Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Cegah Masalah Gigi Si Kecil Sejak Dini, Yuk Lakukan Hal Ini

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Jan 2021

Pola makan gizi seimbang dengan melibatkan kasium dan vitamin D dalam jumlah cukup berperan dalam menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk membangun gigi yang kuat dan menjaga kesehatan gusi dan jaringan mulut.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP),masalah gigi nomor satu di antara anak-anak prasekolah adalah kerusakan gigi.Satu dari 10 anak usia dua tahun sudah memiliki satu atau lebih gigi berlubang.Pada usia tiga tahun, 28% anak memiliki satu atau lebih gigi berlubang, dan pada usia lima tahun, hampir 50% anak-anak memiliki satu atau lebih gigi berlubang.1

Banyak orangtua beranggapan bahwa gigi berlubang pada gigi susu tidak penting, karena bagaimanapun juga gigi tersebut akan hilang. Tapi itu tidak benar. Kerusakan gigi pada gigi bayi dapat berdampak negatif pada gigi permanen dan menyebabkan masalah gigi di kemudian hari.

Ada sejumlah hal mendasar yang perlu diketahui dalam merawat kesehatan dan kekuatan gigi sejak dini.AAP dan laman WebMD memberikan panduan dalam pemeliharaan gigi sejak dini dalam uraian berikut ini:

Manfaat Fluoride

Fluoride mengurangi kerusakan gigi dengan membuat enamel lebih keras, mengurangi kemampuan bakteri untuk menghasilkan asam yang mengikis enamel, dan mengganti mineral dalam gigi setelah hilang. Di daerah dengan kandungan fluoride alami airnya rendah dan persediaan air tidak berfluoride, dokter anak dan dokter mungkinmenyarankan suplemen fluoride, pasta gigi berfluoride, atau perawatan fluoride guna memperkuat enamel gigi anak-anak melawan pembusukan.

Namun hati-hati dalam pemakaian fluoride. Salah satu komplikasi dari terlalu banyak fluoride adalah munculnya fluorosis gigi, ditandai garis-garis putih kecil yang melintasi gigi hingga gigi yang tampak seperti kapur dengan noda cokelat. Fluorosis dapat disebabkan oleh resep suplementasi fluorida di komunitas dengan air berfluoride, atau anak kecil yang menelan pasta gigi berfluoride. Untuk menghindari masalah terakhir ini, anak-anak sebaiknya menggunakan tidak lebih dari olesan pasta gigi berfluoride sebelum usia 2 tahun, dengan catatan apabila dokter anak atau dokter gigi menyarankan untuk menggunakan pasta gigi berfluoride. Untuk anak-anak yang berusia di atas 2 tahun, gunakan hanya pasta gigi berfluoride seukuran kacang polong.

Waspadai Gula

Hati-hati dengan makanan manis. Semua gula mendorong pertumbuhan bakteri mulut yang menghasilkan asam dan menyebabkan kerusakan gigi. Gula yang tidak dimurnikan seperti madu, sirup maple, dan molase sama merusaknya dengan gula putih rafinasi. Waspadai gula dalam makanan lengket yang menempel di gigi, seperti kulit buah kering dan permen. Soda dan minuman jus yang dimaniskan membuat gigi juga ‘bermandikan’ gula. Jangan lupa, makanan bertepung lainnya, seperti berondong jagung, meninggalkan residu yang cepat diubah bakteri menjadi gula.

Tips Perawatan Gigi yang Baik

Cara terbaik untuk melindungi gigi anakadalah dengan mengajarinya merawat gigi dengan baikbaik. Dengan pelatihan yang tepat, Si Kecil akan segera menerapkan kebersihan mulut sebagai bagian dari rutinitas hariannya. Namun, meskipun Si Kecil antusias, dia belum memiliki kendali atau konsentrasi untuk menyikat gigi sendiri. Untuk itulah Bunda perlumengawasi dan membantunya agar aktivitas menyikat gigi dapat menghilangkan semua plakendapan lunak, lengket, dan mengandung bakteri yang menumpuk di gigi - yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Menyikat gigi

Segera setelah Si Kecil tumbuh gigi, bantulah ia menyikat gigi dua kali sehari dengan mengolesi (seukuran sebutir beras) pasta gigi berfluorida pada sikat gigi berukuran anak yang memiliki bulu lembut. Ada sikat gigi yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan anak-anak di segala usia, pastikan Bunda memilih sikat gigi yang sesuai untuknya.

