Berjuang Demi ASI Eksklusif

Oleh Bang Aswi 14 Mar 2012

Ibu adalah sekolah yang paling pertama dan utama, jika dipersiapkan akan membentuk generasi-generasi yang hebat ~ Pepatah Arab

Kesehatan Bunda begitu kompleks, yaitu meliputi persiapan kehamilan, masa kehamilan, proses melahirkan, hingga masa menyusui. Masing-masing masa itu sama-sama penting dan tidak boleh diabaikan. Jadi, tidak ada istilah bahwa masa kehamilan jauh lebih diutamakan daripada mempersiapkan kehamilan. Tidak ada yang dilebihkan dari semua masa itu. Dan dari semua masa itu, masih saja ada orang yang belum memahami betapa pentingnya nutrisi bagi sang Bunda. Wajar jika kemudian Sari Husada mengadakan Lomba Blog NuB bertema “Ayo Dukung Bunda: Kesehatan Bunda Kesehatan Kita” agar bisa mengajak semua masayarakat untuk mendukung kesehatan Bunda. Inilah program Nutrisi untuk Bangsa yang amat luar biasa.

Dari keempat masa kesehatan Bunda, sosok itu mencoba menggali lebih dalam tentang masa menyusui. Sosok itu percaya bahwa ada banyak orang yang telah membahas lebih dalam tentang pentingnya kesehatan Bunda pada masa persiapan kehamilan, masa kehamilan, dan proses melahirkan. Ada beberapa alasan mengapa sosok itu lebih memilih masa menyusui daripada tiga masa lainnya. Salah satunya adalah beberapa mitos atau kebiasaan yang salah setelah melahirkan dan saat menyusui, namun telah menjadi budaya sehingga dianggap mitos atau kebiasaan itulah yang benar. Semoga, tulisan yang disajikan apa adanya ini bisa memperkaya pengetahuan kita semua tentang kesehatan Bunda dan juga sang bayi yang baru dilahirkan.

Sosok itu amat miris membaca sebuah berita di Kompas Cyber Media, 6 November 2007, yang menyatakan bahwa setiap hari 430 balita di Indonesia meninggal (The World Health Report, 2005). Padahal, salah satu cara untuk mencegah angka kematian bayi itu adalah dengan segera memberikan Air Susu Ibu (ASI) atau dikenal dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Dr Utami Roesli, Ketua Sentra Laktasi Indonesia, mengatakan jika bayi diberi ASI ekslusif selama enam bulan dan diteruskan hingga 11 bulan, lalu diberi makanan keluarga setelah usia 11 bulan maka jumlah balita yang meninggal bisa ditekan hingga 41 persen. Dan sosok itu yakin bahwa tidak banyak ibu yang tahu bahwa metode IMD di beberapa negara sudah diperkenalkan sejak 1987, namun Indonesia baru mengenalnya dua atau tiga tahun terakhir ini.

Sosok itu kemudian mengingat kembali semua peristiwa masa lalu, khususnya menjelang dan setelah kelahiran putri pertamanya, Bintan Fathikhansa. Bintan dilahirkan secara normal di RS Muhammadiyah Bandung pada 10 Januari 2004 yang prosesnya dibantu oleh bidan. Yang dilakukan bidan setelah Bintan keluar adalah membersihkan dan langsung meletakkannya pada dada Sang Belahan Jiwa. Inilah metode IMD yang bertujuan memberikan kesempatan pada bayi dan ibunya segera berinteraksi setelah proses kelahiran. Pada proses itu, Bintan kecil akan mencari sendiri puting umminya dan mulai menyusu. Waktu normal sang bayi dapat menyusu sendiri adalah satu jam.

Pada proses IMD itu, sebenarnya Bintan kecil sedang diperkenalkan dengan payudara umminya karena di hari-hari pertama kehidupannya ia belum memerlukan cairan. Tujuan dari perkenalan pada puting susu umminya itu agar Bintan kecil dapat belajar minum agar nantinya ia terbiasa menyusu. Pelajaran paling penting dari proses ini adalah bagaimana menentukan posisi puting susu sang ibu dan mulut sang bayi, bukan posisi sang ibu dan tubuh bayi saat menyusu. Dada sang ibu pun telah diciptakan sedemikian canggihnya daripada inkubator, yaitu memiliki suhu yang lebih hangat dari suhu luar dan bisa menyesuaikan diri dengan suhu yang dibutuhkan bayi. Jika suhu dada ibu terlalu dingin untuk bayi, suhu dada ibu akan naik. Demikian pula sebaliknya.

