Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Tiga Amunisi Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil

Oleh Ika Koentjoro 10 Oct 2013

Menjadi ibu dari 2 anak laki-laki menjadikan saya memiliki tanggungjawab lebih dalam mendidik keduanya, sebab mereka adalah calon pemimpin. Tak usah berpikir muluk-muluk kelak mereka akan menjadi presiden ataupun pimpinan perusahaan besar, yang pasti, sebagai seorang laki-laki, kelak mereka akan menjadi pemimpin untuk keluarganya.

Al-Ummu madrasatul ‘ula, begitulah kata-kata bijak dalam bahasa Arab yang diterjemahkan secara bebas dengan arti, ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Artinya, dari seorang ibulah anak-anak belajar untuk pertama kali. Saya terinspirasi dengan sosok Nancy Mattews. Ia adalah ibu dari seorang penemu besar yang telah mempatenkan lebih dari 1.093 hasil temuannya yaitu Thomas Alva Edison.

Dikisahkan, Thomas Alva Edison, sang penemu jenius itu di masa kecilnya  digambarkan memiliki fisik kecil agak tuli dan dicap bodoh di sekolah. Sang guru meminta Nancy untuk mengeluarkannya dari bangku sekolah. Walhasil, Edison kecil hanya 3 bulan mengenyam pendidikan formal.

Hati ibu mana yang tak hancur mana kala anak yang ia cintai ditolak untuk bersekolah. Namun tidak demikian halnya dengan Nancy, ia tak putus semangat dengan keadaan anaknya. Nancy lalu mendidik sendiri Edison kecil di rumahnya. Ia mengajarkan Edison cara membaca, menulis, dan matematika. Ia juga sering membacakan Edison buku-buku karya penulis Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens.

Nancy Mattews merupakan sosok ibu hebat yang berhasil membangkitkan rasa percaya diri dalam diri anaknya, hingga akhirnya Edison kecil tumbuh menjadi salah satu penemu terbesar dunia.

***

Cerita tentang Nancy Mattews menjadi pelajaran berharga buat saya. Sebagai seorang ibu, saya harus membekali diri dengan ilmu yang dibutuhkan kedua anak saya. Tak hanya terbatas pada ilmu yang berkaitan dengan pelajaran mereka di sekolah saja, juga semua ilmu yang mendukung tumbuh kembangnya.

Membaca berbagai buku yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak menjadi agenda wajib saya. Berbagai seminar parenting sering saya ikuti.Terkadang, saya juga berkonsultasi dengan psikolog anak untuk meminta saran ataupun bertanya berbagai masalah seputar anak pada mereka.

Manfaat ilmu kini mulai saya rasakan seiring bertambahnya usia  anak-anak. Dengan bertumbuhnya mereka, tentu membawa konsekuensi masalah yang semakin bertambah pula. Apalagi kini, tantangan dalam mendidik anak jauh lebih kompleks daripada jaman saya kecil dulu. Ilmu yang didapatkan dari orang tua terkadang harus di-up grade. Tak bisa diterapkan seutuhnya dalam mendidik anak-anak jaman sekarang.

Petualangan Seru

“Yuk berpetualang,” ajak saya pada kedua bocah bermata bening yang sedang asyik mewarnai lukisannya sendiri.

“Berpetualang? Berpetualang itu apaan mi,” jawab keduanya hampir bersamaan. Saya pun menjelaskan pada keduanya apa itu berpetualang.

Petualang

Berpetualang menjadi agenda rutin kami sekeluarga saat anak-anak libur sekolah. Banyak kegiatan yang kami lakukan seperti, rafting di sungai Elo Magelang, menyusuri sungai tempat mengalirkan lahar menggunakan jeep di Kinahrejo, bermain di pantai dan petuangan lain.

Seperti libur lebaran lalu, saya dan keluarga menyempatkan rafting di sungai Elo, Magelang. Kebetulan waktu itu musim kemarau, hingga arus tak terlalu deras. Anak-anak dibawah usia 10 tahun pun boleh mengikutinya. Jeram rafting Elo mempunyai kelas jeram yang memiliki tingkat bahaya yang rendah. Jeram-jeram yang ada di sungai Elo masuk kategori jeram II dan jeram III. Jeram dengan kategori tersebut pas untuk pemula yang belum pernah melakukan arung jeram.

Dari pengalaman saya, berpetualng ke gunung, menjelajah hutan/cagar alam, bermain di pantai, snorkeling di laut, berenang di danau atau pun rafting di sungai bukanlah kegiatan yang berbahaya jika dilakukan dengan benar serta memperhatikan dan mengikuti peraturan yang ada.

