Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Lomba Menulis di Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
Oleh noorhanilaksmi 21 Oct 2013

Si Kecil Bahagia Beraktivitas
Sebagai seorang ibu pasti menginginkan putera puterinya bisa menjadi pribadi yang baik, mandiri, berani dan nantinya akan berguna bagi orang lain.
Sekedar share dari diri saya yang juga ingin seperti mom bunda lain yang menginginkan terbaik buat anak-anak mereka.
Saat menulis ini saya seorang ibu yang sedang belajar dan pastinya terus belajar hingga akhir hayat dan mencoba share apa yang telah dialami dalam waktu ke belakang selama membesarkan dua buah hati saya.
Dua puteri saya Filza Azkiya sekarang berusia 5,7 tahun dan Fayre Azkiya 4,7 tahun adalah harapan kami selaku orang tua bisa menjadi anak yang baik. Semua tentu saja seijin Allah dan kita sebagai orang tua wajib melakukan yang terbaik buat mereka dengan mendidik, memenuhi gizi, kebutuhan lahir dan bathin mereka dengan maksimal.
Untuk mewujudkan doa kami sebagai ibu saya sebisa mungkin selalu dekat dengan mereka walau baru dua bulan ini saya mengundurkan diri dari kantor tapi di waktu lalu saya telah berusaha maksimal agar mempunyai waktu yang berkualitas di malam hari sepulang kantor jam 19.00 – 22.00 untuk mengetahuai aktivitas Filza dan Fayre sehari ini saat saya di kantor, semantara Sabtu dan Minggu saya dedikasikan sepenuhnya waktu untuk mereka.
Saat masih bekerja setiap jam 08.00 saya telephone apakah pengasuh sudah memberikan makan pagi, mengantar sekolah. Pukul 13.00 mengecek apa sudah makan siang, tidur siang dan apa yang sedang mereka lakukan di luar jadwal les. Pukul 16.00 sudahkah mereka mandi dan memperbolehkan bermain di taman kompleks bersama teman-temannya.
Menjelang maghrib sudah harus di rumah, biasanya membuka buku-buku PR dari sekolah dan mulai belajar menulis, mengaji tapi bahkan diluar keinginan mereka melanjutkan bermain. Karena dunia mereka memang masih bermain.
Bersyukur saya mempunyai dua pengasuh yang baik dan sayang terhadap Filza dan Fayre, sampai akhirnya saya mengambil sebuah keputusan mengundurkan diri dari kantor.
Beberapa alasan saya mengambil keputusan ini, yang pertama adalah demi anak-anak. Filza tahun ini kelas TKB dan Fayre mulai masuk Play Group. Filza senang dengan aktivitas di luar sekolah.
Beberapa les yang diikuti Filza dan sekarang Fayre adiknya-pun ikut dari balet, piano, calistung untuk persiapan masuk Sekolah Dasar dan berenang.
Melihat aktivitas yang Filza dan Fayre senangi, tidak mungkin mengandalkan pengasuh anak, keinginan anak-anak meminta ibunya yang mengantarkan aktivitas mereka rasanya kalau saya masih bekerja dari pukul 05.00 sudah di kemacetan Jagorawi dan sampai rumah 17.00 paling cepat apa yang menjadi aktivitas mereka berdua tidak bisa maksimal.
Di tambah salah satu pengasuh keluar karena saatnya berumah tangga, tersisa satu pengasuh. Bukan rahasia umum mencari pengasuh anak-anak saat ini sangat sulit demikian aku mencari pengganti untuk memegang Filza karena mbaknya menikah kesulitan.
Akhirnya berunding dengan suami kalau bukan aku yang pegang anak-anak siapa algi ? di sisi lain akupun masih merasa keberatan keluar dari sebuah kantor mulinasional setelah 9.2 tahun aku bekerja.
Akhirnya semua aku kembalikan ke dalam doa, hanya tiga hari sholat malam lebih khusyu dan istiqaroh apa yang terbaik buat kelaurga kami ? ditambah juga mungkin suasana kantor yang mulai berubah akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri dan menjadi Full Time Mom.
Nyata menjadi ibu rumah tangga ternyata juga bukan hal yang mudah, biasanya saya berkonflik dengan bos masalah kerjaan sekarang jadi setiap menit memegang anak-anak plus dengan konflik mereka yang moody kadang membawa emosi kita sebagai ibu terbawa.
