News & Activity

Kecukupan Zat Gizi Mikro, Termasuk Zinc, Penting Untuk Tumbuh Kembang Anak

Latest Update: 13 Aug 2012

Jakarta, 31 Juli 2012 – Masalah kecukupan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) - termasuk zinc - masih menjadi tantangan dalam mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal dan jika tidak diatasi akan memberi dampak buruk dalam jangka panjang. Persoalan ini menjadi pokok bahasan dalam acara Nutritalk Sarihusada.

Nutritalk adalah forum bincang gizi dan kesehatan bersama para pakar dan wartawan  yang diselenggarakan oleh Sarihusada dalam upaya edukasi gizi dan kesehatan melalui media massa. Tampil sebagai pembicara ahli dalam Nutritalk kali ini adalah Prof Dr. Ir. Hardinsyah MS, Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Ir. Titin Hartini, MsC, Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kementerian Kesehatan RI.

Semua zat gizi penting bagi tubuh, namun kekurangan zat gizi mikro yang hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun penting, seringkali tidak disadari.  Ir Titin Hartini MsC menyatakan bahwa menurut Studi Masalah Gizi Mikro di 10 Provinsi oleh P3GM Kementerian Kesehatan RI, menunjukkan bahwa angka prevalensi balita kurang zinc sebesar 32 persen.

Prof. Dr. Hardinsyah menyatakan bahwa kekurangan zat gizi mikro - vitamin, mineral dan sekelumit (trace minerals) – seringkali tersembunyi dan tidak disadari, namun jika tidak segera diatasi bisa mebawa dampak buruk dalam jangka panjang.” Zat gizi mikro memiliki peran untuk membantu pertumbuhan (tulang, gigi, sel dll), pencernaan dan metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh serta pengendalian syaraf, oleh karena itu kecukupan zat gizi mikro sangat penting terutama untuk ibu hamil dan anak-anak balita,” tambahnya.

“Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) lebih sering terjadi – terutama kekurangan kalsium, zat besi, zinc, asam folat , B12, C dan D pada anak, perempuan  dan ibu hamil.” Kekurangan ini seringkali diakibatkan karena diet (pola makan) miskin sumber pangan hewani dan buah,” lanjut Hardinsyah.Tanpa pangan hewani dan sayur akan sulit untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi mikro.

Defisiensi zat gizi mikro dalam jangka yang lama dapat memberikan dampak malnutrisi yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi gangguan yang serius pada tumbuh kembang  anak.

Peran dan Kebutuhan Zinc

Zinc merupakan zat gizi mikro jenis mineral yang hanya sedikit diperlukan tubuh namun sangat penting diperlukan untuk tumbuh kembang anak.

Ir. Titin Hartini, MsC dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes menyatakan zat gizi mikro zinc pertama kali ditemukan pada tahun 1934 dan esensi pentingnya zinc bagi kesehatan manusia baru diketahui pada tahun 1958. Kekurangan zinc pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1960an yang ditengarai bisa menghambat pertumbuhan pada anak dan remaja.

“Setelah itu perhatian pada zinc bertambah karena tingginya prevalensi zinc yang cukup tinggi di negara-negara berkembang serta keterkaitan kekurangan zinc dengan penyakit infeksi,” tambah Titin. “Penelitian Kemenkes di tahun 2006 menunjukkan prevalensi zinc pada balita di Indonesia sebesar 32 % sementara asupan zat gizi zinc pada balita: 30 % dari AKG  (angka kecukupan gizi),” papar Titin. Defisiensi ini bisa menimbulkan beragam dampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak karena pentingnya fungsi zinc bagi tubuh.

“Zinc memiliki fungsi katalitik, terdiri dari hampir 300 macam enzim yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak dan protein serta metabolism zat gizi mikro lainnya. Zinc juga memiliki fungsi struktural, berperan penting dalam kestabilan protein enzim dan membran sel. Selain itu, zinc juga memiliki fungsi regulasi, dimana ‘zinc finger protein’ meregulasi ekspresi gen dengan bertindak sebagai faktor transkripsi (berikatan dengan DNA dan mempengaruhi transkripsi gen spesifik,” Titin menjelaskan. Selain itu zinc juga berperan dalam system imun (seluler dan humoral), mempengaruhi pelepasan hormon serta transmisi impuls syaraf.

Sumber zinc bisa berasal dari bahan makanan  seperti daging merah, gandum utuh, biji-bijian dan kacang-kacangan. Dalam jumlah yang lebih sedikit, zinc bisa didapat dari konsumsi sereal yang telah diolah, beras, ayam, daging berlemak serta ikan, tiram, umbi-umbian dan beberapa sayuran hijau.

Zat Gizi Mikro dalam Suplemen

Selain terdapat dalam bahan pangan alami, pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro termasuk zinc juga dapat diperoleh melalui konsumsi pangan tambahan yang telah difortifikasi (diperkaya) dengan tambahan zat gizi mikro. Beberapa produk makanan pelengkap untuk anak, seperti susu pertumbuhan untuk anak.

Sementara itu, Sarihusada mencoba mengatasi upaya peningkatan asupan gizi mikro melalui formulasi produk nutrisi bagi anak dan ibu yang memiliki kandungan zat gizi mikro maupun makro melalui konsep presinutri. “Produk SGM Eksplor dan SGM Aktif Presinutri baru dengan Zinc mengandung nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi sesuai tahap tumbuh kembang anak. Sehingga diharapkan dapat melengkapi  asupan  zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh anak 1-6 tahun,” kata dr Tria Rosemiarti, Medical Affairs Manager PT Sarihusada.

Edukasi Gizi

Yeni Fatmawati, Corporate Affairs and Legal Director Sarihusada mengatakan bahwa selain menyediakan produk pelengkap gizi untuk ibu dan anak dengan harga terjangkau, Sarihusada juga akan terus melakukan upaya edukasi gizi ke masyarakat melalui aneka kegiatan sosial, bekerjasama dengan berbagai pihak yang memliki kepedulian yang sama.

Beberapa kegiatan sosial yang dilakukan antara lain Ayo Melek Gizi bekerjasama dengan PKPU, Warung Anak Sehat berkolaboriasi dengan Dompet Dhuafa, serta Ayo Melek Gizi Connect bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan beberapa program lainnya yang telah memberikan manfaat bagi  lebih dari 150.000 Ibu dan anak dalam 3 tahun terakhir. “Sarihusada mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah bekerjasama dengan kami dalam upaya meningkatkan derajat gizi dan kesehatan ibu dan anak Indonesia,” tutur Yeni.  

Back to Archive