Memberi ASI bagi Ibu Pekerja

Oleh Ratna Amalia 08 May 2014

Salah satu periode dilematis yang dihadapi oleh ibu pekerja manakala periode cuti melahirkan telah selesai adalah meninggalkan anak di rumah. Ibu mana yang tidak berat hati meninggalkan si kecil yang sedang butuh perhatian. Di sisi lain, kewajiban sebagai pekerja harus tetap dijalankan. Padahal keinginan untuk menyusui masih menggebu terlebih jika produksi ASI lancar tidak bermasalah. Ada kekhawatiran jika ASI tidak dikeluarkan secara teratur di jam-jam menyusui, maka hal tersebut akan mengganggu kelanjutan produktivitas ASI.

Untuk menyiasatinya, kita terapkan saja Manajemen ASI. Ternyata tidak hanya pekerjaan saja yang perlu di"manage”, ASI pun harus di"manage”. Nah berikut langkah-langkahnya :

  1. Menjelang masa cuti hamil, nikmati kebersamaan waktu dengan si kecil salah satunya dengan melakukan breast feeding. Jika si kecil sedang beristirahat sedangkan payudara sudah mengeras karena produksi ASI sudah maksimal, peras ASI dan simpan dalam tempat khusus. Disarankan botol berbahan gelas dengan ukuran sekali konsumsi si kecil misalnya 125ml. Setelah diberi tanggal, simpan dalam lemari pendingin. Semakin sering Anda melakukan ini makin baik, selain menjaga produktivitas ASI; Anda juga punya simpanan ASIP (ASI Perah) dalam jumlah banyak.
  2. Anda juga bisa membekukan ASI. ASI beku masih layak dikonsumsi maksimal hingga 6 bulan kemudian. Sebelum dibekukan, simpan semalam ASI dalam lemari pendingin. Keesokan harinya, baru pindahkan ke bagian pembeku dalam kulkas. Tidak disarankan untuk menyimpan ASI beku di bagian pintu karena bagian tersebut rawan terhadap perubahan suhu mengingat pintu kulkas sering dibuka tutup.
  3. Kira-kira dua minggu sebelum kembali bekerja, mulai biasakan bayi Anda untuk minum ASI melalui botol atau dengan sendok. Tujuannya agar si kecil tidak mengalami bingung puting. Di saat yang bersamaan, baik Anda maupun si kecil, secara tidak disadari sedang melatih persiapan mental karena ada waktu dalam sehari di mana Anda berdua akan berpisah beberapa saat lamanya.
  4. Ketika sudah kembali aktif bekerja, usahakan memeras ASI di jam-jam yang sama ketika Anda di rumah menyusui si kecil. Tujuannya agar jam biologis menyusui Anda tidak berubah. Jika tidak dilakukan secara teratur atau ada perubahan jam dalam memeras ASI dapat berdampak pada produktivitas ASI.
  5. Persiapkan pula alat yang akan dipakai untuk memeras ASI. Sekarang ini tersedia banyak pompa pemeras ASI. Dari alat pompa manual, bertenaga batere bahkan listrik. Tidak dianjurkan untuk berbagi alat peras ASI dengan ibu menyusui lainnya.
  6. Ketika Anda meninggalkan rumah, mulai berikan ASI yang sudah dibekukan dimulai dengan prinsip FIFO (First In First Out) yaitu dimulai dari botol ASI dengan tanda tanggal yang paling lama. Cara mencairkan ASI beku; pindahkan dari bagian pembeku ke chiller dalam kulkas Anda. Keesokan harinya, baru keluarkan ASI untuk dihangatkan. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dimasukkan ke dalam kulkas lagi. Karenanya penting untuk mencermati berapa banyak kebutuhan ASI bayi Anda selama ditinggal.

Dengan pengaturan yang demikian, diharapkan target memberikan ASI eklusif 6 bulan dapat terpenuhi.