Nah, pada peristiwa menyusu tersebut stres pada bayi akibat trauma dikeluarkan dari rahim turun 50 persen dan kekebalannya meningkat 50 persen. Hal ini terjadi karena sang bayi akan mendapat kolostrum yang kaya akan antibodi. Kolostrum penting untuk pertumbuhan dan ketahanan infeksi bayi karena kandungan vitaminnya dan hanya terdapat pada ASI pada 14 hari pertama. Bagi sang ibu, tingkat stresnya menurun hingga 70 persen karena proses menyusu itu akan merangsang produksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi pendarahan.

Jika selama di dalam rahim sang bayi dilindungi oleh ari-ari, di luar rahim fungsi tameng ari-ari itu digantikan oleh ASI. ASI melindungi bayi dari gangguan usus dan pencernaan, serta memperkecil kemungkinan keluhan alergi. Bayi yang sering buang air di bulan pertama tidak perlu dikhawatirkan karena di dalam kolustrum terdapat pencahar. Dengan ASI, bayi jadi tumbuh optimal dan lebih sehat, tidak kegemukan atau terlalu kurus. Penelitian yang dilakukan pada 1993 mengungkapkan, di usia 7 tahun, anak memiliki IQ dengan poin 8,3 lebih tinggi. Inilah bukti bahwa menyusui bayi dengan ASI tidak hanya meningkatkan kesehatan bayi tetapi juga meningkatkan IQ-nya. Bahkan, keuntungan dari aktivitas menyusui ini juga bermanfaat bagi sang ibu di kemudian hari seperti mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan kanker.

Dari sebuah penelitian, dengan IMD delapan kali ternyata lebih berhasil menyukseskan program enam bulan ASI eksklusif. Bahkan, sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa menunda inisiasi menyusui dapat meningkatkan kematian bayi. Dengan IMD, dapat mengurangi resiko kematian bayi hingga 22 persen. Dan resiko ini akan semakin besar ketika semakin lama menunda permulaan penyusuan.

Sang Belahan Jiwa adalah sosok wanita karir. Setiap hari, dia harus bekerja pada bagian Radiologi di RS Muhammadiyah Bandung. Oleh karena itulah tidak sampai sebulan setelah melahirkan Bintan, ia harus kembali bekerja. Fungsi sosok itu untuk mendukung program ASI ekslusif pun mulai ditantang. Alhamdulillah sosok itu sedang tidak bekerja di kantor melainkan masih berkelana sebagai tenaga freelance, baik sebagai penulis, editor, maupun desainer grafis. Program ASI eksklusif pun mulai bergulir dan semoga tidak menemui hambatannya.

ASI eksklusif dapat meningkatkan ikatan kasih sayang antara Sang Belahan Jiwa dan Bintan kecil. Jika di dalam kandungan Bintan kecil merasa aman dan terlindungi di dalam rahim, kini ketenteraman itu diperolehnya lewat kontak kulit ke kulit dengan umminya. Ia pun tetap bisa mendengar detak jantung umminya kala ia tengah menyusu. Karena merasa aman, dilindungi, dan dicintai, sosok itu berharap Bintan kecil akan tumbuh sehat, cerdas, dan mandiri. Bukan hanya itu, lewat ASI eksklusif pula Sang Belahan Jiwa jadi tahu, apakah Bintan kecil akan tahan atau tidak pada jenis makanan tertentu.

Dr Utami Roesli menegaskan bahwa peran suami amat menentukan saat pemberian ASI eksklusif itu, yaitu 50 persennya ditentukan oleh keberadaannya. Salah satu perannya adalah bagaimana agar sang ibu tidak gelisah dan pikirannya tenang. Jika gelisah, ASI bisa jadi tidak keluar. Inilah yang dilakukan oleh sosok itu untuk mendukung agar Bintan kecil mendapatkan ASI eksklusif dari umminya. Selain mempersiapkan sumber asupan bagi Sang Belahan Jiwa atau mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh Sang Belahan Jiwa, sosok itu pun kemudian menjadi Kurir ASI. Ya, kurir untuk menjemput dan mengantarkan ASI.

Di sinilah proses ASI perah yang bisa dilakukan. Sang Belahan Jiwa dapat menyediakan ASI secukupnya dengan cara memompa payudaranya saat berada di kantor menjelang Bintan kecil akan meminta ASI. ASI tersebut diletakkan di dalam botol dot dengan penutup yang sebelumnya telah direbus agar steril. Sosok itu pun kemudian menjemput botol dot itu dan segera kembali lagi ke rumah untuk diberikan pada Bintan kecil. Inilah yang dilakukan oleh sosok itu untuk mendukung program ASI eksklusif bagi Bintan. Perlu diketahui bahwa ASI perah itu dapat bertahan selama 6-8 jam dan jika disimpan di lemari es dapat bertahan selama 24-48 jam (meski zat antibodinya akan berkurang).

