Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Anak Perlu Nutrisi Yang Tepat dan Presisi untuk Tumbuh Kembangnya

Oleh Nutrisi Bangsa 09 May 2012

Seorang anak memerlukan berbagai macam nutrisi dengan kadar yang sesuai dalam masa tumbuh kembangnya, guna menunjang energi untuk kegiatan fisik dan perkembangan otaknya. Untuk itulah, Bunda harus benar-benar memerhatikan pola makan anak agar seimbang dan asupan nutrisinya menjadi tepat dan presisi.

Demikianlah yang menjadi pokok bahasan pada kegiatan Nutritalk yang secara rutin diselenggarakan oleh PT Sari Husada, dalam upaya memberikan edukasi tentang nurisi dan kesehatan kepada masyarakat.

Pada kegiatan Nutritalk yang bertema “Nutrisi Tepat dan Presisi Diperlukan Untuk Tumbuh Kembang Anak” Rabu 9/5 ini, Sari Husada menghadirkan Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS dari IPB dan Prof. Muh. Juffrie, SpA(K) dari Universitas Gajah Mada.

Dalam kesempatannya, Prof. Made Astawan, yang merupakan ahli Teknologi Pangan dan Gizi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, menyatakan bahwa salah satu unsur nutrisi yang paling dibutuhkan anak dalam usia tumbuh kembang adalah karbohidrat. Di dalam sistem pencernaan, karbohidrat akan dirubah menjadi glukosa dan diolah menjadi energi. Selain itu, karbohidrat juga berfungsi untuk memastikan protein dapat berperan sebagai zat pembangun, dan memastikan optimalisasi fungsi otak anak. Pertumbuhan otak berbeda pada setiap anak, tergantung nutrisi yang dikonsumsi, faktor genetik dan stimulasi yang diberikan, terutama pada masa emas, yaitu usia 0-3 tahun.

“Dalam bekerja, otak hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai sumber energi, sementara cadangan energinya sangat sedikit. Oleh karena itu, ketersediaan glukosa dari beragam sumber secara konstan harus tetap dijaga agar otak bekerja dengan baik,” lanjutnya.

Prof. Made juga menjelaskan bahwa glukosa bisa didapat dari bahan alami seperti dalam gula tebu (yang mengandung sukrosa). Sukrosa di dalam tubuh akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.

Selain itu ada juga isomaltulosa – yang senyawanya mirip dengan sukrosa (gula pasir). Isomaltulosa dan sukrosa sebagai karbohidrat berjenis disakarida sama-sama dipecah menjadi glukosa dan fruktosa di dalam sistem pencernaan. Isomaltulosa secara alami dalam jumlah yang sangat sedikit bisa dijumpai dalam madu. Namun untuk produksi dalam jumlah besar (kepentingan industri), isomaltulosa dibuat melalui proses yang menggunakan enzim sehingga sering dianggap menyerupai proses pembuatan pemanis buatan.

Penting untuk diingat bahwa supaya mampu mendapatkan manfaat yang maksimal, jumlah asupan isomaltulosa harus maksimal, yaitu 20 gram dari 100 gram penyajian (dalam susu, misalnya).

“Yang belum banyak disadari adalah, perkembangan otak didukung oleh banyak jenis nutrisi, artinya tidak ada satupun nutrisi yang bisa dikatakan paling penting. Selain glukosa sebagai sumber energi bagi otak, diperlukan pula asam lemak esensial (DHA, AA), kolin dan zinc, yang apabila dipadukan dalam jumlah yang presisi akan memiliki peranan yang sama pentingnya dalam memaksimalkan perkembangan dan fungsi otak.” ungkap Prof. Made lebih lanjut.

Diperlukan Sistem Cerna Yang Sehat

Prof. Juffrie, Guru Besar Ilmu Pediatri Fakultas Kedokteran UGM, menyatakan, “Sangatlah penting untuk memastikan saluran cerna anak dalam kondisi sehat karena proses pencernaan makanan terjadi sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Hasil dari proses tersebut kemudian disebarkan ke seluruh tubuh untuk menjadi energi untuk beraktivitas.”

Prof. Juffrie melanjutkan, karbohidrat diproses di dalam mulut dan usus halus, yang akan memecah molekul karbohidrat menjadi monosakarida yang bisa diserap usus dan masuk ke peredaran darah.

Proses ini membutuhkan waktu, tergantung dari jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat yang dapat langsung dipergunakan untuk energi di otak adalah glukosa, sedangkan karbohidrat dalam bentuk disakarida seperti sukrosa atau isomaltulosa tidak dapat bereaksi secara langsung untuk dipergunakan sebagai energi untuk otak.

Oleh karena itu, Bunda harus bijak. Tidak boleh mengandalkan hanya pada satu jenis zat gizi saja, melainkan harus juga memperhatikan kandungan zat gizi dalam komposisi yang tepat pada makanan yang dikonsumsi anak, demikian Yeni Fatmawati, Corporate Affairs dan Legal Director Sari Husada.

“Kami harap edisi Nutritalk kali ini dapat menambah wawasan kita bahwa untuk mencapai tumbuh kembang optimal anak, terutama kinerja otaknya, diperlukan berbagai jenis nutrisi yang berpadu dalam tingkatan dan jumlah yang presisi, sesuai dengan usia anak.” tutur Yeni Fatmawati.