menyiapkan seorang pemimpin

Oleh nildha 23 Sep 2013

“Everybody is a genius. but if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.”
-Albert Einstein-

Bukan rahasia bila seorang anak adalah jiwa bebas dengan spesialisasi hebat yang terpendam. Tugas penting orang tua adalah menemukan kekuatan terhebat mereka, mengasahnya, dan membuatnya bersinar. Shine bright like a diamond. Karena anak-anak tercipta dengan bibit juara.

Sebagai orang tua, kami ingin mencetak generasi yang sholeh, benar, baik, juara. Karena menjadi orang tua yang baik tidak ada sekolah formalnya, mau tidak mau kami harus proaktif belajar dari universitas kehidupan. Beruntung sekarang banyak seminar, artikel, forum, bahkan kuliah online mengenai parenting. Meskipun diimbangi juga dengan semakin canggihnya tantangan menjadi orang tua. Well, that’s a live.

Kami sangat ingin anak-anak mampu mengenal siapa dirinya. Menjadi dirinya sendiri. Apa tujuan hidupnya. Dan bagaimana cara meraihnya.  Adalah tugas orang tua untuk mengarahkan anak-anak pada kemampuan itu. Saat mereka mampu mengenal, memilih dan memutuskan, saat itulah bibit kepemimpinan terhadap diri sendiri mulai terlahir. Saat ini, ada tiga hal yang paling ingin saya tanamkan pada diri anak-anak saya.

  • Kontrol / Pengendalian Diri

Although very important, intelligence is not as important as the self-control ability. the ability of self-control that caused the child to study for exams and instead of watching television or playing computer games. the ability of self-control who will ultimately make the children choose to saving and investing rather than dissipating. -raising a $mart kids-

Belakangan saya membaca buku-buku dengan kategori berbeda. Jurus cuan, smart trader not gambler, battle hymn of tiger mother, mukjizat mikroba, raising a $mart kids. Yup, dari buku investasi, kesehatan sampai mendidik anak. Ajaibnya, entah karena kebetulan atau tidak, semua buku itu mengajarkan kontrol diri. Kalau semua sisi kehidupan membutuhkan pengendalian diri, berarti kita pun harus mengajarkannya pada anak-anak.

Bagaimana caranya? Teladan lebih dari berjuta kata. Berikan contoh, bagaimana kita bisa mengendalikan diri kita, mengatur hidup kita. Misalnya dengan menjalani pola hidup sederhana & sehat. Konkritnya seperti lebih memilih menabung dan tidak belanja berlebihan, tidak melulu makan enak di restoran, memilih olah raga daripada tidur atau nonton tv.

 

 

  • Mandiri

Tahun 2006 ada film Hollywood yang sangat menarik. Failure to launch. Mengisahkan seorang pria 35tahun yang memiliki pekerjaan mapan dan mobil keren. Masalahnya, dia masih hidup numpang bersama orang tuanya. Seorang generasi pemimpin, tentunya harus mampu hidup mandiri. Tidak terlalu bergantung pada siapa pun. Saya sebut tidak terlalu bergantung ya, karena kita makhluk sosial, yang saling membutuhkan dan saling memberi. Artinya, menurut saya, orang tua harus membimbing anak-anak untuk mandiri. Tentunya secara bertahap sesuai usianya. Contoh konkritnya bisa dimulai dengan mengajarkan anak makan sendiri dan tidak disuapi, tidur sendiri, mandi sendiri dan lain sebagainya.

Kita harus percaya, bahwa mereka mampu melakukan berbagai kegiatan (sesuai umurnya) sendiri. Anak-anak memang harta yang tak ternilai. Namun, bukan berarti kita harus ‘menyimpan’ mereka agar tak tergores sedikit pun. kadang anak-anak butuh terluka, agar mereka mampu belajar dan berkembang. tugas kita adalah membimbing mereka menuju kemandirian.

  • Percaya diri

Pemimpin pasti berani. Keberanian itu pula yang ingin saya ajarkan pada anak-anak. Berani bicara, berani bertanya, berani menolak, berani memutuskan, dan lain sebagainya. Dan keberanian berawal dari rasa percaya diri. ada beberapa cara yang saya lakukan untuk memupuk rasa percaya diri anak. memberi pujian akan  hal baik yang anak-anak lakukan. menjaga harga diri anak. memberi kebebasan anak berekspresi, bereksplorasi, memutuskan dan memilih.

ibu adalah orang terdekat bagi anak-anaknya. karena itu, ibulah yang paling potensial mengenal potensi anak-anaknya. ibu pula lah pangkal pondasi kekuatan anak-anak. tak salah bila surga ada di telapak kaki ibu. namun, Saya tentu bukan ibu yang sempurna. Saya masih ingin belajar agar mampu membesarkan generasi berkualitas. Bagi saya, anak-anak adalah gerbang surga. karena anak yang sholeh dan berhasil berangkat dari ajaran keluarga yang penuh cinta dan ibu yang hebat.

I am addicted to invest. but for me, the most valuable investments are health, education and good children. They are gold mines without ever running out. They are the future. therefore, i’ll do my best to get the greatest quality of them.

cheers,

nildha-momAmore