kesehatan reproduksi

Oleh Agus Si-Embek 26 Jan 2012

Seorang manusia mempunyai kemampuan bereproduksi, tentunya harus melibatkan seorang pria dan wanita. Dimana keduanya mempunyai organ reproduksi yang berbeda dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Organ reproduksi yang telah terbentuk sejak dalam rahim dan ditentukan jenisnya pada saat fertilisasi melalui gen yang membawa chromosom tertentu.

Proses reproduksi ini akan berlangsung sesuai dengan fungsi organ lain yang saling mempengaruhi, sehingga masing – masing organ tersebut mempunyai timbal balik yang seimbang apabila masih dalam keadaan fisiologik.

Seorang pria mempunyai kemampuan bereproduksi berbeda dengan wanita, dimana pria akan menghasilkan sperma mulai dewasa hingga menjelang akhir hayat. Tetapi wanita hanya mempunyai keterbatasan yang hanya sampai pada periode menopause. Wanita juga mempunyai masa subur yang terbatas, sehingga dalam membahas masalah masalah sIstem reproduksi perlu diketahui bagaimana fungsi organ – organ reproduksi secara jelas. Hal ini erat kaitannya dengan hubungan seksual yang menyangkut organ tersebut. Seorang wanita mempunyai peran atau fungsi yang lebih banyak, yaitu hamil, melahirkan dan kemudian menyusui.

Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk tetap bereproduksi, namun dalam jumlah yang terbatas dan tentunya harus berkualitas, serta bertanggung jawab dalam kehidupannya sebagai insan serta warga negara yang baik.

Organ Reproduksi dan Fungsinya :

A. PRIA :
1. Alat kelamin bagian luar
2. Alat kelamin bagian dalam
Ad. 1. Organ reproduksi pria yang tampak dari luar yaitu :
• Penis, berbentuk bulat panjang yang berubah besarnya saat aktifitas seksual. Bagian dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan serabut saraf. Ditengahnya terdapat saluran air kemih dan juga sebagai saluran cairan sperma yang disebut uretra.
• Skrotum, terdapat dua buah kanan dan kiri, berbentuk bulat, tampak luar berupa kulit yang berkerut dan ditumbuhi rambut pubis.
Ad. 2. Alat kelamin bagian dalam meliputi :
• Testis, Jumlahnya dua buah, merupakan isi skrotum, yang terdiri dari saluran kecil – kecil membentuk anyaman, sebagai tempat pembentukan sel spermatozoa.
• Vas-deferens, dua buah, ini merupakan saluran yang membawa sel spermatozoa.
• Kelenjar prostat, satu buah menghasilkan cairan kental yang fungsinya untuk memberi makanan sel spermoatozoa, serta enzim – enzim.
• Kelenjar vesikula seminalis, satu buah, juga menghasilkan cairan untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama – sama cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.
Fungsi organ reproduksi pria :
Organ tersebut mulai berfungsi sebagai system reproduksi dimulai saat akil balig sekitar usia 11-14 tahun dengan ditandai keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya. Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel – sel Interstital Leyding dalam testis. Keadaan ini dibawah perintah organ yang berada diotak, yaitu : kelenjar hipofisa dan juga hipothalamus. Pada aktifias seksual, organ tersebut akan bekerja sesuai dengan rangsang yang diperoleh. Bila dilakukan dengan pasangan sampai tingkat coitus, maka penis berpenetrasi masuk kedalam vagina dan berakhir dengan keluarnya semen.

Cairan semen dihasilkan kira-kira 3-5 cc setiap ejakulasi, yang didalamnya terdapat sel spermatozoa 35 juta – 100 juta, dengan berbagai sifatnya, misalnya motilitasnya, bentuknya, kecepatan dan arah berjalan, kemampuan penetrasi, dll. Hormon ini akan mempengaruhi tanda kelamin sekunder, misalnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar, suara parau, otot-otot membesar, dll.