Diawal-awal saya kaget dengan sifat Filza yang sehari-hari tidak saya jumpai ternyata suka marah-marah, bossy, pembantah, malas dan terkadang suka bentak-bentak.
Sangat saya tidak tahu karena interaksi Sabtu dan Minggu tidak cukup memahami dia sifat aslinya.
Di awalpun kerap aku terbawa emosi dengan kelakuan Filza, semntara kalau adiknya lebih easy going tidak terlalu bermasalah.
Awalnya membangunkan untuk sekolah saja selalu pakai ribut dan terkadang tidak mau sekolah. Membuat saya emosi dan mengomel. Maunya bermain saja! Tetapi Alhamdulillah mulai belajar lebih bersabar menghadapi bos di kantor menjadi saya terbiasa sabar dan seharusnya saya harus lebih bisa bersabar lagi menghadapi anak-anak sendiri.
Bersyukur semakin kemari Filza semakin menurut, jarang mengamuk, menangis dan yang menyenangkan les-les yang diikuti adalah aktivitas yang dia sukai.
Aku membuat list harian aktivitas Filza dan Fayre dari Hari Senin sampai Sabtu. Nyatanya hanya hari Selasa saja yang kosong. Sempat aku terpikir memangkas salah satu lesnya, ternyata Filza menolak.
Membayangkan padatnya aktivitas dari hari Senin jadwal les baca tulis, Selasa kosong, Rabu balet, Kamis baca tulis, Jumat balet dan Sabtu ada renang dan piano. Aku sendiri yang antar jemput dari pagi sekolah dan siang pulang sekolah lalu memulai aktivitas les.
Dari informasi pengajar sekolah dan les setelah Filza yang mengurus langsung ibunya semangat belajar dan les-les yang diikuti semakin berkembang pesat. Aku merasa bersyukur puteriku walaupun mungkin bisa juga dipandang manja karena apa-apa maunya dengan ibunya tapi aku coba berpikir sisi positifnya, “Memang begitu seharusnya, siapa lagi yang bisa meng-handle anaknya kalau bukan ibunya ? tetap pengurus terbaik anak-anak kita adalah tangan kita sendiri.”
Tapi memang disinilah hidup pilihan, saya memilih mengundurkan diri dari kantor karena itupun sudah dipikirkan matang-matang bersama suami. Rumah tangga yang dalam keuangan biasanya ada dua pemasukan sekarang hanya satu, tetapi di sisi lain saya memangkas pengeluaran karena cukup satu pengasuh, tidak ada antar jemput ojek karena atas kemauan anak-anak ibunya yang antar jemput, pengeluaran dapur lebih terkontrol, juga listrik air lebih hemat.
Bersyukur saya menyukai menulis dan perlahan saat anak-anak tidur saya sempatkan menulis sampai saat ini dua novel bisa meluncur di Gramedia.
Saya ibu yang harus terus berproses resign keputusan saya lakukan demi lebih mendekatkan hati saya pada Filza dan Fayre, melihat mereka tumbuh dan berkembang setiap saat, membimbing pelan-pelan mereka bisa tampil di depan umum karena Filza sangat pemalu.
Aktivitas yang dijalankan juga membuat mereka bahagia karena rasa suka, bertemu teman-teman yang menjadikan proses sosialisasi, belajar berani dan belajar disiplin dengan rutinitas.
Semoga sebagai ibu bisa mendampingi dan terus memantau perkembangan mereka sekaligus melindungi dengan kasih sayang sepenuhnya. Ada setiap saat ketika mereka membutuhkan belaian dan perlindungan kita.
Menjadi ibu untuk menjadikan putera-puteri terbaik adalah proses belajar sampai akhir hayat, banyak berbagai teori kebaikan dan bahkan kita terlalu bingung teori mana yang akan dipakai. Semua kembali pada diri masing-masing teori adalah masukan tetapi yang tahu persis mana yang tepat buat kondisi kita dan buah hati kita adalah hati kita sendiri.
Apa yang saya lakukan dengan mengikuti aktivitas si kecil dengan bahagia dan merekapun bahagia karena merasa tenang ada ibunya salah satu usaha saya mereka kelak seijin Allah menjadi anak yang berguna bagi agama dan bangsa.