Jumlah pasta gigi

Pada usia 3 tahun, iadapat mulai menggunakan pasta gigi berfluorida seukuran kacang polong, yang membantu mencegah gigi berlubang. Jika Si Kecil tidak menyukai rasa pasta gigi, coba rasa yang lain. Ajari juga agar Si Kecil tidak menelan pasta gigi saat kegiatan menyikat, meski pada usia ini mereka masih terlalu kecil untuk belajar berkumur dan meludah. Namun Bunda jangan bosan untuk mengingatkannya karena menelan pasta gigi berfluorida terlalu banyak dapat membuat bintik-bintik putih atau coklat pada gigi dewasa anak kelak.

Gerakan menyikat yang benar

Mungkin Bunda kerap mendengar saran bahwa gerakan menyikat terbaik adalah ke atas dan ke bawah, maju mundur, atau berputar-putar. Namun sebenarnya arahnya tidaklah penting. Yang lebih penting adalah membersihkan setiap gigi secara menyeluruh, atas dan bawah, luar dan dalam. Mungkin Si Kecil akan berkonsentrasi pada gigi depan yang dapat dilihatnya, dan melupakan bagian gigi yang lain. Coba lakukan dengan mengubahnya menjadi permainan “temukan gigi yang tersembunyi”. Jika Si Kecil kesulitan dalam menyikat gigi, jangan segan untuk membantunya melakukannya dengan benar.

Pemeriksaan gigi

American Academy of Pediatrics dan American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan agar semua anak mengunjungi dokter gigi anak dan membangun “rumah gigi” pada usia satu tahun.Sebagai bagian dari pemeriksaan gigi, dokter gigi akan memastikan semua gigi tumbuh dengan normal dan tidak ada masalah gigi, serta memberikan saran lebih lanjut tentang kebersihan yang benar.

Selain perawatan gigi dengan cara di atas, pastikan Bunda juga menyediakan makanan yang menunjang kesehatan gigi anak, misalnya dengan menyiapkanbuah dan sayuran di rumah sebagai camilan sehat.Pilih buah dan sayuran yang mengandung banyak air, seperti pir, melon, seledri, dan mentimun. Batasi pisang dan kismis, karena mengandung gula pekat, atau ajak Si Kecil untuk menyikat gigi setelah buah-buahan ini dimakan.

Hindari makanan lengket dan kenyal yang menempel pada gigi sehingga air liur sulit dibersihkan. Jika anak mengonsumsi jenis produk ini, minta mereka segera menyikat gigi setelah makan.Biasakan Si Kecil untuk makan makanan ringan sesedikit mungkin. Frekuensi ngemil jauh lebih penting daripada kuantitas yang dikonsumsi. Waktu di antara waktu makan memungkinkan air liur untuk membersihkan partikel makanan yang seharusnya menjadi makanan bakteri.

Sering ngemil, tanpa menyikat segera setelahnya, menyediakan bahan bakar konstan untuk memberi makan bakteri, yang menyebabkan perkembangan plak dan kerusakan gigi. Cobalah untuk membatasi camilan sebanyak mungkin dan tidak lebih dari satu atau dua hari. Sikat gigi setelah mengonsumsi camilan.

Last but not least, pastikan untuk menyikat gigi anak setelah memberikan obatnya. Obat-obatan seperti sirup obat batuk mengandung gula yang digunakan bakteri di mulut untuk membuat asam. Asam ini bisa menggerogoti enamel - lapisan atas pelindung gigi.

Referensi

1.https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/oral-health/Pages/Teething-and-Dental-Hygiene.aspx

https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/oral-health/Pages/Diet-Tips-to-Prevent-Dental-Problems.aspx

https://www.webmd.com/oral-health/nutrition-and-healthy-teeth#1