Penggunaan antibiotik selama kehamilan

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 31 Jul 2018

Sahabat nutrisi,

Kehamilan pastinya merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh banyak pasangan. Akan tetapi ada banyak yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan agar bayi lahir sempurna dan ibu dalam keadaan sehat.

Selain merupakan saat yang rentan bagi perempuan, sepanjang kehamilan terdapat berbagai tantangan, termasuk infeksi penyakit. Infeksi selama masa kehamilan dapat disebabkan oleh virus atau bakteri.

Dampak yang timbul akibat infeksi tentu saja tidak dapat diabaikan, karena dapat membahayakan. Bukan hanya pada ibu, tetapi juga terhadap janin. Dokter Diana Sunardi, M.Gizi, SpGK, dalam artikel yang berjudul ‘Antibiotik pada kehamilan’, mengatakan bahwa infeksi di saat hamil dapat mengganggu kesehatan organ reproduksi ibu, juga mengganggu perkembangan janin. Sehingga berrisiko menyebabkan kematian, baik pada janin maupun ibu sendiri.

Pada prinsipnya, mengobati penyakit akibat infeksi pada ibu hamil adalah dengan memikirkan pengobatan yang tepat untuk penyakit tersebut. Terdapat beberapa pilihan, dan untuk itulah dilakukan evaluasi keamanan pilihan terapi atau obat bagi ibu dan janinnya.

Antibiotik merupakan pilihan utama untuk penyakit infeksi akibat bakteri, akan tetapi pemberian antibiotik saat kehamilan berisiko bagi janin dalam kandungan. Karena terdapat zat-zat tertentu dalam antibiotik yang dapat membahayakan tumbuh kembang janin. Utamanya pada trimester pertama kehamilan.

Untuk itulah, pemberian antibiotik untuk ibu hamil haruslah dilakukan setelah terdapat indikasi yang jelas. Ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum memutuskan mengonsumsi antibiotik, dan hanya antibiotik yang telah diresepkan dokter.

Risiko yang dapat timbul dari konsumsi antibiotik saat kehamilan adalah pertumbuhan janin yang tidak normal dan bayi lahir cacat, atau yang disebut dengan teratogenik. Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan keamanan antibiotik, seperti jenis antibiotik, usia kandungan, jumlah antibiotik dan lama konsumsi. Itulah sebabnya konsultasi dengan dokter kandungan mutlak dilakukan.

Referensi :

  1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III LC, Wenstrom KD dkk, Teratology, Drugs, and Others Medication dalam : Williams Obstetrics. McGraw-Hills 2007

  2. Briggs GG, Freeman RK, Yaffe A. Drugs in Pregnancy and Lactation: 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005

  3. Knothe H, Dette GA, Antibiotics in Pregnancy: Toxicity and Teratogenicity, Infection 13 (1985) Nr. 2 hal 3–5