubuhnya, tetapi tidak menunjukkan gejala. Sistem kekebalan anak yang terinfeksi menyebabkan bakteri TB menjadi tidak aktif. Bagi kebanyakan orang yang terinfeksi, TB akan laten seumur hidup. Anak ini akan memiliki tes kulit positif tetapi rontgen dada normal. Dalam kondisi ini, diaa tidak dapat menyebarkan infeksi ke orang lain.

Apabila anak memiliki tanda dan gejala infeksi aktif, memiliki tes kulit positif dan rontgen dada positif, maka ia dapat menyebarkan penyakit TB ke orang lain jika tidak diobati.

Faktor Risiko dan Penyebaran

Dikutip dari British Lung Foundation, bakteri TB menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa. Seorang anak biasanya tidak terinfeksi kecuali dia telah berulang kali kontak dengan bakteri melalui penderita TB aktif. Yang perlu diingat, kecil kemungkinan TB menyebar melalui barang-barang pribadi, seperti pakaian, tempat tidur, cangkir, peralatan makan, toilet, atau barang lain yang pernah disentuh oleh penderita. Memastikan aliran udara yang baik adalah cara terpenting untuk mencegah penyebaran TB.

Menurut AAP, anak-anak yang berusia kurang dari sepuluh tahun dengan TB paru jarang menulari orang lain, karena mereka cenderung memiliki sangat sedikit bakteri dalam sekresi lendirnya dan juga mengalami batuk yang relatif tidak efektif. Untungnya, kebanyakan anak yang terkena TB tidak jatuh sakit. Ketika bakteri mencapai paru, sistem kekebalan tubuh menyerang mereka dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Anak-anak ini telah mengembangkan infeksi tanpa gejala yang hanya ditunjukkan oleh tes kulit yang positif. Namun demikian, anak yang bebas gejala tetap harus dirawat untuk mencegah terjadinya penyakit aktif.

TB dapat tumbuh dan menyebabkan penyakit aktif pada anak dengan sistem kekebalan yang lemah.Anak-anak yang rentan dengan kondisi ini misalnya mengidap penyakit yang melemahkan kekebalan tubuh (HIV), menyandang diabetes melitus, atau sedang dirawat dengan obat yang bisa melemahkan sistem kekebalan, seperti kortikosteroid atau kemoterapi.

Gejala infeksi TB dapat muncul sedikit berbeda pada setiap anak, dan bergantung pada usia anak. Gejala TB aktif yang paling umum pada anak kecil antara lain demam, turun berat badan, pertumbuhan terhambat/buruk, batuk, menggigil, serta pembengkakan kelenjar.

Sedangkan gejala TB aktif yang paling umum pada remaja mencakup batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, nyeri dada, ada darah di dahak, lemah/mudah lelah, pembengkakan kelenjar, demam, berkeringat di malam hari, menggigil. turun berat badan, disertai penurunan nafsu makan.

AAP menekankan, pada sejumlah kecil anak (kebanyakan mereka yang berusia kurang dari empat tahun), infeksi tuberkulosis dapat menyebar melalui aliran darah, mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penyakit ini membutuhkan perawatan yang jauh lebih rumit, dan semakin dini dimulai, semakin baik hasilnya. Anak-anak ini memiliki risiko yang jauh lebih besar terkena tuberkulosis meningitis, suatu bentuk penyakit berbahaya yang mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat.

Perawatan dan Pencegahan

Perawatan TB pada anak termasuk tinggal di rumah sakit jangka pendek untuk dirawat dengan obat-obatan. Dikutip dari laman University of Rochester Medical Center Rochester, New York - TB diobati dengan kombinasi antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. Untuk TB laten, anak diberikan obat isoniazid selama 6 sampai 12 bulan (anak lain mungkin mendapatkan pengobatan yang lebih singkat). Anak dengan TB laten mungkin butuh antibiotik, tetapi menggunakan dosis yang lebih rendah untuk waktu yang lebih singkat.

American Academy of Pediatrics menambahkan, pada kasus TB aktif, anak dapat meminum 3 sampai 4 obat selama 6 bulan atau lebih guna memastikan obatnya bekerja. Penting untuk memastikan bahwa mereka meminum antibiotik sepenuhnya, meskipun tampaknya membaik. Menghentikan pengobatan lebih awal dapat memungkinkan bakteri TB muncul kembali.

Anak-anak yang didiagnosis dengan TB aktif biasanya tidak menular. Namun demikian sebaiknya anak dijauhkan dari sekolah/kerumunan hingga dokter/ahli medis mengatakan mereka tidak menularkan penyakit (biasanya setelah dua minggu pengobatan antibiotik untuk TB).

British Lung Foundation menyarankan orangtua dan anggota keluarga dapat mencegah penyebaran infeksi TB dengan sejumlah cara, misalnya mendorong setiap orang untuk mencuci tangan secara teratur, membuang tisu bekas dalam kantong plastik tertutup, serta menjaga jendela tetap terbuka di rumah agar sirkulasi udara lancar.

Imunisasi BCG

Jika tidak diobati, TB dapat tertidur selama bertahun-tahun, hanya muncul ke permukaan selama masa remaja, kehamilan, atau kemudian dewasa. Pada saat itu, tidak hanya individu tersebut menjadi cukup sakit, tetapi dia juga dapat menyebarkan infeksi kepada orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan tes TB pada anak jika ia melakukan kontak dekat dengan orang dewasa yang mengidap penyakit tersebut dan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan memadai untuknya jika hasil tesnya positif.

Untuk meminimalkan risiko infeksi TB, orangtua dianjurkan untuk memberikan imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) kepada anak. Imunisasi ini penting diberikan pada anak-anak, bahkan termasuk salah satu imunisasi wajib untuk bayi. Dikutip dari laman NHS, imunisasi BCG juga dapat bekerja lebih efektif bila diberikan pada bayi segera setelah ia lahir sampai berusia dua bulan. Imunisasi ini dapat memberikan perlindungan yang efektif 70–80 persen terhadap bentuk TB yang paling parah, seperti meningitis TB pada anak.

Waktu terbaik untuk memberikan imunisasi BCG pada anak adalah segera setelah ia lahir sampai usia enam bulan, tetapi anak bisa mendapatkan imunisasi kapan saja hingga usia 5 tahun. Namun, bila orangtua baru ingin memberikan imunisasi BCG setelah bayi berusia 3 bulan lebih, maka Si Kecil perlu menjalani tes tuberkulin terlebih dahulu. Tes tuberkulin (tes Mantoux) dilakukan dengan cara menyuntikkan protein kuman TB (antigen) pada lapisan kulit lengan atas. Bila bayi sudah pernah terpapar kuman TB, kulitnya akan bereaksi terhadap antigen. Reaksi yang terjadi pada kulit biasanya berupa benjolan merah di area penyuntikan.

Imunisasi BCG hanya perlu diberikan satu kali seumur hidup, melalui suntikan yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis. Di dalam vaksin tersebut, terdapat sejumlah kecil bakteri TB yang sudah dilemahkan yang akan merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk melawan bakteri TB nantinya.

Referensi

https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P02548

https://www.blf.org.uk/support-for-you/tb-in-children

https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/chest-lungs/Pages/Tuberculosis.aspx

https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/bcg-tuberculosis-tb-vaccine/