Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Kenapa si kecil susah ditinggal?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Mar 2018

Sahabat nutrisi,

Si kecil menolak ditinggal sebentar? Atau dia menangis keras ketika ayah dan ibu pergi ke kantor? Terkadang sampai merangkul erat ayah ibunya agar mereka tidak pergi dari sisinya.

Inilah yang biasanya disebut dengan ketakutan berpisah atau separation anxiety.

Hal seperti ini seringkali membuat orangtua, terutama ibu menjadi tidak tenang ketika harus meninggalkan anak, kendati sudah dia sudah bersama orang yang kita percaya akan menjaga dan mengurus mereka dengan baik.

Perilaku seperti itu sebenarnya normal, dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Perasaan takut berpisah sebenarnya merupakan pertanda betapa kuatnya ikatan orangtua dengan si kecil. Namun di satu sisi, kita juga ingin agar si kecil dapat menjadi lebih mandiri dan terbiasa dengan kegiatan orangtua yang tanpa melibatkannya, seperti bekerja.

Ketika si kecil memasuki usia 6 bulan, dia mulai menyadari bahwa orangtua (ibu) dan dirinya adalah dua individu yang terpisah. Seiring dengan perkembangannya, dia juga mulai membangun kemandirian. Namun di saat yang bersamaan dia juga merasakan ketakutan karena menyadari dia bisa melakukan sendiri, atau tanpa orangtua, sementara dia juga tidak ingin sendirian.

Dalam fase ini, sebenarnya orangtua dapat mengajarkan kemandirian sekaligus meyakinkan anak agar tetap merasa aman dan nyaman. Biasanya fase separation anxiety ini berakhir ketika anak memasuki usia sekitar 18 bulan sampai 2,5 tahun.

Berikut beberapa tips untuk mengatasi rasa takut berpisah pada anak:

  • Beri pengertian dan penjelasan kenapa orangtua harus pergi. Batita sudah dapat diajak berkomunikasi, oleh karena itu jelaskan padanya kenapa ayah dan ibu setiap pagi harus pergi bekerja, atau kenapa dia tidak dapat ikut. Jelaskan juga berapa lama anda pergi, dan akan pulang pada jam berapa. Usahakan untuk menepati

  • Pamit dan lambaikan tangan saat berpisah. Jangan sekali-kali pergi diam-diam untuk menghindari drama tangis si kecil saat orangtua pamit. Hal seperti itu akan menghilangkan kepercayaannya terhadap orangtua, dan dia akan merasa dibohongi. Hal ini dapat mengakibatkan bertambahnya ketergantungan si kecil yang sebenarnya berakar dari rasa tidak percaya pada diri sendiri dan orang terdekatnya.

  • Latih dengan permainan atau kegiatan yang membuatnya tidak terus menerus berada di dekat anda. Misalnya saat anda harus melakukan kegiatan rumah tangga seperti memasak, anda dapat memintanya bermain di ruang lain, sambil sesekali menghampirinya. Hal ini untuk membiasakan si kecil agar memahami bahwa orangtua harus melakukan sesuatu sendiri, tapi mereka tetap ada untuknya.

  • Saat tidur juga merupakan latihan berpisah sementara. Si kecil menyadari itu, sehingga terkadang mereka menolak tidur. Ciptakan ritual sebelum tidur, dan bersikaplah tegas namun lembut. Jangan terpancing ajakannya bermain.

  • Jangan berlama-lama pamit. Lakukan dengan cepat dan langsung pada tujuan. Peluk dan katakan padanya “Ibu/ayah pergi sekarang, kamu sekarang main dulu dengan mbak/tante/kakak/ atau sekolah. Nanti sore kita bertemu lagi!”. Setelah mengecup pipi atau keningnya, langsung pergi. Jangan hiraukan jeritan-jeritannya. Jika anda kembali karena tidak tega mendengarnya, maka akan membuatnya bingung.

  • Selalu tepati janji. Usahakan agar anda sudah kembali sebelum si kecil tidur di malam hari agar anda masih dapat bercengkrama dengannya.



http://kidshealth.org/en/parents/sep-anxiety.html