Strategi Parenting Selama Pandemi COVID-19 untuk Redakan Kecemasan Si Kecil

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020

Pandemi Covid-19 yang berawal di Wuhan, Cina pada Desember 2019, kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona telah membuat sebagian besar orang tinggal di rumah untuk mencegah penularan. Covid-19 sangat menular dan bisa menyebabkan kondisi fatal yang bisa merenggut nyawa.

Belum ada vaksin untuk Covid-19 sejauh ini sehingga para ahli berpacu dangan waktu melakukan riset dengan tujuan menemukan vaksin yang tepat untuk mengontrol penyebaran penyakit. Gejala infeksi Covid-19 ditandai dengan demam, batuk, dan sulit bernapas.

Beberapa orang yang terinfeksi mengeluh sakit tenggorokan. Gejalanya agak mirip dengan orang-orang yang menderita flu. Namun Covid-19 dampaknya melebihi flu pada sejumlah orang dan menyebabkan penyakit seperti pneumonia. Para ahli masih belajar bagaimana menangani Covid-19. Pada dasarnya, Covid-19 bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga warga lanjut usia.

Penyakit yang disebabkan coronavirus jenis baru bisa menimbulkan kecemasan, stres dan ketidakpastian. Anak-anak tak luput dari hal ini. Setiap anak menghadapi kecemasan akibat pendemi Covid-19 dengan cara berbeda. Mungkin mereka bahkan tidak sepenuhnya mengerti mengapa harus tinggal di rumah dan melakukan belajar jarak jauh, tidak bisa bermain dengan teman-teman, atau membatasi aktivitas di luar.

Tak jarang anak menunjukkan rasa tertekan dan bosan karena harus berdiam di rumah dalam waktu lama. Sebagai orangtua, Bunda perlu melakukan sejumlah langkah yang dapat membantu menciptakan rasa nyaman dan memperkenalkan konsep ‘normal’ yang baru dengan berdiam di rumah dan menjaga jarak sosial.

Berikut sejumlah panduan yang bisa dilakukan orangtua untuk meredakan kecemasan Si Kecil selama menghadapi pandemi Covid-19:

1. Tenang dan proaktif

Lakukan percakapan dengan Si Kecil dengan tenang dan proaktif terkait Covid-19. Sampaikan peran penting yang bisa dilakukan anak untuk mencegah penyebaran virus. Sampaikan siapa saja bisa terkena virus corona, namun sejumlah langkah pencegahan bisa dilakukan untuk meminimalkan penyebaran, misalnya mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak sosial miimal 2 meter dengan orang lain dan mengenakan masker saat harus keluar rumah.

2. Tetaplah pada rutinitas

Anak-anak membutuhkan struktur. Jadi orangtua sebaiknya menciptakan struktur yang sama sekali baru untuk membuat mereka nyaman aat di rumah. Bunda bisa membuat jadwal kegiatan anak, misalnya waktu belajar, bermain, kapan bisa menggunakan gawai. kapan bisa bersosialisasi dengan teman melalui teknologi dan kapan harus libur dari gawai. Pastikan anak-anak bisa bermain di dalam rumah untuk mengusir kebosanan.

3. Biarkan anak merasakan emosinya

Tidak bersekolah dan bertemu teman-teman selama tinggal di rumah bisa membuat anak-anak sangat kecewa. Tak apa jika mereka merasa sedih. Yang bisa dilakukan orangtua dalam situasi ini adalah memahami perasaan mereka. Berikan empati dan dukungan dalam situasi yang menekan ini.

4. Pantau informasi dengan benar

Ada banyak informasi yang salah yang beredar tentang penyakit Covid-19. Coba cari tahu apa yang telah didengar anak terkait penyakit coronavirus. Jika mereka menangkap pesan yang keliru, segera luruskan menggunakan sumber tepercaya.Jika anak-anak memiliki pertanyaan yang tidak dapat Bunda jawab, daripada menebak, gunakan itu sebagai kesempatan untuk menjelajahi jawaban bersama. Gunakan situs web organisasi tepercaya seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendapatkan informasi yang valid.

5. Lakukan kegiatan yang menyenangkan

Saat anak-anak tertekan di tengah pandemi Covid-19, buatlah kegiatan bersama yang menyenangkan sebagai pengalihperhatian, misalnya memasak bersama dan menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi dan menyelami perasaan anak.

6. Kelola kecemasan sendiri

Bukan hanya anak, orangtua tentu cemas dengan pandemi Covid-19. Penting bagi orangtua untuk mengelola kecemasan dengan benar agar anak tidak tabah cemas. Usahakan tidak membagi rasa takut orangtua dengan anak-anak karena belum tentu mereka memahami emosi semacam ini.

Nah, tetap semangat Bunda dan mari berdoa semoga pandemi ini lekas berlalu.

Referensi

https://www.unicef.org/coronavirus/covid-19-parenting-tips

https://kidshealth.org/en/parents/coronavirus.html

https://www.unicef.org/coronavirus/6-ways-parents-can-support-their-kids-through-coronavirus-covid-1B