Jika Bintan kecil tidak menghabiskan ASI perah itu, botol dot akan dimasukkan ke dalam lemari es untuk diberikan kembali saat ia membutuhkannya. Itu pun kalau Sang Belahan Jiwa belum pulang karena kalau sudah pulang ya mendingan langsung disusui secara alami. Untuk menghangatkan ASI yang sudah dimasukkan ke dalam lemari es, lebih baik dengan menggunakan kucuran air yang hangat, bukan dengan memasaknya karena akan menghilangkan vitamin, antibodi, dan zat-zat penting lainnya.

Alhamdulillah, dengan program seperti itu, Bintan kecil akhirnya dapat diberikan ASI eksklusif selama 4 (empat) bulan penuh. Meski target 6 bulan tidak tercapai, tetapi itulah hasil maksimal yang sudah sosok itu dan Sang Belahan Jiwa usahakan. Apa yang telah dilakukannya itu kini sudah mulai berbuah. Bintan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sehat. Hubungan batin antara Bintan dan umminya pun begitu dekat dan sensitif, juga dengan abinya. Begitu pula dengan pola makan dan makanannya. Apa yang disukai Sang Belahan Jiwa, cenderung disukai oleh Bintan, begitu pula sebaliknya. ASI adalah nutrisi terbaik bagi Bintan dan tentunya juga bagi semua bayi yang ada di Indonesia. Inilah Nutrisi untuk Bangsa yang harus disosialisasikan. Dengan IMD, kesehatan Bunda dan bayi pun terjaga dengan baik.

Ayo para ibu dan calon ibu Indonesia, jangan sampai kalah dengan ibu-ibu di Amerika Serikat (AS). Fakta luar biasa ditunjukkan oleh para ibu di AS, yaitu jumlah ibu menyusui di sana makin meningkat, bahkan mencapai rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Tercatat sebanyak 3 dari 4 ibu di AS kini telah menyusui bayi mereka (Centers for Disease Control and Prevention, 2008). Ada 77 persen ibu baru yang menyusui bayi mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya kampanye edukasi yang menekankan bahwa ASI lebih baik dari susu formula dalam melindungi bayi dari penyakit dan obesitas anak.[]

=====

Mitos dan Fakta

Mitos : Payudara besar banyak ASI, payudara kecil sedikit ASI.
Fakta : Besar-kecil payudara tidak menentukan banyak-sedikit ASI. Bisa jadi, besarnya itu karena lemak. Tidak perlu takut ASI tak keluar jika payudaranya kecil. Sebetulnya tidak ada ibu yang tidak keluar ASI-nya. Produksi ASI tergantung kebutuhan bayi. Jika bayi kurang minum bukan berarti ibunya tak bisa memproduksi sebanyak yang diminta bayi. Kemungkinan besar karena bayinya yang tak bisa mengambil susu dengan baik, misalnya karena posisi menyusui yang salah. Tapi jika ASI diperah atau diminumkan dengan benar maka ASI tak ada habis-habisnya karena dalam payudara ibu ada “pabrik” ASI (di daerah payudara yang berwarna putih), tempat produksi ASI, yang lalu dialirkan ke “gudang” ASI (di daerah payudara yang berwarna coklat). Karena letak “gudang” itu pula maka puting susu harus masuk ke dalam mulut bayi secara benar. Gusi-gusi bayi menekan daerah coklat di sekelilingnya, bukan cuma putingnya.

Mitos : Terlalu sering memberi ASI, bentuk payudara berubah
Fakta : Payudara berubah bukan karena menyusui, tetapi karena kehamilan. Jadi, jika payudara tidak mau berubah, ya jangan punya anak atau hamil.

Mitos : Pemberian ASI menyebabkan badan sang ibu kurus
Fakta : Justru menyusui bisa membuat badan gemuk. Penelitian menunjukkan, ibu yang memberi ASI eksklusif akan kembali ke berat badan normal lebih cepat. Untuk jangka panjangnya, kemungkinan kena sejumlah jenis kanker juga jadi mengecil.

Mitos : Ibu menyusui perlu diet
Fakta : Ibu menyusui tidak perlu diet apa pun, sepanjang mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Berbagai bahan makanan berserabut semisal sayur, buah, dan kacang-kacangan amat dianjurkan. Sebab, selain baik untuk pencernaan, banyak mengandung cairan. Ibu menyusui perlu banyak cairan. Umumnya, 2 liter cairan per hari.