Fenomena Ngidam pada Ibu Hamil, Mitos atau Fakta?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 03 Jun 2019

Sahabat NUB,

Bunda mungkin pernah merasakan ngidam selama hamil? Bahkan ada yang bilang jika ngidam selama kehamilan dan Bunda tidak mendapat apa yang diinginkan, si bayi bisa ‘ngeces atau ileran’. Mitos atau fakta sebenarnya fenomena ngidam ini?

Ngidam biasanya akan muncul saat trimester pertama usia kehamilan, dan akan menurun menjelang trimester kedua. Penelitian menyebut, ngidam terkait dengan peningkatan peptide Opioid Endogen (POE) dalam tubuh, yang kemudian akan memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu.

Bukan hanya POE yang meningkat, beta endorfin dan met enkafelin pun akan naik selama kehamilan. Nah, hal inilah yang memicu bumil cenderung menginginkan makanan yang bisa memuaskannya.

Alasan mengapa beberapa wanita mengalami mengidam selama kehamilan tidak diketahui secara pasti. Saat ini tidak ada penyebab yang diidentifikasi. Namun, menurut Journal of American Dietetic Association mungkin kondisi ini ada hubungannya dengan kekurangan zat besi. Beberapa berspekulasi bahwa mengidam adalah upaya tubuh untuk mendapatkan vitamin atau mineral yang hilang melalui konsumsi makanan normal. Namun, tak jarang mengidam mungkin terkait dengan penyakit fisik atau mental yang mendasarinya.

Penyebab fenomena ngidam ini biasanya mencerminkan bumil kurang nutrisi tertentu dalam tubuh. Jadi ini merupakan sinyal yang memberi tanda tubuh sedang membutuhkan asupan nutrisi. Mendambakan sate misalnya, bisa jadi ini sinyal tubuh bumil kekurangan protein. Untuk mengatasinya, bumil perlu mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging merah, daging ayam tanpa kulit, telur rebus, dan protein nabati yang berasal dari kacang-kacangan.

Dalam beberapa penelitian, mengidam telah dikaitkan dengan kekurangan zat besi - meskipun tidak ada barang yang didambakan mengandung sejumlah besar zat besi. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anemia defisiensi besi berhubungan dengan keinginan makan es.

Ada lagi fenomena ngidam yang disebut ‘pica’, istilah yang digunakan untuk menggambarkan keinginan kuat (mendambakan dan makan) benda-benda bukan makanan, seperti tanah, tanah liat, tepung cucian, es, abu, plester, keripik cat, dan bubuk kopi.

Pica berasal dari kata Latin untuk murai (burung yang dikenal untuk makan hampir semua hal), adalah fenomena di seluruh dunia yang tampaknya lebih umum selama kehamilan. Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan hasrat yang tidak biasa ini, tetapi kombinasi faktor biokimia, psikologis, dan budaya mungkin bekerja.

Namun mengidam terkait ‘barang-barang’ bukan berarti bumil memiliki kekurangan nutrisi tertentu. Dan sudah tentu bumil tidak disarankan untuk mengonsumsinya. Alasannya jelas: Mengonsumsi bahan yang bukan makanan dapat mengganggu kemampuan tubuh bumil untuk menyerap nutrisi. Makan es memang tidak berbahaya, namun mengonsumsi bahan yang bukan kategori pangan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti keracunan timbal atau penyumbatan usus.

Apakah risiko mengidam ‘pica’ pada bayi? Mengonsumsi bahan bukan pangan tentu saja menyimpan potensi bahaya untuk janin, karena dapat menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan bahkan dapat menyebabkan kekurangan.

Lantas bagaimana cara mengatasi ‘pica’? Jika bumil memiliki hasrat yang kuat untuk barang-barang bukan makanan, pastikan untuk berbicara dengan dokter atau bidan. Meskipun keinginan seperti ini memang terjadi pada wanita hamil yang sehat, ada baiknya bumil diperiksa apakah ada kondisi fisik atau psikologis yang mendasarinya. Beri tahu dokter/bidan dan tinjau catatan kesehatan prenatal. Pantau status zat besi bersama dengan asupan vitamin dan mineral lainnya. Pertimbangkan pengganti potensial untuk mengidam seperti mengunyah permen karet tanpa gula.

Semoga berguna ya Bunda.

Referensi

https://www.babycenter.com/404_what-causes-pica-during-pregnancy_1186643.bc

https://americanpregnancy.org/pregnancy-health/unusual-cravings-pica/

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-2826.1993.tb00487.x