Saya merasakan banyak manfaat dari petualangan yang kami lakukan, diantaranya, pertama, menambah pengetahuan & pemahaman anak tentang alam dan merangsang anak menjadi lebih responsif terhadap lingkungan sekitar. Seperti petualangan kami saat rafting di sungai Elo. Anak-anak banyak mengenal tanaman serta hewan-hewan yang hidup disekitar sungai. Mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Mereka senang dan bersorak gembira saat melihat binatang yang sebelumnya hanya mereka lihat di dalam buku dan berseru,”Mi, itu ular air seperti yang ada di bukunya mas Fathiin, kan?” saat mereka melihat seekor ular air melintas tak jauh dari boat kami.

Kedua, meningkatkan kebersamaan dan kekompakan. Berpetualng bersama keluarga berarti mengharuskan seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan bersama. Kegiatan ini tentu akan menciptakan quality time keluarga. Apalagi saya dan suami sama-sama bekerja. Berpetualang memberi kami banyak manfaat.

Ketiga, memacu semangat dan kreatifitas. Berani mencoba hal baru, secara psikologis akan menambah rasa percaya diri anak. Saya merasakan keberanian Fathiin, anak pertama saya lebih terasah setelah kami melakukan beberapa petualangan. Fathiin anak dengan tipikal introvert. Sering kali ia menjadi korban kejahilan teman-temannya. Kini, Fathiin lebih berani mengungkapkan ketidak sukaannya atas perilaku teman-temannya. Bahkan jika dirasa sudah melebihi batas, ia kini berani melawan dengan cara yang dibenarkan.

Menghargai seberapapun pencapaian anak

Sayang ya sayang saja, begitu tema yang diusung dalam sebuah seminar tentang menghargai anak yang saya ikuti beberapa waktu lalu. Orang tua terkadang terjebak dalam mind set yang salah. Orang tua lebih menghargai anak saat anak berprestasi secara akademis dan kompetisi saja. Keberhasilan mereka dalam hal-hal non akademis ataupun non piala sering tidak terapresiasi. Padahal, apresiasi orang tua akan membangun kepercayaan diri si anak, bahkan saat anak mengalami kegagalan.

Sebagai orang tua, saya belajar untuk menerima anak apa adanya. Bukan menghargai anak ketika anak melakukan sesuatu yang saya harapkan. Dimata saya, anak-anak selalu berharga dengan segala keterbatasannya. Contohnya saat kami kedatangan tamu. Setelah memberi salam pada tamu, biasanya mereka lalu berlari menuju dapur untuk membuatkan minum untuk para tamu. Walaupun saya tahu, minuman yang mereka buat jauh dari rasa yang pas, tak lupa selalu saya ucapkan terimakasih pada mereka, sebagai tanpa penghargaan saya atas apa yang telah mereka lalukan.

SAMSUNG CSC

Memberi nutrisi yang tepat

Nutrisi tepat penting dalam tumbuh kembang anak agar anak memiliki badan dan jiwa yang kuat. Seperti kata pepatah “Men Sana in Corpore Sano”, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Memberi nutrisi tepat berarti memberikan asupan gizi yang seimbang terdiri karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral dan kalsium. Pemberian makanan dengan pola empat sehat dengan susu sebagai penyempurnanya merupakan pola makan yang sangat tepat.

Menu makanan anak-anak saya usahakan mengandung semua nutrisi yang mereka butuhkan. Untuk merangsang selera makan mereka, terkadang saya buatkan mereka bento sederhana.

Satu lagi yang tak pernah saya lupa, memberi mereka susu SGM Aktif Presinutri saat sarapan pagi untuk mendukung semua aktifitasnya dan malam hari menjelang tidur untuk pertumbuhan tulangnya.

SGM Aktif Presinutri merupakan susu pertumbuhan dengan Zinc, Asam Linoleat (omega 6) serta buah-sayur & Inulin. Memiliki kandungan Protein tinggi, yang membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh serta merupakan komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. SGM Aktif Presinutri juga mengandung Kalsium dan Fosfor tinggi, yang berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi.

***

Anak-anak bukan milik orangtuanya, ia milik jamannya. Tugas seorang ibu adalah mempersiapkan mereka supaya mampu berkompetisi di masa datang. Keberanian, penghargaan dan nutrisi tepat menjadi modal utama untuk menjadikan anak-anak pemimpin masa depan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba NUB  “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”

NUB

2 Komentar

rudigaswan

13 Oct 2013 10:34

benar, kita harus menghargai anak sekecil apa pun prestasi mereka karena mereka memiliki potensi yg unik dan berbeda!

Ika Koentjoro

21 Oct 2013 21:27

Iya, betul banget ^^

atik sandrawati

10 Oct 2013 16:49

bagus.. kreatif :) semoga menang ya bunda :)

Ika Koentjoro

10 Oct 2013 19:00

Aaamiiin, terimakasih mbak Atik ^^