Bayi membutuhkan zat besi

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 25 Sep 2018

Sahabat nutrisi,

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sebanyak 28,1 persen balita di Indonesia mengalami anemia. Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan zat besi.

Zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi sel darah merah atau hemoglobin. Sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi akan menyebabkan sel darah merah kurang, dan tidak dapat mendistribusikan oksigen. Sehingga menyebabkan tubuh terasa cepat lelah, dan kulit tampak pucat.

Selain itu, zat besi berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat dalam masa satu tahun pertama kehidupan bayi. Bayi yang kekurangan asupan zat besi dapat mengalami perkembangan fungsi kognitif serta perilaku yang buruk.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan berat badan bayi lambat atau susah bertambah, tidak kuat menyusui dan tidak memiliki nafsu makan, serta cenderung rewel dan gelisah. Lebih jauh lagi, bayi yang kekurangan zat besi mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya dan cenderung bersikap pasif.

Bayi yang lahir sehat dengan berat badan normal, memiliki simpanan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi bertambah besar dan bertambah volume darah, hingga mencapai 2 kali berat badan lahir, sekitar 4 sampai 6 bulan sejak kelahirannya. Kemudian setelah berusia 6 bulan bayi membutuhkan tambahan zat besi dari makanan pendamping ASI.

Berikan berbagai makanan sumber zat besi seperti daging, kacang polong, bayam, brokoli, jeruk, tomat dan sebagainya, sebagai makanan pendamping ASI.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528681/