Masalah pada Kulit Selama Kehamilan dan Solusinya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Jul 2020

Kehamilan tak jarang memicu masalah kulit, seperti jerawat, munculnya bercak-bercak gelap di wajah, atau gatal karena ruam yang muncul di sekitar tanda stretch di perut. Kehamilan memang dapat menyebabkan banyak gejala aneh, dan kulit bumil tidak kebal terhadap perubahan hormon yang terhadi selama kehamilan. Untungnya, meski menjengkelkan, sebagian besar kondisi ini tidak berbahaya dan akan mereda setelah bumil melahirkan.

Masalah kulit yang terjadi selama kehamilan umumnya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu terkait hormon, masalah kulit sudah ada sebelumnya, dan gangguan kulit terkait kehamilan.

Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan sejumlah kondisi kulit ringan, seperti striae gravidarum (stretch mark); hiper-pigmentasi (misalnya melasma); dan perubahan rambut, kuku, dan pembuluh darah. Sedangkan kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis, infeksi jamur, tumor kulit) dapat berubah selama kehamilan. Kondisi kulit terkait kehamilan misalnya papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan, prurigo kehamilan, kolestasis kehamilan intrahepatik, pemphigoid gestationis, impetigo herpetiformis, dan folikulitis pruritus kehamilan.

Mari kita kenali lebih dekat beberapa masalah kulit paling umum yang muncul selama kehamilan dan cara mengatasinya. Simak dalam uraian berikut ya Bunda

1. Melasma dan linea nigra

Kedua kondisi kulit jinak ini hasil dari peningkatan pigmentasi yang disebabkan oleh lonjakan hormon kehamilan. Melasma, juga dikenal sebagai “topeng kehamilan menyebabkan bercak-bercak gelap muncul di wajah, misalnya hidung dan pipi. Sedangkan linea nigra adalah garis gelap yang dapat terbentuk antara pusar dan area kemaluan selama kehamilan. Hampir 75 persen bumil memiliki topeng kehamilan, dan 90 persen akan melihat linea nigra.

Peningkatan pigmentasi ini dapat mempengaruhi area tubuh yang lebih berpigmen. Banyak wanita melaporkan bintik-bintik atau areola yang jauh lebih gelap dari biasanya. Dan semakin gelap warna kulit bumil, maka perubahan itu makin terlihat.

Kondisi kulit itu memang tidak sepenuhnya dapat dicegah, namun pemakaian tabir surya pada wajah dapat membantu mengurangi efeknya. Jangan khawatir, kedua kondisi kulit ini umumnya akan memudar setelah persalinan.

2. Stretch mark

Bisa dibilang hampir setiap bumil akan mengalami stretch mark, yaitu garis-garis kemerahan yangmerambatdi payudara atau perut. Tanda ini cenderung muncul jika terjadi kenaikan berat badan dengan cepat. Namun, munculnya stretch mark tak jarang juga karena faktor genetika.

Setelah persalinan, stretch mark akan berubah menjadi keperakan atau putih samar. Stretch mark dapat dicegah dengan menjaga kulit tetap lembab, misalnya mengoleskan cocoa butter atau lotion.

3. Jerawat

Keluhan kuiit paling umum selama kehamilan adalah jerawat. Hormon dalam tubuh dapat menyebabkan kelenjar minyak mengeluarkan lebih banyak minyak, yang memicu munculnya jerawat. Solusinya: Cobalah bersihkan wajah dengan sabun muka, pagi dan sore hari. Jika jerawat sudah sampai taraf mengganggu, bicarakan dengan dokter kulit untuk menemukan solusi yang tepat. Jerawat ini umumnya akan menghilang setelah persalinan.

4. Papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan (PUPPP)

Ruam gatal yang sering terjadi selama kehamilan (PUPPP) alias papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan, merupakan jenis ruam kehamilan yang paling umum. Bercak merah dan gatal ini muncul di sekitar tanda peregangan - biasanya menjelang akhir kehamilan ketika perut paling teregang - dan dapat menyebar ke lengan, kaki, dan bokong.

Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi cukup mengganggu. PUPPP akan hilang setelah persalinan. Namun jika gatal tak tertahankan, ada krim yang dapat menghilangkan rasa gatal dan mencegahnya menyebar. Krim ini aman untuk ibu dan calon bayi.

5. Kolestasis kehamilan

Meski kulit gatal relatif umum pada kehamilan, namun jangan diabaikan, apalagi jika rasa gatal itu intens. Kolestasis kehamilan adalah penyakit hati yang dihasilkan dari tingginya jumlah hormon kehamilan yang mempengaruhi aliran empedu normal di kantong empedu. Kondisi ini terjadi pada trimester ketiga dan dapat menyebabkan gatal hebat di seluruh tubuh.

Rasa gatal kerap memburuk di telapak tangan dan telapak kaki dan menyebabkan bumil gelisah dan sulit tidur. Kolestasis kehamilan juga dapat disertai dengan ikterus (perubahan warna kuning pada kulit dan mata).

Tes darah sederhana dapat memverifikasi apakah bumil memiliki kolestasis kehamilan, dan kondisi ini dapat diobati. Persalinan dapat membantu menyembuhkan kondiisi ini.

Referensi

https://www.aafp.org/afp/2007/0115/p211.html

https://utswmed.org/medblog/pregnancy-rash-skin-conditions/

https://www.acog.org/patient-resources/faqs/pregnancy/skin-conditions-during-pregnancy