Malaikat kecil

Oleh Ainun Nihaya 26 Feb 2014

 

 

 

 

 

 

 

Dear diary,

Aku tidak bisa membayangkan jika aku berada dalam posisinya, akankah aku sekuat dia, sahabatku. Meski aku yakin dia sering menangis dalam do’anya, tetapi aku lebih sering melihatnya tersenyum bahagia sambil mengelus perutnya yang sudah besar itu. Aku tahu seberapa besar dia menginginkan malaikat kecil yang belum lahir ke dunia itu, yang akan lahir tanpa pernah punya kesempatan untuk melihat dan mengenal ayahnya. Sahabatku itu pernah berkata, “Bagiku memiliki anak dari suamiku sangatlah penting, jadi akan kulakukan apapun untuk memilikinya. Kelak, dia yang akan menggantikan ayahnya menemaniku seumur hidup.” Dan saat kandungannya belum juga membuncit, sang suami mendahului pergi menghadap Tuhan.

Si malaikat kecil sudah mulai membesar dalam hangatnya rahim perempuan yang sebentar lagi akan dipanggil mama. Kini saat 7 bulanan mama, dalam perjuangannya menjadi kepala keluarga sekaligus ibu bagi calon buah hatinya, dalam kepayahannya antara harus bekerja dan mengandung, sahabatku terlihat begitu cantik berseri dalam balutan baju terusan yang sederhana sambil sesekali bercerita tentang selincah apa malaikat kecilnya itu dalam rahimnya, seakan tidak ada kesusahan yang dialaminya. Dia terlihat bahagia, dan melihat hal itu, dalam hati aku berdo’a, semoga Tuhan memberikan kebahagiaan kepada mereka berdua.