Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Si Kecil Calon Bintang

Oleh Eldesi Medisa 29 Sep 2013

             

              Yang sejatinya akan menjadi seorang ibu di masa depan. Sekarang yang sering jadi pertanyaan adalah berapa tahun lagi? Kebanyakan orang termasuk saya menggunakan pendidikan sebagai patokannya, namun bukan juga dengan itu saja, kita harus memiliki kematangan dalam berpikir, kemapanan, kedewasaan, dan pola piker yang bijaksana pula untuk keluarga kita nantinya. Meskipun saya sekarang masih menyandang status mahasiswi, tetapi saya sering kali tidak sengaja terbaca di buku, majalah, atau blog tentang bagaimana peranan seorang Ibu dalam menyusun resep agar nantinya si kecil bisa menjadi pemimpin besar yang berkualitas, tidak sedikit dari bahan bacaan itu bisa kita tiru, teruntuk saya khususnya.
             Beberapa waktu lalu saya mendengar kata-kata ini dari sebuah acara televisi “behind a great man, there must be a great woman”. Kata-kata ini menggambarkan betapa pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik anak yang berkarakter dan membentuk manusia super. Peran ibu dalam mendidik anak sangatlah penting. Walaupun dalam kenyataannya laki-laki lebih kuat dari pada perempuan. Namun, dalam beberapa hal ibu jauh memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh seorang suami. Jadi, peran ibu mendidik anaknya tidak bisa digantikan oleh orang lain, dan bahkan oleh suaminya sendiri. Peran seorang ibu dalam mendidik anak sangat berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya pribadi anak. Anak mampu mandiri ketika hidup di masyarakat kelak adalah berkat peran ibu mendidik anak. Tentu saja peran ayah, keluarga, dan lingkungan juga tidak bisa dihilangkan.
                Sejak dalam kandungan, seorang ibu selalu menjaga anaknya di dalam kandungan agar anak yang dilahirkannya kelak sehat. Setelah anak itu lahir, Ibu menjaga dan segala kebutuhan si kecil dipenuhi. Ibu mulai mendidik anaknya merangkak, duduk, berjalan, berbicara, sampai anak itu bisa mandiri melakukan semuanya. Kunci utama dalam merawat, membesarkan, dan mendidik anak adalah kasih sayang , seorang anak tidak mampu survive kehidupan ini jika tanpa kasih sayang. Keutamaan luar biasa yang diberikan Tuhan ini tentunya juga mengajarkan Ibu bagaimana cara yang benar untuk memerintahkan anak-anaknya kepada kebaikan dan melarang hal-hal yang berakibat buruk untuk dirinya dan orang di sekitarnya.
                  Pendidikan itu telah diperoleh si kecil dari lingkungan keluarganya. Anak mulai berpikir dan bertindak, pengaruh pendidikan seorang ibu yang mampu membentuk awal kepribadian anak. Tumbuhnya kepribadian anak tersebut akan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan pergaulannya. Apakah anak tersebut menjadi pemdiam, periang, pemarah, dan sebagainya. Ketika anak masuk ke dalam lingkungan yang baru, maka ibu harus membimbing anak tersebut memasuki lingkungan baru agar anak tidak terpengaruh oleh hal-hal buruk. Apalagi zaman sekarang yang serba canggih dan instan, hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar anak dan kepribadian anak tersebut. Untuk itu, pengawasan untuk anak memang sangatlah penting. Jika tidak, maka prestasi belajar dan bakat anak tidak akan berkembang. Pertumbuhan anak akan terhambat untk menjadi anak yang cerdas dan berbakat. Oleh karena itu, anak perlu dibimbing dan diarahkan kepada hal-hal yang positif yang dapat mengembangkan prestasi dan bakatnya.

Biarkan

                Emosional dan watak seorang ibu pun dapat ditularkan melalui perilaku ibu selama mengandung dan mengasuh. Seorang ibu misalnya, bila kebanyakan marah saat mengandung, ada kecenderungan, anak yang dikandung ketika besar akan mengalami penyakit jantung.
                    Pendidikan juga dapat diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Setiap saat, dimanapun dan kapanpun proses pendidikan ini dapat dilakukan. Seorang ibu memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif, edukatif dan produktif. Adalah sebuah mimpi hal itu terwujud jika tidak dilukis oleh tangan-tangan kebaikan seorang ibu. Dan untuk mewujudkannya, tidak lain hanyalah melalui wanita (ibu) yang berilmu, berakal dan bertakwa yang dapat melakukannya. Banyak orang berpendapat, wanita (seorang ibu) selalu menjadi barometer baik buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlak wanita merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja.
               Jika seorang ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntunan dan teladan pada anak, pasti akan lahir generasi yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupannya. Namun realitanya kini, banyak ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Mungkin ada sebagian yang terlalu sibuk dengan kariernya, hingga terkadang seperti menyerahkan tanggung jawab terbesarnya dalam pendidikan kepada pihak sekolah atau pengasuh.Padahal, bagimanapun halnya, seorang ibulah yang paling mengerti dan memahami segala sesuatunya tentang anak. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka pendidikan dan perkembangan jiwa anak yang kurang mendapatkan pengasuhan yang baik dari seorang Ibu akan terabaikan yang berdampak pada kepribadian anak yang baik tidak tercapai.
               Jadi hal pertama yang harus diciptakan oleh keluarga terutama oleh seorang Ibu adalah menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif adalah keluarga. Sehingga kendala dalam mendidik anak, mengarahkan mereka terhadap ajaran agama, menciptakan kepribadian yang baik, karena ada saling percaya dan ikatan kasih sayang yang kuat antara seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, marilah kita bersama, memulai mendidik anak dengan cara yang baik, secara sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Jika tidak, maka bisa jadi orang tua akan menjadi orang tua yang paling merugi, yaitu orang tua yang sedang menunggu waktu datangnya kesulitan yang bertubi-tubi. Karena secara tidak langsung, orang tua seperti mendidik anak untuk menjadi manusia yang lebih sering merugikan banyak pihak, baik dirinya sendiri, orangtua juga orang lain. Sebagai ibu yang melindungi mereka, mampu menjadi wasit yang memperingatkan mereka kalau sudah keluar aturan permainan hidup di jalan Tuhan, mampu menjadi pembimbing dan penyuluh mereka ketika mereka dalam kegelapan dan kesulitan, mampu menjadi teman baik dan pendengar yang baik ketika mereka perlu curhat tanpa merasa digurui.