Ibu Hamil Tidak Boleh Berendam di Air Panas, Mitos atau Fakta?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 08 Nov 2018

Sahabat Nutrisi,

Banyak mitos berkembang terkait dengan kehamilan. Sebagian hanya sebatas mitos, namun ada juga yang terbukti secara ilmiah, salah satunya terkait mandi berendam di air panas.

Bagi bumil, berendam di bak mandi air panas terdengar seperti cara yang menyenangkan untuk meredakan nyeri otot yang berhubungan dengan kehamilan. Namun demikian, bumil sebaiknya berhati-hati jika ingin melakukan relaksasi dan menghilangkan rasa sakit dengan berendam di air panas.

Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan risiko cacat lahir pada bayi perempuan yang memiliki peningkatan suhu tubuh selama trimester pertama kehamilan.


Sejumlah ahli tidak menyarankan bumil mandi berendam di air panas untuk beragam alasan. Suhu di bak air panas untuk berendam setidaknya mencapai 38,9 derajat Celcius. Berendam di bak air panas selama 10 hingga 20 menit bisa memicu kenaikan suhu tubuh bumil.

Kenaikan suhu terjadi akibat tubuh tidak dapat mengeluarkan keringat ketika berendam. Kondisi ini bisa memicu hipertermia pada bumil. Nah, hipertermia bisa memicu penurunan distribusi oksigen dan zat gizi pada janin, yang bisa berimbas pada komplikasi seperti, berat badan lahir rendah, kecacatan pada bayi, bahkan kematian janin atau keguguran.

Mandi di bak panas harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat meningkatkan suhu tubuh inti, dan ini berbahaya untuk janin di dalam kandungan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa panas berlebih terutama di awal-awal bulan kehamilan bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi, yang berdampak pada perkembangan saraf dan otak bayi, lazim disebut cacat bumbung saraf.

Namun demikian, ada sejumlah bukti yang menunjukkan bumil masih dipandang aman untuk duduk di bak mandi panas 40 derajat Celsius selama 20 menit. Paparan singkat terhadap panas ini kemungkinan tidak cukup menaikkan suhu tubuh terlalu tinggi. Namun demikian, sulit untuk mengukur suhu dan waktu yang tepat jadi lebih baik berhati-hati.


Apabila air terlalu panas, hal ini membuat bumil merasa pusing karena panas dapat menurunkan tekanan darah, yang akan berdampak pada aliran darah bumil untuk janin, yang dipandang tidak aman bagi usia kehamilan berapapun.

Mandi air hangat yang tidak panas merupakan cara yang lebih aman untuk bersantai. Dalam bak mandi sebagian besar tubuh bagian atas bumil akan tetap keluar dari air, hal ini membuat tubuh bumil cenderung tidak terlalu panas. Selain itu, air dalam bak mandi mulai mendingin, dibandingkan dengan bak mandi air panas (yang stabil panasnya), sehingga mengurangi risiko panas berlebih.

Bak air panas sering diprogram pabrik untuk mempertahankan suhu air sekitar 104º F (atau setara 40 derajat Celsius). Dibutuhkan hanya 10-20 menit dalam bak mandi air panas untuk menaikkan suhu tubuh hingga 39 derajat C atau lebih tinggi.

Ada sejumlah cara untuk meminimalkan risiko jika bumil tetap ingin mandi berendam di air panas, yaitu:

1. Program ulang bak mandi air panas untuk mempertahankan suhu yang lebih rendah.

2. Rasakan air dengan siku sebelum masuk ke bak mandi. Bagian tubuh ini lebih peka terhadap suhu dibandingkan tangan atau kaki.

3. Batasi waktu dalam bak mandi air panas selama 10 menit atau kurang.

4. Pantau suhu air dengan mencelupkan termometer di bak mandi air panas.

5. Pantau suhu tubuh agar tidak terlalu panas.

6. Perhatikan tanda-tanda peringatan seperti bumil menjadi tidak nyaman atau tubuh berhenti berkeringat.

Sumber:

http://americanpregnancy.org/pregnancy-health/hot-tubs-during-pregnancy/

https://www.babycentre.co.uk/x546741/is-it-safe-to-have-hot-baths-during-pregnancy