Bun, Ini Lho Manfaat Mendengarkan Musik untuk Si Kecil di Kandungan

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Jan 2020

Sejak lama kita mendengarkan musik bermanfaat untuk siapa saja, termasuk untuk bayi di dalam rahim. Menurut UNICEF, musik terbukti memiliki peran dalam perkembangan otak janin sebelum lahir. Mendengarkan musik di masa kehamilan tidak hanya dapat menenangkan bagi Bunda, tapi juga dapat memberi efek positif pada Si Kecil di dalam rahim.

Di masa 16-18 minggu kehamilan, Si Kecil dapat mendengar suara untuk pertama kalinya. Kemudian pada usia kehamilan 24 minggu, ia akan mulai memberi respons terhadap suara atau kebisingan di luar hingga pada trimester ketiga kehamilan ia dapat mengenali suara Bundanya serta dapat mendengar bahasa yang Bunda gunakan.1

Jenis musik apa yang bermanfaat bagi janin? Respons fisiologis dan psikologis dari mendengarkan musik tergantung pada jenis dan iramanya. Misalnya, detak jantung dan tekanan darah dapat meningkat saat mendengarkan musik yang bergerak cepat. Sedangkan musik yang lembat bisa menenangkan, dan membuat rileks, menurunkan detak jantung dan tekanan darah. Para peneliti berpendapat bahwa musik yang teratur dan berirama rendah (lagu pengantar tidur) paling cocok untuk janin dan bayi yang baru lahir.

Bagaimana janin merespons musik? Bayi di dalam rahim mulai merespons musik dengan perubahan jantung dan gerakan saat memasuki kehamilan 30 minggu. Seiring bertambahnya usia kehamilan, persepsi pendengaran menjadi matang dan janin merespons bahkan untuk stimulasi musik tingkat rendah. Detak jantung janin meningkat pada ibu yang mendengarkan musik cepat dan menurun sebagai respons terhadap musik yang lambat dan santai.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa struktur anatomi telinga dikembangkan pada usia kehamilan 20 minggu. Meskipun janin telah terbukti merespons suara eksternal di usia kehamilan 16 minggu, namun sistem pendengaran baru berfungsi penuh kemudian (antara 25-29 minggu).2 Selama waktu ini, koneksi neurologis antara otak (‘korteks pendengaran’) dan sistem koklea telinga tengah (‘organ reseptor’) menjadi lengkap. Trimester ketiga menjadi poin penting terkait kemampuan mendengar Si Kecil di masa depan.

Peneliti menemukan bahwa mulai 28 minggu kehamilan (dan sampai persalinan), sel-sel rambut koklea (elemen kunci dari sistem pendengaran) dan koneksi neuronnya yang halus dengan otak mengalami penyempurnaan. Hal ini akan berlanjut untuk beberapa bulan pertama setelah kelahiran. Proses ‘fine-tuning’ dari koklea dan neuron berfungsi dengan baik ketika janin terpapar musik melodi sederhana, suara ibu dan keluarga dan suara lingkungan yang umum. Tingkat suara yang bisa diterima janin kurang dari 50dB (kira-kira setara dengan tingkat suara percakapan normal). Paparan dengan suara keras lebih dari 80 dB (seperti mesin atau sistem musik keras) dapat mengganggu proses ini dan juga dapat merusak sel-sel rambut yang berpotensi menjadi gangguan untuk pendengaran Si Kecil.

Yang unik adalah, riset menunjukkan bahwa janin juga memiliki kemampuan untuk mengingat suara dan musik yang didengar di dalam rahim ibu. Mereka bisa mengenali nada setelah lahir. Janin dapat mengingatnya mulai dari beberapa hari hingga 4 minggu. Para peneliti menduga ingatan akan suara ini (‘pembelajaran pendengaran’) mulai berkembang sejak usia kehamilan 27 minggu.2

Penting untuk diingat bahwa rahim adalah tempat yang bising. Perut Bunda berdeguk, jantung berdetak, paru-paru penuh dengan udara. Selain itu, suara Bunda diperkuat oleh getaran tulang saat suara melewati tubuh. Saat hamil, cobalah untuk menjaga volume suara luar sekitar 50 hingga 60 desibel, atau dengan tingkat kebisingan yang sama dengan percakapan normal. Itu berarti tidak perlu menggunakan headphone di perut untuk memperdengarkan musik bagi Si Kecil di dalam rahim. Suara dari earphone atau headphone akan sangat keras bagi Si Kecil di dalam kandungan, jadi sebaiknya hindari.

Bumil yang ingin menghadiri konser atau nontin bioskop dengan suara keras boleh saja, namun tetap lakukan dengan hati-hati karena paparan rutin terhadap suara volume tinggi tidak baik untuk Si Kecil di dalam rahim. Sebisa mungkin hindari konser yang sangat keras setelah usia kehamilan 18 minggu.3

Referensi

1. https://www.unicef.org/parenting/child-development/how-music-affects-your-babys-brain-class

2. https://www.ifwip.org/music-pregnancy-fetal-hearing-relaxation-stress-wellbeing/

3. https://www.healthline.com/health/pregnancy/music-for-baby-in-womb#Turn-down-the-volume-