Tolak Depresi, Hamil 7 Bulan Tetap Happy

Oleh Sary Melati 12 Feb 2014

 

Dear diary,

Aku baru saja pulang dari acara syukuran 7 bulanan Mama Kenny. Kenny itu teman sekolah Moses di TK. Mamanya sedang mengandung anak kedua. Acaranya ramai sekali. Mama Kenny kelihatan sehat, bahagia. Sangat menikmati masa kehamilannya.

Diary, aku jadi ingat waktu hamil Maira 7 bulan. Kondisiku jauh berbeda dengan Mama Kenny. Waktu itu aku sakit-sakitan dan harus bedrest. Dokter menyuruhku tiduran terus sepanjang hari.

Aku stres dan nyaris depresi, Diary. Aku gak berdaya karena ada pendarahan di mulut rahim. Aku juga terkena batuk kering dan suhu tubuhku panas sekali.

Tapi demi bayi di dalam perut, aku bertekad menepis semua perasaan gak nyaman itu. Kalau aku membiarkan perasaan dan pikiranku dikuasai rasa gak nyaman, aku khawatir akan mempengaruhi perkembangan bayi di dalam perut.

Aku sengaja menandatangani kontrak pekerjaan dengan sebuah agency. Tujuannya supaya pikiran dan perasaanku tetap positif, Diary. Toh, semua pekerjaan itu bisa kulakukan dari atas tempat tidur. Sambil berbaring, pula.

Dear diary, keputusan menerima kontrak kerja itu ternyata tepat sekali. Tanpa terasa, aku berhasil melewati masa hamil 7 bulan yang gak nyaman. Perjuanganku menolak stres dan depresi saat hamil 7 bulan, berhasil! Hamilku tetap happy, meskipun sakit dan harus bedrest. Tambah happy karena bayiku lahir sehat dan lucu.