Kebahagiaan yang tertunda

Oleh astri anisa 25 Feb 2014

Dear diary….

dear baby..

Saat tahu mama hamil kamu tak terbayangkan rasa bahagianya, tentu saja rasa khawatir, rasa takut juga membuncah bersamaan. Bahagia karena tak lama lagi mama akan jadi seorang ibu, khawatir dan takut apakah kamu akan baik-baik saja, apakah mama bisa jadi mama yang “sempurna” bagimu. Tiap bulan pun tak sabar rasanya menemui dokter untuk melihat perkembanganmu…and yesss i’m totally in love with you saat pertama kali melihatmu, meski kamu masih berbentuk kepingan.

Tiga bulan, empat bulan aaahh kamu memberikan rasa mual yang hebat ke mama, tapi tak apa biar mama yang sakit asal kamu baik-baik saja, tapi maaf mama tidak bisa memberimu asupan lain selain susu dan nasi saja.  Bulan ke enam kita bertemu, dokter berulang-ulang menggerakkan alat USG, perasaan mama bilang ada yang tidak beres dan benar ternyata kamu “tidak sempurna” dan mama diberi pilihan untuk melepasmu.

Tidak !! mama tegas menjawab, sebentar lagi #7bulanan mu, akan kukirimkan doa agar kamu baik-baik saja. Mama percaya mukjizat Tuhan. Meski sederhana hanya Nasi kotak yang dibagi ke tetangga, tapi di situ terselip doa agar kamu bisa lahir sehat dan sempurna. Namun Tuhan punya rencana lain, kamu harus berpulang. Kamu adalah kebahagiaan mama yang tertunda. Tapi mama akan selalu mencintaimu