Tips Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 10 May 2020

Mungkin banyak ibu hamil dan menyusui ingin menjalankan puasa Ramadan. Keputusan untuk berpuasa saat hamil dan menyusui sebaiknya didiskusikan dengan dokter karena kondisi setiap orang berbeda-beda. Riset soal dampak berpuasa pada kehamilan juga bervariasi.

Boleh atau tidak menjalankan ibadah puasa selama kehamilan mungkin tergantung pada faktor-faktor tertentu, seperti trimester kehamilan juga kondisi medis yang sudah ada selama kehamilan, yang bisa berdampak pada ibu dan janin. Penelitian masih berlangsung di bidang ini, meski para ahli bisa beda pendapat mengenai boleh atau tidak ibu hamil berpuasa.

Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa selama bulan Ramadan mungkin memiliki plasenta yang lebih kecil dan atau bayi dengan berat lahir yang sedikit lebih rendah, dibandingkan dengan wanita yang tidak berpuasa. Puasa juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika Ramadan jatuh selama musim panas.

Air memainkan peran penting dalam perkembangan calon bayi di dalam kandungan. Jadi jangan sampai puasa membuat Bunda kekurangan cairan. Dehidrasi dapat menyebabkan cairan ketuban rendah, persalinan prematur dan cacat lahir. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya apa dampak puasa terhadap kesehatan dan perkembangan bayi dan apa implikasinya bagi kesehatan anak di kemudian hari.

Perlu diketahui, kehamilan adalah waktu yang cukup berat bagi tubuh ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan. Selama kehamilan, jumlah cairan yang dibutuhkan bumil dapat bertambah satu atau dua gelas ekstra sehari.

Bagaimana halnya dengan puasa selama menyusui? Sebagian besar ahli sepakat bahwa puasa tidak memengaruhi produksi ASI atau mengganggu kesehatan ibu atau bayi jika keduanya dalam kondisi sehat.Ibu harus meningkatkan asupan cairan sebelum memulai puasa dan membatasi olahraga intensif selama berpuasa untuk menghindari membakar terlalu banyak kalori yang tidak perlu.

Menurut Dr Febriansyah Darus SpOG dalam sebuah diskusi yang berjudul ‘Love Your Pregnancy’ di Jakarta yang diadakan oleh Sari Husada, berpuasa bagi Bunda yang sedang hamil dan menyusui diperbolehkan dan tidak membahayakan kehamilan maupun produksi ASI. Hanya saja, ada beberapa kondisi di mana Bunda yang sedang hamil dan menyusui memang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, yaitu mengidap diabetes, hipertensi, kelainan ginjal kronis, dehidrasi parah dan prndarahan saat kehamilan.

Usia kehamilan yang aman untuk menjalankan puasa sebaiknya memasuki trimester kedua atau usia kehamilan 14 - 27 minggu. Di usia kehamilan ini tubuh sudah menyesuaikan diri, umumnya tidak ada lagi morning sickness yang memicu mual dan muntah selama kehamilan.

Berikut ini tips bagi Bunda yang sedang hamil dan menyusui selama berpuasa agar puasanya tetap lancar dan tubuh tetap sehat. Silakan simak ya:

  1. Upayakan komposisi makanan terdiri dari 50% karbohidrat, 30% protein dan 20% lemak. Untuk Ibu menyusui tetap membutuhkan tambahan 500 kalori per hari.
  2. Konsumsi makanan yang memiliki kadar air tinggi seperti buah-buahan, sayuran, sup, semur dan bubur dalam makanan sahur. Hindari terlalu banyak konsumsi makanan asin, terutama saat sahur karena bisa memicu rasa haus.
  3. Ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen (asam folat dan vitamin D) dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang sehingga bumil dan janin mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkan.
  4. Konsumsi makanan yang melepaskan energi secara perlahan (makanan indeks glikemik rendah) seperti pasta gandum, roti gandum, sereal berbasis gandum dan bekatul, kacang-kacangan dan kacang tanpa garam, terutama saat sahur.
  5. Cukupi asupan cairan dengan mengonsumsi air putih setidaknya 2 liter per hari.
  6. Penuhi asupan Vitamin C dan Zinc untuk menambah daya tahan tubuh.
  7. Hindari konsumsi gula berlebih karena akan mengakibatkan insulin shock yang membuat tubuh lemas.
  8. Lakukan olahraga ringan secara teratur.
  9. Cukup istirahat dan jangan memaksakan diri

Meski berpuasa bisa dijalankan oleh ibu hamil dan menyusui, namun saat terjadi situasi tertentu, jangan ragu untuk membatalkannya segera. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain merasa sangat haus atau urin berwarna gelap, pusing, sakit kepala, kelelahan, mulut kering dan jarang buang air kecil (kurang dari tiga atau empat kali sehari).

Jika Bunda merasa pusing, pingsan, lemah, bingung atau lelah selama puasa, bahkan setelah istirahat, maka segeralah berbuka puasa dengan minuman manis, untuk menggantikan gula dan cairan yang hilang.

Kelaparan yang berkepanjangan saat menyusui harus dihindari karena dapat mengurangi jumlah ASI, yang seiring waktu dapat memperlambat kenaikan berat badan Si Kecil. Mengikuti pola makan menyusui penting untuk dijaga demi optimalnya pemenuhan zat gizi Si Kecil, terutama jika ia masih mengandalkan ASI ibunya sebagai sumber makanan utama.

Referensi

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Kehamilan-dan-Menyusui/Kehamilan/Berpuasa-Saat-Hamil-dan-Menyusui-dan-Kiat-kiatnya

https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fasting-while-pregnant-breastfeeding/

https://www.babycentre.co.uk/a1028954/fasting-in-pregnancy

https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/nutritionforpregnancy/ramadanpregnancy.html?

dr Hari Nugroho, SpOG, dikutip darihttps://health.detik.com/ibu-hamil/d-2959925/ibu-hamil-ingin-berpuasa-sebaiknya-saat-trimester-ii-kehamilan