Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Pengasuhan anak khas Indonesia

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Sep 2016

Sahabat nutrisi,

Setiap negara memiliki kebiasaan sendiri dalam pengasuhan dan mengurus anak. Kali ini kita akan melihat apa saja kebiasaan dalam pengasuhan anak khas Indonesia yang berlangsung dari generasi ke generasi. Kendati ada beberapa kebiasaan yang mulai ditinggalkan, atau dikurangi, namun tidak ada salahnya kita mengetahui apa saja kebiasaan itu dan manfaatnya.

Penggunaan minyak telon. Minyak telon merupakan produk perawatan bayi dan anak yang paling umum di Indonesia. Kandungan yang terdapat pada minyak telon adalah minyak adas, kayu putih dan minyak kelapa. Penggunaan minyak telon setelah mandi dapat membantu agar tubuh bayi tetap hangat. Pijatan lembut saat mengoleskan minyak telon menambah kedekatan emosional. Aroma minyak telon yang khas demikian identik dengan bayi, sehingga muncul istilah bau bayi yang merujuk pada bau minyak telon.

Penggunaan bedak setelah mandi, untuk membedakan anak yang sudah mandi dengan yang belum mandi. Tujuannya agar kulit anak wangi, halus, mengurangi keringat, mencegah ruam, dan mencegah lecet. Akan tetapi hindari penggunaan untuk daerah alat kelamin karena dapat menimbulkan iritasi dan infeksi pada vagina.

Tempat penitipan anak murah. Harus diakui suasana guyub dan kekeluargaan dalam masyarakat di Indonesia menguntungkan ketika kita terpaksa harus menitipkan si kecil karena harus bekerja. Fasilitas penitipan anak di Indonesia masih belum banyak dan belum memadai, sehingga menitipkan pada kerabat, orangtua maupun mertua merupakan alternatif yang utama.

Menggendong dengan kain atau selendang batik. Kain batik yang sering digunakan untuk menggendong biasanya tipis namun kuat dan sejuk. Sehingga si kecil merasa aman dan nyaman digendong dengan menggunakan batik tersebut. Kain batik juga praktis dan mudah dilipat kecil sehingga tidak merepotkan saat harus bepergian. Kendati sekarang sudah banyak beredar berbagai gendongan yang menyerupai kain batik, namun ada beberapa motif batik yang merupakan doa bagi si kecil.

Penggunaan “tangan manis”. Kita sering mendengar komentar orangtua yang mengingatkan anaknya agar mengambil atau memberikan sesuatu dengan “tangan manis”. Tangan manis identik dengan tangan kanan. Memang istilah tersebut terkesan mendiskriminasi tangan kiri, namun asal mula hal tersebut adalah karena tangan kiri biasa digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air, sehingga tangan kiri dianggap kotor dan tangan kanan dianggap lebih sopan. Sekarang ‘diskriminasi’ tangan kiri sudah mulai berkurang, namun untuk kepentingan budaya, seorang anak tetap diperkenalkan bahwa dalam budaya Indonesia, tangan kanan berkonotasi kesopanan.

Menyuapi anak agar mudah makan. Anak yang sulit makan bukan hal yang luar biasa, namun bagi banyak orang Indonesia, kalau anak belum makan nasi maka dia belum makan. Untuk memudahkan pemberian makanan, maka anak akan digendong dan disuapi. Tentu saja hal ini bukan merupakan kebiasaan yang baik dan sebaiknya ditinggalkan, karena ada banyak cara yang lebih mendidik agar anak mau makan. Salah satunya adalah dengan membiasakan makan bersama.

Salim (salam) atau cium tangan. Biasanya seorang anak akan diingatkan dan dibiasakan untuk menyalami, maupun mencium tangan orang yang lebih tua, bisa orangtua teman, nenek kakek, paman, bibi maupun bapak dan ibu guru. Hal ini bertujuan untuk melatih sopan santun pada anak-anak, dan menunjukan rasa hormat pada orangtua.