Aktifitas seksual :
Dimulai adanya rangsangan fisik (diraba) atau psikis (membaca, membayangkan, menonton) yang mengakibatkan perubahan bentuk organ kelamin.
Ada beberapa fase :
- ereksi
- lubrikasi
- emisi
- orgamus – ejakulasi
Faktor yang berpengaruh :
- organic (saraf, pembuluh darah, hormonal, usia)
- psikis/ emosi/ suasana lingkungan

B. WANITA
Organ reproduksi yang tampak dari luar :
1. Vulva
2. Labia Majora dan Rambut Pubis
3. Payudara dan Papila Mamae
Organ reproduksi bagian dalam :
1. Labia Minora : merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris, ini identik dengan penis sewaktu masa perkembangan janin, yang kemudian mengalami atrofi. Dibagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih saja.
2. Hymen, merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisitasnya, berlubang teratur ditengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Hymen akan sobek dan hilang setelah wanita berhubungan seksual (coitus) atau setelah melahirkan.
3. Vagina, berupa tabung bulat memanjang terdiri otot-otot melingkar yang di kanan kirinya terdapat kelenjar ( Bartolini ) menghasilkan cairan, sebagai pelumas waktu aktifitas seksual.
4. Uterus (Rahim) , berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya mengecil dan berakhir sebagai leher rahim/ cerviks uteri. Terdiri dari lapisan otot tebal, sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin, dinding sebelah dalam selalu mengelupas sewaktu menstruasi.
5. Tuba uterina/ saluran di sebelah kanan dan kiri uterus, untuk lewat sel telur/ ovum.
6. Ovarium, dua buah dan merupakan kelenjar yang menghasilkan sel telur dan menghasilkan hormon estrogen dan progesterone.
7. Payudara/ kelenjar mamae, yang berfungsi saat laktasi.
Fungsi Organ : Organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat akil baliq yang ditandai menstruasi pertama kali ( Menarche ) pada usia 10-14 tahun dan itu sangat bervariasi. Saat itu kelenjar hipofisa mulai berpengaruh, kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah dalam dan terjadilah proses menstruasi. Setiap bulan pada masa subur (sekali) terjadi ovulasi dengan dihasilkan sel telur / ovum untuk dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina. Produksi hormon ini hanya berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Tentunya semua aktifitas yang dipengaruhi hormon ini akan berhenti pula. Periode ini bervariasi antara 45-50 tahun, dengan ditandai berbagai tanda dan keluhan yang dialami seorang wanita. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini, sehingga hormon estrogen dan progesteron dikatakan mempengaruhi organ kelamin sekunder, seperti membesarnya ukuran uterus, tumbuhnya rambut pubis, membesarnya payudara, jerawatan, dll.
Menstruasi : Proses pengeluaran darah dari uterus disertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara periodik. Keadaan ini dibutuhkan keseimbangan antara hormon estrogen dan progesterone secara bergantian.
Ovulasi : Pelepasan sel telur/ ovum dari ovarium, yang siap dibuahi/ matang terjadi sebulan sekali, yang dipengaruhi oleh hormon estrogen.
Kehamilan :
Suatu proses pertemuan/ fertilasi, menempelnya/ nidasi dan berkembangnya sel ovum dan sel spermatozoa menjadi janin dalam uterus selama 9 bulan 10 hari. Keadaan kehamilan ini dipertahankan dengan pengaruh hormon progesteron. Hormon estrogen pada masa ini mempengaruhi kelenjar mamae untuk persiapan laktasi. Pada masa ini tidak terjadi ovulasi dan menstruasi.
Melahirkan :
Suatu proses pengeluaran janin dari uterus, dengan timbulnya konstraksi uterus dipengaruhi oleh hormone oksitosin, dan kekuatan kontraksi otot-otot perut. Fase - fase nya : pembukaan cerviks uteri, pengeluaran janin, pengeluaran placenta (ari-ari)
Menyusui / Laktasi :
Setelah melahirkan, seorang wanita masih harus bertugas menyusui bayinya, dengan pengeluaran ASI (yang pertama colustrum) yang sangat bermanfaat untuk bayi. Pada masa ini hormon prolaktin berpengaruh, dan juga progesteron masih cukup banyak, sehingga menstruasi belum terjadi. Tetapi adang-kadang bisa terjadi ovulasi. Sehingga pada masa ini wanita sudah menggunakan kontrasepsi guna mencegah terjadinya kehamilan berikutnya.
Aktifitas Seksual :
Diawali dengan rangsangan fisik pada alat kelamin luar/ dalam (vagina, klitoris) atau rangsang psikik. Fase-fase : ereksi, lubrikasi, orgasme.

VIRGINITAS DALAM PACARAN, PENTING GAK SIH?

