News & Activity

Srikandi Award 2012 : Kategori Inisiatif Pemberdayaan Ekonomi dan Pangan Lokal

Latest Update: 17 Dec 2012

 Kreasi Gizi di Lumbung Padi

Oleh Bidan Wilda Inayah (Wonosobo, Jawa Tengah) 

Gizi buruk tak melulu terjadi di daerah gersang kekurangan air, atau terjadi pada masyarakat dengan perekonomian yang dilemahkan. Gizi buruk juga terjadi di lumbung-lumbung padi dan limpahan sayuran.

Gizi buruk pada wilayah subur di antara masyarakat yang relatif mampu secara ekonomi sungguh terjadi di Desa Kayugiyang, Wonosobo. Areal pertanian subur di lereng Gunung Sindoro ini setidaknya menyimpan 23 balita bergizi kurang dan satu balita lain yang status gizinya tercatat buruk.

Bidan Wilda Inayah menemukan persoalan tersebut tidaklah berakar pada faktor ketidakmampuan secara ekonomi, melainkan pada kurangnya pengetahuan masyarakat sehingga berujung pada pola asupan yang salah.

Dalam perjalanannya, bidan 37 tahun ini kerap kali menemukan balita penderita gizi buruk justru datang dari keluarga mampu karena pemberian makanan tambahan yang tidak tepat. Sebaliknya keluarga yang tampak tidak mampu secara ekonomi justru memiliki balita dengan status gizi baik karena pola makan yang tepat meski sederhana.

Maka sasaran utama dari program yang dirancangnya adalah perubahan pola perilaku dari keluarga, terutama ibu yang memiliki anak balita.

Bersama delapan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Bidan Wilda berhasil mengumpulkan 45 ibu hingga 60 ibu untuk berbagi pengetahuan mengenai gizi, asupan yang benar, hingga resep makanan.

Adapun fokus asupan yang disosialisasikan ibu yang telah 17 tahun menjadi bidan ini adalah penggunaan tepung siap saji sarat gizi, antara lain tepung kedelai dan tepung kacang hijau. Selain sarat gizi tepung juga dinilai praktis dan dapat diolah dengan lebih bervariasi sehingga menggugah selera makan anak.

Berkat program tersebut 21 balita gizi kurang sudah mencatatkan status gizi baik. Sementara satu balita dengan gizi buruk sudah mengalami kemajuan meski masih berstatus gizi buruk.

Program tersebut pada akhirnya juga memberi manfaat pada Posyandu lain di sekitar wilayah kerja Bidan Wilda. Beberapa Posyandu juga mulai memberikan program makanan tambahan kepada balita di wilayahnya serta mendapat bantuan resep masakan.

                                                            

Sumber Gizi Dari Tanah Kami

Oleh Bidan Sunarti (Kokap, Kulonprogo, DIY)

Kokap adalah salah satu wilayah kantong kemiskinan di D.I Yogyakarta. Dalam pemeriksaan setatus kesehatan balita di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), banyak yang hasilnya berada di bawah garis merah. Indikasi yang buruk bagi kesehatan bayi. Per Juni 2011 saja ditemukan setidaknya lima balita menderita gizi buruk dari total 25 balita. 

Hal ini mendorong Bidan Sunarti untuk mencari solusi makanan bergizi yang alami dan terjangkau secara ekonomi. Dengan kriteria tersebut dia menilai jamur adalah solusi, murah dan berprotein tinggi. 

Jadilah bidan yang telah bertugas selama 22 tahun ini mulai mensosialisasikan mengenai pentingnya gizi seimbang, serta bagaimana memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Sosialisasi juga mencakup cara pengolahan makanan bergizi dengan berbagai variasi.

Tidak hanya konsumsi, Bidan kelahiran 1971 ini juga mengerahkan ibu rumah tangga di sekitar Posyandu untuk menanam jamur serta sayur mayur lain di pekarangan rumah masing-masing. Dengan demikian kebutuhan konsumsi dapat dipenuhi dari pekarangan sendiri.

Dia mengungkapkan kelas sosialisasi pengolahan variasi makanan bergizi relatif berhasil. Begitu juga dengan penanaman sayuran organik, antara lain kacang panjang dan caisim. Namun budi daya jamur sendiri justru kurang berhasil lantaran kendala teknis perawatan.

Akan tetapi bukan berarti program tersebut tidak berhasil, hingga akhir tahun lalu jumlah balita penderita gizi kurang tela berkurang menjadi tiga orang, dan saat ini menurut hasil pemantauan Bidan Sunarti, tak ada lagi balita dengan gizi buruk yang terdeteksi. 

                                                         

Modal Menthok Bekal Mandiri

Oleh Bidan Suhatmi Puji Lestari (Sragen, Jawa Tengah) 

Awal tahun lalu Suhatmi Puji Lestari menemukan 30 balita dengan gizi kurang dan gizi buruk di Desa Kedawung. Persoalan klasik, kemiskinan dan alam yang gersang membuat penduduk sulit memenuhi kecukupan gizi anak-anak mereka.

Setelah 18 tahun bekerja di wilayah tersebut pada tahun lalu bidan berusia 43 tahun tersebut berinisiatif untuk memberikan makanan tambahan kepada 30 balita dengan gizi buruk dan gizi kurang tersebut.

Setelah beberapa kali melakukan penyuluhan, pemberian makanan tambahan, dan edukasi pengelolaan makanan bergizi, perlahan jumlah balita dengan gizi kurang dan gizi buruk berkurang hingga menjadi 10. Bahkan pada akhir program hanya tersisa 3 balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.

Program dari bidan yang telah bertugas sejak 1994 tidak hanya sampai di situ. Dia berfikir masyarakat harus diajarkan mandiri, agar tidak hanya mengandalkan dana dari Sarihusada. Dia merasa tak baik jika hanya memberi ikan setiap hari, tanpa memberikan alat pancing dan cara menangkap ikan.

Oleh karena itu dia mulai membeli bibit sayuran dan bibit mentok untuk dikembangbiakan oleh masing-masing rumah tangga. Dengan demikian meski program bersama Sarihusada selesai, masyarakat tetap bisa menjaga asupan gizinya melalui pengelolaan bibit tersebut.

Adapun bibit sayuran yang digunakan adalah bibit pepaya, bayam, dan kangkung. Dia mengakui program bibit sayuran tersebut kurang berhasil lantaran tanah yang gersang sehingga tidak optimal meski telah berkoordinasi dengan dinas pertanian.

Sementara untuk penggunaan bibit mentok relatif berhasil. Beberapa mentok telah beranak-pinak sehingga pemilik bisa mulai menjual telurnya, atau bahkan menjual daging mentok. Tak jarang daging dan telur mentok juga menjadi konsumsi pribadi untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Dengan demikian dua persoalan teratasi dalam sekali dayung, gizi buruk teratasi, dan masyarakat juga menjadi lebih produktif dari sisi perekonomian.

                                                        

 

 

 

Back to Archive