Tantangan ASI Ekslusif Ibu Bekerja

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 18 Aug 2015

Sahabat nutrisi,

Menyusui bagi ibu yang bekerja di kantor merupakan tantangan tersendiri. Jika lingkungan kantor sudah terbiasa dengan keadaan ini, tentulah masalah menjadi berkurang sedikit. Setidaknya ibu dapat memerah ASI di ruang khusus, dan juga dapat menyimpan ASI perahnya tanpa sembunyi-sembunyi di kulkas kantor.

Masalah timbul ketika lingkungan kantor tidak mendukung, bisa karena mereka tidak mengetahui pentingnya ASI ekslusif, maupun karena memang mereka tidak mau tahu karena menganggap pemberian dispensasi khusus pada ibu untuk memerah ASI dapat dianggap pilih kasih.

Namun menghadapi hal demikian hendaknya tidak membuat ibu berkecil hati. Teruslah memberi informasi dan pengertian akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Kalau perlu galang dukungan di antara rekan-rekan kerja.

Berikut beberapa tantangan bagi ibu menyusui di tempat kerja dan kiat menghadapinya:

  1. Sering lembur dan mobilitas tinggi. Ketika belum memiliki anak, lembut tidak terlalu menjadi masalah. Akan tetapi sekarang, lembur dan kesibukan yang tinggi membuat agenda memerah dan menyusui menjadi seringkali terbengkalai. Lembur juga membuat ibu sengsara karena merasa bersalah terlalu lama meninggalkan si kecil, terutama di malam hari, ketika seharusnya dia dapat menyusu sebelum tidur. Kiat mengatasinya, ibu dapat meminta mutasi bagian untuk sementara waktu, sampai si kecil tidak menyusui. Memang ASI ekslusif berlangsung selama 6 bulan, namun jika si kecil masih menyusu hingga berumur 2 tahun, kenapa tidak? Jika tidak memungkinkan pindah bagian, pastikan lingkungan kerja tidak membahayakan jiwa dan memengaruhi produksi ASI. Lakukan tindakan preventif seperti mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga stamina tubuh. Minta pengertian atasan dan rekan sekerja, bahwa ibu hanya membutuhkan beberapa menit untuk memerah ASI.
  2. Sering melakukan perjalanan dinas. Dinas ke luar kota maupun ke luar negeri merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar pada beberapa profesi pekerjaan. Kiat mengatasinya adalah jika memungkinkan mintalah pada atasan untuk mendelegasikan tugas kepada orang lain. Jika tidak mungkin, pastikan stok ASI aman selama ibu berada di luar kota atau luar negeri, dan ibu tetap memerah ASI. Atau bawalah si kecil bersama pengasuhnya dalam perjalanan dinas.
  3. Stress. Banyak hal yang dapat memicu stress di tempat kerja. Misalnya saja rekan yang tidak dapat bekerja sama, atasan atau klien yang terlalu menuntut, target kerja yang kaku, tingkat kesulitan yang tinggi, hingga ruangan kerja yang tidak sehat. Kiat mengatasinya adalah dengan jangan terlalu melibatkan emosi saat bekerja, pikirkan tujuan ibu memberikan ASI ekslusif. Fokus pada pekerjaan, positive thinking, jangan dengarkan gosip. Tetaplah disiplin waktu, agar semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu. Letakkan foto si kecil, tanaman ataupun ikan hias di meja kerja. Dapat juga memasang aromaterapi dan camilan sehat.
  4. Tidak ada ruang yang dapat digunakan untuk memerah ASI di kantor. Hal ini sering terjadi. Cuma ada toilet, gudang, pojok pantry, Kiat mengatasinya jika ibu membawa kendaraan pribadi, jadikan mobil ibu sebagai ruang memerah sementara. Pasang penutup jendela, nyalakan AC dan buka sedikit jendela mobil. Alternatif lainnya adalah dengan minta izin atasan untuk menggunakan ruang rapat.
  5. Jarak rumah dan kantor terlalu jauh, sehingga dapat menghabiskan waktu 4 jam perjalanan atau 1 sampai 2 kali waktu memerah ASI. Solusinya jika ibu memiliki anggaran, sewalah kamar kos atau apartemen di dekat kantor selama 3-6 bulan (tergantung kebutuhan). Ibu dapat membawa bayi dan pengasuhnya. Atau ibu dapat mencari lokasi untuk memerah ASI dalam perjalanan, misalnya di mall yang ada ruang menyusui. Jika masih tidak memungkinkan, manfaatkan mobil sebagai ruang laktasi.


Hal yang harus diingat adalah lakukan pembicaraan dan negosiasi dengan pimpinan serta rekan sekerja. Jelaskan mengenai pentingnya ASI ekslusif, program yang ibu jalani dan mengapa ibu harus memerah ASI di jam-jam tertentu. Yakinkan pimpinan bahwa seusai ASI ekslusif usai, semua akan kembali seperti biasa.

Jangan lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan pada pimpinan dan rekan kerja karena dukungan yang telah mereka berikan. Misalnya dengan memberikan kartu ucapan terima kasih berhiaskan foto si kecil.