Kenali Lebih Dekat Preeklampsia, Ketahui Risikonya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2019

Sahabat NUB,

Preeklampsia adalah suatu kondisi yang terjadi hanya selama kehamilan. Kondisi ini biasanya terjadi setelah minggu ke 20 kehamilan, ditandai dengan sejumlah gejala antara lain tekanan darah tinggi dan protein dalam urin.

Tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak selalu mengindikasikan preeklampsia, karena mungkin merupakan tanda masalah lain. Data menunjukkan, preeklampsia mempengaruhi setidaknya 5-8% kehamilan.

Preeklampsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plasenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi maupun ibu. Plasenta merupakan organ yang khusus dibentuk saat kehamilan dan berfungsi sebagai pemasok makanan maupun oksigen dari ibu ke janin.

Makanan dan oksigen didistribusikan melalui aliran darah, oleh karena itu untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan janin, plasenta membutuhkan pasokan aliran darah yang besar dan konstan.

Namun pada ibu yang mengalami preeklampsia, plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup. Hal ini terjadi diperkirakan akibat plasenta yang tidak bekerja dengan baik untuk menyalurkan aliran darah tersebut, kemudian mengganggu pembuluh darah dan tekanan darah pada ibu.

Preeklampsia dapat menyebabkan plasenta tidak mendapatkan aliran darah yang cukup yang seharusnya didistribusikan ke janin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena janin tidak mendapatkan cukup makanan dari ibu.

Masalah yang sering muncul pada janin akibat ibu mengalami preeklampsia adalah berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Hal ini bahkan dapat mengakibatkan masalah pertumbuhan saat anak sudah lahir, seperti gangguan fungsi kognitif, masalah penglihatan dan pendengaran pada anak.

Tidak semua ibu hamil mengembangkan preeklampsia. Namun ada sejumlah risiko yang menyebabkan preeklampsia kehamilan, antara lain:

1. Hamil pertama kali

2. Pernah memiliki pengalaman sebelumnya dengan hipertensi gestasional atau preeclampsia

3. Memiliki saudara perempuan dan ibu yang mengalami preeklampsia

4. Hamil kembar

5, Hamil di bawah usia 20 tahun dan lebih tua dari 40 tahun

6. Memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal sebelum kehamilan

7. Bertubuh gemuk atau BMI 30 (atau lebih besar)

Preeklampsia biasanya muncul disertai gejala. Untuk preeklamsia ringan, gejala yang muncul antara lain tekanan darah tinggi, retensi air, dan protein dalam urin.

Sedangkan preeklamsia berat ditandai dengan sakit kepala, penglihatan kabur, ketidakmampuan untuk menoleransi cahaya terang, kelelahan, mual atau muntah, jarang berkemih, nyeri di perut kanan atas, sesak napas, dan kecenderungan kulit gampang memar.

Segera hubungi dokter jika ibu hamil mengalami penglihatan kabur, sakit kepala parah, sakit perut, dan atau buang air kecil sangat jarang.

Deteksi Preeklampsia

Preeklampsia biasanya diketahui saat pemeriksaan kehamilan rutin, mencakup pengecekan tekanan darah, kadar urin, dan tes darah.

Jika mencurigai preeklampsia, dokter mungkin juga akan melakukan tes-tes lain, misalnya memeriksa fungsi-fungsi pembekuan ginjal dan darah; pemindaian ultrasound untuk memeriksa pertumbuhan bayi; dan pemindaian Doppler untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta.

Lantas, apakah preeklampsia dapat diobati? Perawatan kondisi ini tergantung pada seberapa dekat dengan tanggal persalinan. Jika telah memasuki usia persalinan dan kondisi bayi memungkinkan, dokter mungkin menyarankan untuk secepatnya mengeluarkan janin atau mempercepat persalinan.

Jika kondisi preeklampsia ringan dan bayi belum mencapai perkembangan penuh, dokter mungkin akan merekomendasikan sejumlah hal berikut ini:

Beristirahat, berbaringlah miring ke kiri untuk mengambil beban bayi dari pembuluh darah utama bumil.

Mengonsumsi lebih sedikit garam

Minum setidaknya 8 gelas air sehari

Mengubah pola makan dan memasukkan lebih banyak protein

Jika bumil mengalami preeklampsia berat, dokter mungkin meresepkan obat tekanan darah sampai dipandang cukup aman untuk melahirkan. Dalam kondisi ini bumil biasanya disarankan lebih banyak istirahat di tempat tidur, melakukan perubahan pola makan, dan mengonsumsi suplemen.

Apa risikonya jika preeklampsia tak ditangani dengan baik?

Jika preeklampsia tidak ditangani dengan cepat dan benar, itu dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu seperti gagal hati atau ginjal dan masalah kardiovaskular di masa depan.

Preeklampsia yang tidak ditangani juga dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa, yaitu eklampsia - bentuk preeklampsia parah yang menyebabkan kejang pada ibu, dan Hellp Syndrome (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah), kondisi yang biasanya terjadi pada akhir kehamilan yang mempengaruhi pemecahan sel darah merah, pembekuan darah, dan fungsi hati untuk wanita hamil.

Sebagian besar bumil masih dapat melahirkan bayi yang sehat jika preeklampsia terdeteksi dini dan diobati dengan perawatan kehamilan secara teratur.

Lantas, apakah preeklampsia bisa dicegah? Sayangnya hingga kini tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklampsia. Namun ada sejumlah saran yang dapat meminimalkan risiko, misalnya:

1.Gunakan sedikit atau tanpa garam tambahan dalam makanan

2. Minumlah air dalam jumlah cukup, misalnya 6-8 gelas air sehari.

3. Hindari mengonsumsi makanan digoreng dan makanan siap saji yang banyak mengandung garam.

4. Istirahat yang cukup.

5. Berolahraga secara teratur.

6. Posisikan kaki lebih tinggi dari tubuh beberapa kali dalam sehari.

7. Teratur memeriksakan kehamilan

Referensi

https://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/preeclampsia/

https://www.webmd.com/baby/guide/preeclampsia-eclampsia#1