Bila Ibu Hamil Berpuasa

Oleh Nutrisi Bangsa 13 Jul 2012

Berpuasa dapat berdampak positif bagi ibu hamil dan menyusui, asal kondisinya sehat, pola makan teratur, serta asupan nutrisi yang terjaga dan seimbang.

Demikian pemikiran yang muncul dalam edisi perdana Talkshow ‘Love Your Pregnancy’, Kamis (12/07) kemarin.

Acara yang diselenggarakan Sarihusada ini bertujuan memberi edukasi nutrisi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

Dalam sambutannya, Corporate Affairs Head Sarihusada, Arif Mujahidin mengatakan, kehamilan dan menyusui merupakan momen sangat berharga bagi setiap ibu.

“Karena itu, Sarihusada, sebagai perusahaan nutrisi yang telah berkiprah 55 tahun dalam penyediaan produk ibu dan anak, juga aktif terlibat dalam kegiatan edukasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak,“ungkap Arif.

Sementara itu, salah-seorang pembicara, Dokter Febriansyah Darus SpoG mengatakan, selama ini ada kekhawatiran yang berkembang di masyarakat bahwa ibu hamil dan menyusui yang berpuasa, akan mempengaruhi kesehatannya dan calon buah hatinya.

Menurutnya, kekhawatiran seperti ini beralasan, karena sejumlah penelitian menunjukan ibu hamil yang berpuasa memiliki resiko melahirkan bayi yang punya berat badan rendah.

Namun demikian, kata Febriansyah, kondisi seperti itu hanya ditemukan pada wanita yang cenderung memiliki pola makan dan idet yang buruk.

“Studi lain menemukan bahwa berpuasa di bulan pertama kehamilan dapat mengakibatkan penurunan. Tetapi, penurunannya hanya sekitar 40 gram sehingga relatif kecil dan tidak berdampak besar bagi kesehatan janin,” papar dokter yang juga salah satu panel ahli Lactamil Mama Care (LMC) ini.

Febriansyah juga mengungkapkan hasil penelitian lain yang menyimpulkan, bahwa puasa saat hamil tidak secara langsung berpengaruh pada kecerdesan intelegensia (IQ) pada bayi.

Di hadapan peserta talkshow, Febriansyah juga menyatakan, wanita hamil yang berpuasa akan menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan kimia dalam darah.

“Tetapi perubahan ini tidak berbahaya bagi ibu dan bayinya,” tandasnya.

Hanya saja, lanjutnya, ibu yang tengah hamil memang mengalami perubahan hormon. “Ini berefek pada perubahan mood, nafsu makan dan gejala-gejala seperti muntah dll,” jelasnya.

Asupan gizi

Lebih lanjut Febriansyah mengatakan, ibu yang sedang menyusui, tidak diperlukan makanan atau diet khusus. Namun demikian, untuk menjaga kesehatannya, ibu itu disarankan menambah diet 50-55% kalori dari karbohidrat, 12-15% dari protein, dan 30% dari lemak.

“Sedangkan yang harus dihindari adalah trans-asam lemak seperti crackers, snacks, kue panggang, karena meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler bagi ibu,” paparnya.

Di hadapan peserta, dokter Febriansyah menyampaikan pula sebuah studi yang dielakukan sekelompok dokter di Asia Tengah, pada 2007 lalu.

Menurutnya, studi itu menyimpukan bahwa puasa Ramdhan bagi ibu menyusui tidak akan mengubah komposisi ASI secara signifikan.

“Jadi, meskipun berpuasa 14 jam, ASI yang dihasilkan ibu tidak akan berubah. Karena, saat berpuasa, tubuh akan melakukan kompensasi cadangan zat-zat gizi yang diambil dari simpanan tubuh, berupa lemak, energi, dan protein serta vitamin dan mineral,” ungkapnya.

Karena itulah, dia kemudian menyarankan, jumlah asupan gizi pada ibu hamil dan menyusui yang berpuasa harus diperhatikan. “ibu menyusui harus makan tiga kali sehari, saat sahur, bebruka dan sesusah tarawih,” tandasnya.

Sementara itu, pembicara lainnya, Nadia Mulya, pakar gaya hidup wanita mengatakan, selain pemenuhan nutrisi yang seimbang, ibu hamil dan menyusui juga harus memperhatikan kondisi psikologis dan emosional.

“Untuk menikmati momen kehamilan dan menyusui, pastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup, menjauhkan diri dari stress, serta mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya,” kata Nadia Mulya.

Dia juga menyarankan, agar ibu itu melakukan olahraga ringan seperti mini cardio dan senam ringan sebelum waktu berpuasa. “Agar tubuh tetap segar,” tambah Nadia, yang juga salah-satu panel ahli LMC ini.