Budaya ’Barat’ yang cenderung untuk melakukan free sex, saat ini mulai berdampak di Indonesia. Mulai dari usia belasan sampai dengan yang dewasa, sepertinya sudah biasa dengan ungkapan ”Gadis sudah tak Virgin lagi”. Untuk budaya ketimuran, sebenarnya Virginitas masih dijunjung tinggi. Karena itu, kamu sebenarnya berhak saja untuk mempertahankannya tanpa merasa terganggu.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seorang wanita sehingga dia rela melepaskan keperawanannya, a.l :
1. Ancaman dari pacar yang akan memutuskan hubungan, jika si cewek tidak mau diajak tidur dengannya. Seandainya itu menimpa dirimu, maka biarkanlah ancamannya atau tinggalkan dirinya. Kalau dia memang benar- benar mencintai kamu, seharusnya dia justru akan menghargai keputusanmu. Lagipula, apa sih enaknya melakukan hubungan seksual dengan orang yang sukanya mengintimidasi dan memaksakan kehendaknya sendiri?
2. Ada teman wanita yang mengejek kamu sebagai gadis kuno dan tak punya Sex Appeal terhadap lawan jenis, hanya karena kamu masih virgin. Jika kamu menemui hal ini, hadapilah dengan senyuman. Karena bisa jadi sebenarnya justru merekalah yang tidak nyaman karena sudah terlanjur melepaskan keperawanannya.
3. Tidak tahan menerima ejekan atau dituduh Frigid atau Lesbian karena tidak mau berhubungan seks. Sebenarnya itu adalah tuduhan yang mengada – ada karena cuma kamu yang tahu siapa diri kamu sendiri dan bagaimana diri kamu akan berjalan.
Banyak alasan tepat yang bisa kamu gunakan untuk mempertahankan virginitas kamu. Alasan2 tersebut antara lain :
1. Dengan mempertahankannya, kamu tidak perlu melanggar agama dan moral. Kamu pun tidak perlu mengecewakan dan membuat malu orang tua dan keluarga besar kamu.
2. Kamu tak perlu takut hamil karena ”kecelakaan” sehingga terpaksa melahirkan anak yang tidak (belum) kamu inginkan atau terpaksa menggugurkan kandungan.
3. Kamu akan terbebas dari segala macam resiko penyakit menular seksual (kecuali bagi kamu pecandu drug yang menggunakan jarum suntik).
4. Seks sama sekali bukan urusan kecil. Tapi sebaliknya, sex is a big big deal. Seks bukan hanya melibatkan nafsu saja dan yang kadang kurang disadari bahwa sebenarnya seks juga harus melibatkan cinta, komitmen, serta tanggung jawab antara 2 manusia. Kamu akan jauh lebih berharga sebagai manusia, bila bisa melakukan seks sebagai kegiatan fisik sekaligus mental yang utuh dan tentunya ini bisa terjadi setelah kamu menikah nanti.
5. Kamu sangat berhak untuk menikmati pengalaman seksual kamu dengan senyaman dan seindah – indahnya. Dan itu hanya bisa kamu dapatkan bila kamu melakukannya di tempat yang nyaman pula. Dimana itu? Adalah, sekali lagi saat kamu sudah menikah. Karena kecemasan melakukan aktifitas seksual di luar pernikahan, seringkali terjadi karena rasa ketakutan akan ketahuan.
6. Cinta bisa menunggu. Inilah yang musti kamu tanamkan di dalam benak kamu saat kamu mulai diintimidasi oleh masalah virginitas. Karena itu tanamkan komitmen, ”Karena aku percaya bahwa cinta sejati bisa menunggu, maka aku akan membuat komitmen pada Tuhan, diriku sendiri, keluargaku, calon pasangan hidupku, dan calon anak – anakku : bahwa aku akan menunda hubungan seksual sejak hari ini sampai saat aku menikah nanti”.
Nah, menurut saya virginitas dimasa pacaran masih sangat penting. Alasan2 diatas sepertinya udah sangat tepat dan mantap. Akan tetapi kalo kamu masih saja tetap memutuskan menyerahkan Virginitas kamu kepada seorang pria yang kamu anggap tepat sebelum kalian meresmikan hubungan, tentunya kamu musti mempunyai alasan yang sangat kuat, bermutu serta dapat di pertanggung jawabkan.