Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

ANAKKU PEMIMPIN MASA DEPAN

Oleh Theresia Genduk Susilowati 21 Oct 2013

Pada masa  remaja, saya selalu mengidolakan orang yang menurut saya memiliki jiwa pemimpin. Awalnya saya mengira bahwa orang berjiwa pemimpin dilahirkan secara alami dan tidak banyak orang yang memilikinya sehingga menurut saya pantas kalau mereka saya idolakan. Sampai pada suatu waktu, saya memahami bahwa  semua orang sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Saat ini, saya sudah menjadi ibu bagi anak laki-laki saya. Tentu saja saya berharap bahwa anak saya menjadi pemimpin di masa depan.

“Great leaders are made not born.” Semua anak memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan memimpin. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, keluarga, sekolah, dan komunitas yang dimasuki memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan kemampuan memimpinnya. Hanya saja, ada anak yang memang sejak lahir memiliki potensi memimpin yang tinggi. Namun, setiap anak memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan sejak dini.

Kemampuan memimpin merupakan kombinasi dari beberapa karakteristis, antara lain:

  • Kemampuan komunikasi
  • Memiliki hasrat pada hal-hal yang menantang dan motivasi berprestasi
  • Kemampuan untuk berpikir kritis
  • Kemampuan untuk memecahkan masalah secara kreatif
  • Fleksibel dalam berpikir dan bertindak
  • Memiliki kemampuan sosial, seperti empati, mampu menjalin relasi dengan orang lain, suka menolong.
  • Percaya diri
  • Asertif
  • Inisiatif

Anak yang memiliki jiwa pemimpin dapat terlihat antara lain, memiliki inisiatif untuk  bertanya dan mengajukan pertanyaan, memiliki keinginan untuk sukses, berani tampil di depan umum, dan senang mengajukan pertanyaan-perntanyaan yang kritis.

Ibu, sebagai orang yang paling dekat dengan anak, perlu menyiapkan langkah-langkah untuk membantu anak mengembangkan kemampuan kepemimpinannya. Ibu berperan penting untuk menyiapkan anak menjadi peminpin, mulai dari sebagai model, memberikan support, dan menyiapkan lingkungan bagi si kecil untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinannya sejak dini. Ada beberapa hal yang perlu saya persiapkan dan saya lakukan untuk membantu mengembangkan kemampuan kepemimpinan anak sejak kecil:

1.  Menjadi Role Model Pemimpin bagi anak

Anak-anak belajar dari apa yang dia lihat dari orang lain. Jadi, sangatlah perlu model seorang pemimpin bagi anak. Tidak adil jika saya  meminta anak menjadi pemimpin tapi tidak pernah memberikan contoh nilai-nilai kepemimpinan pada anak. Sebelum meminta anak menjadi pemimpin, saya harus dapat memberikan contoh, seperti: saat mengajak anak mengikuti pertemuan PKK (karena anak masih kecil dan tidak bisa ditinggal di rumah), saya tidak mungkin hanya menjadi pengikut yang diam saja tapi saya harus menjadi wanita yang aktif mengemukakan pendapat, ramah, dan berinisiatif menolong pemilik rumah saat mengeluarkan konsumsi; saya mengikuti kegiatan di komunitas atau kelompok dan berperan aktif didalamnya, misal menjadi pengurus, mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas; memberikan contoh menjadi pribadi yang suka menolong orang lain,memiliki empati pada orang lain, dan dapat melihat pemikiran dari orang lain dari sisi yang berbeda tidak hanya mengikuti saja.

2.  Memberikan kisah mengenai pemimpin yang terkenal

Kebetulan anak saya memiliki minat yang besar pada buku dan menonton film. Salah satu buku/filam  yang akan saya berikan adalah buku yang menceritakan tentang kepemimpinan yang  sesuai dengan umurnya, misalnya tentang kepemimpinan Abraham Lincoln, Martin Luther King, kisah pemimpin pejuang di Indonesia (Sudirman, Soekarno), dan sebagainya. Sekarang banyak dijual buku-buku serupa dalam bentuk cerita bergambar yang menarik buat anak. Film anak-anak pun juga banyak yang menceritakan nilai kepemimpinan, misal: Up, Lion King.  Ajak anak untuk membaca buku dan menonton film tersebut, serta membicarakan mengenai nilai-nilai kepemimpinan yang ada dalam diri tokoh.

