Kebutuhan Nutrisi bagi Ibu Hamil

Oleh Sunandar 09 Mar 2012

Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil mutlak diperlukan untuk menentukan tumbuh kembang anak sejak masa dalam kandungan. Berbagai perubahan fisiologi, anatomi maupun metabolisme terjadi selama masa kehamilan yang disebabkan perubahan hormonal. Salah satu perubahannya adalah kemampuan ginjal yang menurun dalam menyerap kembali zat gizi dibanding sebelum masa kehamilan, selain itu perubahan pada plasenta yang berfungsi menyuplai zat gizi kepada janin.

Sejak awal masa kehamilan, terjadi penyesuaian untuk mempersiapkan pertumbuhan janin, persalinan, dan menyusui. Selama proses menyusui, bayi mendapat konsumsi zat gizi dari ibu, namun jika selama kehamilan konsumsi zat gizi tidak mencukupi maka cadangan zat gizi ibu yang akan digunakan. Cara paling mudah untuk memantau status gizi ibu hamil dengan melakukan penimbangan berat badan secara berkala. Kenaikan berat badan pada hakekatnya merefleksikan asupan gizi ibu. Pemeriksaan antenatal sebaiknya dilakukan agar status gizi ibu dapat diatur.

Kebutuhan nutrisi untuk tambahan energi pada ibu hamil lebih besar dibandingkan ibu tidak hamil dan tidak menyusui. Sumber nutrisi dalam makanan sehari-hari berasal dari karbohirat, lemak dan protein. Pada umumnya bagi ibu hamil, dianjurkan proporsi karbohidrat sebesar 50-60%, proporsi lemak sebesar 20-25%, dan proporsi protein 10-15% dari total energi. Selain itu tambahan serat yang terdapat pada buah, kacang, dan sayur perlu juga dikonsumsi untuk mencegah sembelit/konstipasi.

Kebutuhan nutrisi lainnya bagi ibu hamil adalah tambahan vitamin dan mineral yang berfungsi agar proses tumbuh kembang janin berlangsung optimal. Kekurangan vitamin dan mineral pada ibu hamil dapat mengakibatkan anemia dan hipertensi sedangkan pada janin dapat mengakibatkan bayi lahir mati, prematur, dan kekebalan tubuh bayi rendah. Hal yang perlu diperhatikan pada saat ibu hamil yaitu tercukupinya kebutuhan zat besi sehingga terhindar dari anemia. Menurut WHO, 40% kematian ibu dinegara berkembang disebabkan oleh anemia selama kehamilan. Bagi bayi agar terhindar dari resiko kelainan bawaan otak, tulang kepala, dan sumsum tulang belakang dengan memberikan asam folat (salah satu golongan vitamin B kompleks). Pemberian suplemen asam folat sebaiknya diberikan 0,4 mg/hari selama tiga bulan sebelum konsepsi (pembuahan) dan trimester pertama kehamilan.

Kebutuhan nutrisi pada remaja yang hamil lebih besar daripada perempuan dewasa agar pertumbuhan diri dan janinnya berlangsung optimal. Karena remaja dengan kehamilan yang terjadi kurang dari dua tahun pasca menarche (pertama kali mendapatkan haid) mempunyai peluang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan bayi yang dilahirkan ibu berusia dewasa).

http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/