3.  Memberikan stimulus dalam kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan keluarga, seperti memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah

Kesempatan ini dapat dimulai dengan mengajak anak memulai membuat keputusan dari hal-hal yang terkecil, misalnya: memilih baju yang akan dipakai, memilih tempat tujuan dan acara liburan saat hari libur, memilih kegiatan sepulang sekolah, memilih menu masakan esok hari, memilih warna cat kamar tidur. Beri kesempatan anak untuk mengemukakan alasan dari pilihannya dan jalin diskusi mengenai pilihan yang disampaikan anak.

Selain, anak belajar mengambil keputusan, anak juga belajar menyampaikan pendapat, membuat perencanaan, memahami konsep tanggung  jawab dan konsekuensi dari keputusan yang diambil, dan memecahkan masalah. 

4.  Mengembangkan kemampuan komunikasi

Komunikasi yang baik meliputi mendengarkan dan menyampaikan pesan. Ajari anak untuk mendengarkan orang lain dengan baik dan merespon atau menyampaikan kata-kata dengan tenang, jelas, dan baik. Bisa dimulai dalam kehidupan sehari-hari saat kita memberikan penjelasan pada anak, misalnya menjelaskan mengenai perlunya cuci tangan saat anak tidak mau cuci tangan setelah bermain tanah atau makan sesuatu. Dengan mendengarkan orang lain, anak juga belajar memahami pendapat orang lain dengan sudut pandang yang berbeda.

5.  Membangun kepercayaan diri anak

Membangun kepercayaan diri anak dapat dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan tugas dengan baik dan memberikan pujian yang sesuai. Misalnya: dengan mengatakan “Hebat. Bunda bangga adik dapat memimpin tim itu menjadi pemenang.” “Bagus Yodha, kamu berani menyanyi di depan.”

6.  Memberikan support

Misalnya: saat mengantar sekolah, “Yodha, nanti kalau di sekolah Yodha boleh bertanya pada Ibu Guru tentang apa yang ingin diketahui… Dan apabila Ibu Guru bertanya, Yodha selalu mencoba menjawab ya… Salah gak papa… yang penting berani. Bunda juga kadang salah kalau menjawab…”

7.  Memberikan lingkungan yang kondusif dan stimulasi.

  • Sekolah

Memilih sekolah untuk anak yang memiliki kurikulum atau kegiatan ekstrakulikuler yang mendukung anak mengembangkan kemampuan kepemimpinannya, serta memberi kesempatan pada anak untuk bekerja dalam tim untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Di sini anak akan belajar menjadi pemimpin atau pengikut yang ambil bagian dalam penyelesaian tugas dan masalah.

Tidak harus sekolah yang mahal dan modern, tetapi bisa jadi sekolah-sekolah yang konvensional memberikan kesempatan pada anak melalui kegiatan penunjang pelajaran dan kegiatan ekstrakurikulernya.

  • Komunitas luar sekolah

Anak perlu diajak mengikuti komunitas yang sesuai dengan minat atau hobinya. Anak-anak dapat belajar mengenai kemampuan memimpin melalui komunitasnya seperti gereja, masjid, club olah raga yang diikutinya. Melalui komunitas anak belajar bekerja dan bermain dalam tim dimana ia dapat menjadi pemimpin atau pengikut. Dari sini anak akan bersosialisasi dengan banyak anak dan dapat mengembangkan kemampuan sosial/interpersonal seperti, bernegosiasi dan kompromi, manajemen konflik, empati, dan kejujuran, sikap-sikap yang baik yang disenangi dan tidak disenangi orang lain.

8.  Memberikan makanan yang bergizi

Nah, ini juga salah satu hal yang tidak kalah penting. Makanan yang bergizi sangat penting untuk pertumbuhan badan, kesehatan, dan perkembangan inteligensi anak. Peran saya besar di sini mulai menyiapkan menu bergizi seimbang dan mencari informasi secara terus menerus tentang bahan makanan bergizi untuk anak.

Dengan hal-hal tersebut, saya yakin dapat membantu anak untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan dalam dirinya sehingga kelak ia dapat menjadi pemimpin di masanya.**